KEMENTERIAN Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) terus memperkuat peran dan kontribusi koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam mendongkrak perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SeskemenKop UKM), Arif Rahman Hakim, pada acara Peringatan Hari Koperasi (Harkop) Ke-77 di Surabaya, Jawa Timur, baru-baru ini.
Arif Rahman Hakim menekankan pentingnya koperasi sebagai ekosistem yang mampu mengkonsolidasi dan mengakselerasi peran UMKM agar tumbuh lebih kuat dan memiliki daya saing tinggi.
Baca juga: Refleksi 77 Tahun Koperasi Indonesia: Relevansi, Tantangan, dan Jalan Ke Depan
“Koperasi di tengah himpitan krisis dan ketidakpastian hari ini, harus semakin 'agile',” kata Arief sebagaimana dikutip situs Kemenkop UKM, Minggu (21/7).
“Yakni, memiliki kemampuan adaptasi lebih cepat, inovatif, dan akuntabel, sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar kepada anggota dan lingkungannya,” ujarnya.
Acara ini juga menjadi momen penting dengan penandatanganan Nota Kesepakatan Sinergi (NKS) antara Pemerintah Kota Surabaya dan Kemenkop UKM terkait integrasi Aplikasi Online Data System (ODS) Koperasi dengan Aplikasi Awasi Boyo Pemkot Surabaya.
Integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan data koperasi.
Dalam sambutannya, Arif mengimbau para pengurus koperasi untuk terus meningkatkan pengetahuan dan memperkokoh organisasi agar koperasi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi.
Ia menekankan pentingnya inovasi dan akselerasi bagi semua pelaku usaha dengan mengembangkan model koperasi yang tepat serta mendorong potensi lokal melalui hilirisasi.
Baca juga: Hari Koperasi Songsong "Koperasi Maju, Indonesia Emas" Antara Tantangan dan Harapan
Mengusung tema koperasi pemberdaya, Arif menjelaskan bahwa koperasi tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi tetapi juga pada pemberdayaan anggotanya.
“Koperasi pemberdaya mampu menjadi solusi konkret bagi ekonomi mikro dan kecil,” ucap Arif.
“Mereka membantu para pelaku usaha kecil dalam meningkatkan produktivitas, mengakses pasar yang lebih luas, dan mendapatkan dukungan finansial yang diperlukan,” tegasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Arif menyebut perlunya memperkuat tiga aspek penting yakni, konsolidasi, akselerasi, dan eskalasi.
Konsolidasi melibatkan penguatan internal koperasi melalui peningkatan kapasitas pengelolaan, transparansi, dan akuntabilitas.
Akselerasi mengacu pada percepatan pertumbuhan koperasi melalui inovasi dan diversifikasi usaha, sedangkan eskalasi berfokus pada peningkatan skala operasional koperasi untuk mencapai dampak yang lebih luas.
Baca juga: Kemenkop UKM Paparkan Enam Langkah Strategis Pengembangan Koperasi dan UMKM
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa koperasi merupakan wujud ekonomi gotong royong yang mempermudah akses modal usaha dan menyelesaikan permasalahan.
“Sebesar 40% anggaran padat karya di Surabaya dikerjakan oleh koperasi, sehingga menggerakkan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
Eri menambahkan bahwa koperasi berperan besar dalam menurunkan angka kemiskinan dan stunting di Surabaya.
Selain itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati, menambahkan bahwa Harkopnas Ke-77 menjadi momentum kebangkitan koperasi nasional dan daerah untuk terus berkolaborasi.
Saat ini, terdapat 500 koperasi aktif di Surabaya, dengan perayaan Harkopnas diikuti oleh 27 koperasi dan 10 UMKM terbaik.
Dengan semangat Hari Koperasi Ke-77, Kemenkop UKM dan Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan koperasi sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia.
Integrasi data melalui ODS Kemenkop UKM dan Aplikasi Awasi Boyo diharapkan mampu memperkuat pengawasan dan layanan kepada koperasi, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat. (SG-2)