Ekonomi

KKP Pilih dan Targetkan Maluku Tenggara sebagai Modeling Budi Daya Rumput Laut

Data Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara menunjukkan, luas lahan potensial budi daya rumput laut di wilayah itu sebesar 8,6 ribu hektare (ha), dengan jumlah pembudi daya  2.200  orang.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
07 September 2024
 Kabupaten Maluku Tenggara memiliki luas lahan potensial budi daya rumput laut sebesar 8,6 ribu hektare (ha), dengan jumlah pembudi daya sebanyak 2,2 ribu orang. (Dok. KKP)

PEMERINTAH melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memilih  dan menargetkan Maluku Tenggara sebagai wilayah pengembangan modeling budi daya rumput laut.

 

KKP melakukan hal itu sebagai upaya memenuhi target program hilirisasi rumput laut melalui pengembangan kawasan percontohan atau modeling terutama di kawasan Indonesia Timur, salah satunya di Maluku Tenggara.

 

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan Maluku Tenggara ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo, karena wilayah tersebut merupakan salah satu daerah memiliki potensi besar untuk dikembangkan budidaya rumput laut. 

 

Baca juga: Modeling Budi Daya Rumput Laut Seluas 50 Ha Dibangun di Rote Ndao, NTT

 

“Terlihat dari Data Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara memiliki luas lahan potensial budi daya rumput laut sebesar 8,6 ribu hektare (ha), dengan jumlah pembudi daya sebanyak 2,2 ribu orang yang menggeluti budi daya rumput laut. Artinya ada geliat budidaya rumput laut yang besar dari masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara,” tegas Haeru siaran resmi KKP di Jakarta, Jumat (6/9).

 

Namun, lanjutnya, , kawasan potensi budi daya rumput laut di Maluku Tenggara, lanjut Tebe, baru termanfaatkan sekitar 9,7% saja. KKP hadir melalui program modeling budi daya rumput laut untuk mendorong geliat budi daya rumput laut di sana. 

 

“Saya mendengar rumput laut terbaik di dunia itu salah satunya berasal dari Provinsi Maluku, lalu rumput laut terbaik di Maluku berasal dari Kabupaten Maluku Tenggara. Diperoleh data, musim tanamnya, yakni dari bulan Maret hingga Oktober. Artinya Maluku Tenggara memang cocok untuk dikembangkan budidaya rumput laut,” jelas Tebe, sapaan akrab Haeru.

 

Baca juga: KKP: Bantuan Bibit Pacu Produktivitas Budi Daya Rumput Laut di Pulau Terluar

 

Lebih lanjut, ia mengatakan berdasarkan Satu Data KKP, produksi rumput laut di Maluku Tenggara tidak berpengaruh dengan adanya pandemi covid kemarin, dari tahun 2020 hingga 2023 terus mengalami peningkatan. Tercatat produksi rumput laut di Maluku Tenggara pada tahun 2023 mencapai 40 ribu ton rumput laut basah.

 

Penopang hidup

Dirjen Tebe menjelaskan kembali, masyarakat pesisir Maluku Tenggara banyak yang menopang hidupnya dari budi daya rumput laut. 

 

“Sangat jelas terlihat melalui budidaya rumput laut dapat meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat dan untuk menunjang perekonomian kawasan pesisir,” imbuhnya.

 

Baca juga: Pacu Hilirisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Perbanyak Modeling Rumput Laut

 

Sama seperti pembangunan modeling budi daya rumput laut di Rote Ndao, Tebe menjelaskan, modeling budi daya rumput laut di Maluku Tenggara juga akan dibangun unit produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut. 

 

“Kami sangat berharap Pemerintah Daerah Maluku Tenggara dapat mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan modeling budidaya rumput laut ini dengan baik dan berkelanjutan. Terutama untuk penyediaan SDM yang bisa menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL nantinya,” tegasnya.

 

Penandatangan Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara tentang pengembangan modeling budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara telah dilakukan.

 

Penjabat (Pj.) Bupati Maluku Tenggara, Jasmono yang hadir pada acara tersebut  mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono atas atensinya kepada Maluku Tenggara yang dipercaya dan dipilih untuk mengembangkan program modeling budidaya rumput laut.

 

“Penetapan Maluku Tenggara sebagai lokasi modeling budi daya rumput laut memberikan peluang pelaksanaan pembangunan perikanan berbasis ekonomi biru, yaitu pengembangan perikanan budi daya berorientasi ekspor dengan komoditas unggulan rumput laut. 

 

Melalui modeling budidaya rumput laut berbasis kawasan ini, nantinya akan menjadikan masyarakat pesisir menjadi masyarakat yang produktif,”ucap Jasmono.

 

Jasmono kembali menjelaskan Maluku Tenggara sangat mendukung program modeling budidaya rumput laut yang ramah lingkungan ini dan pihaknya sudah menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengimplementasikan program modeling ini, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pembudidaya rumput laut di Maluku Tenggara, terutama kebutuhan bibit. 

 

“Dengan begitu, adanya modeling budi daya rumput laut ini, geliat budi daya rumput laut di Maluku Tenggara terus tumbuh,” tandas Jasmono.

 

Unit Pelaksana Teknis DJPB yang melakukan pembinaan dan pendampingan pada modeling budidaya rumput laut di Maluku Tenggara dimandatkan kepada Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon. 

 

Selain itu, BPBL Ambon juga bertugas menyalurkan stimulan berupa bantuan bibit rumput laut kultur jaringan berkualitas dan kebun bibit rumput laut kepada kelompok pembudidaya rumput laut di NTB, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan lima komoditas unggulan ekspor perikanan, salah satunya rumput laut. Pengembangan modeling budidaya rumput laut untuk mendorong hilirisasi rumput laut dan menjadikan komoditas ini champion di pasar global. (SG-1)