Ekonomi

Kementerian UMKM dan YDBA Kerja Sama Dorong UMKM Masuk Rantai Pasok Industri

Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, memberikan apresiasi tinggi terhadap model pembinaan YDBA yang telah menunjukkan hasil nyata. 

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
09 Januari 2025
Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim. (Ist)

KEMENTERIAN Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) terus memperkuat sektor UMKM agar dapat terintegrasi dalam rantai pasok industri besar, terutama di sektor otomotif. 

 

Langkah ini dianggap krusial untuk mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan global yang kian kompleks.

 

Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, memberikan apresiasi tinggi terhadap model pembinaan YDBA yang telah menunjukkan hasil nyata. 

 

Baca juga: Food Station Tjipinang Jaya Luncurkan FoodHub untuk Berdayakan UMKM Sembako Jakarta

 

"Apa yang dilakukan YDBA nyata hasilnya. Banyak UMKM kecil yang kini menjadi bagian dari rantai pasok Astra. Ini bisa jadi contoh untuk industri lain," ungkap Arif dalam sebuah pernyataan, Selasa (1/1).

 

Fokus Pendekatan QCD (Quality, Cost, and Delivery)

 

Model pembinaan YDBA berfokus pada pendekatan QCD (Quality, Cost, and Delivery), yang bertujuan meningkatkan kualitas produk UMKM agar mampu bersaing di pasar industri besar.

 

Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo, menambahkan bahwa kunci keberhasilan terletak pada konsistensi dan dukungan langsung kepada UMKM di lapangan. 

 

Baca juga: Program Penghapusan Kredit Macet UMKM, Angkat Beban Pelaku Usaha

 

"Kami tidak hanya mengenalkan UMKM pada industri besar, tapi membimbing hingga mereka siap masuk ke ekosistem rantai pasok," jelasnya.

 

Berbagai kisah sukses telah lahir dari kolaborasi ini. Banyak usaha kecil yang sebelumnya hanya memiliki beberapa pekerja kini tumbuh menjadi industri berskala besar dengan puluhan karyawan dan peralatan modern.

 

Baca juga: Lima Pendamping UMKM di Konawe Selatan Siap Dukung Pertumbuhan Usaha Lokal

 

"Kami berharap model ini dapat diterapkan lebih luas agar semakin banyak UMKM yang mampu bersaing di industri besar," tutup Rahmat.

 

Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan ekosistem industri yang inklusif, di mana UMKM tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah persaingan global. (SG-2)