Ekonomi

Kehadiran Desa Perikanan Cerdas Bitung Tingkatkan Ekonomi UMKM Pemasar Produk Ikan

Desa Perikanan Cerdas atau Smart Fisheries Village (SFV) Bitung yang didirikan KKP adalah tempat kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan inkubasi bisnis secara terpadu. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
09 Desember 2024
Smart Fisheries Village (SFV) Eduwisata Bahari Bitung, Sulawesi Utara  dikemas secara rekreatif namun tetap memiliki unsur edukatif dengan fungsi sebagai teaching factory dan inkubator bisnis bagi pelajar, masyarakat umum dan pelaku usaha. (Dok.KKP)
 

PROGRAM Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas Bitung, Sulawesi Utara yang dikembangkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berdampak positif terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat.

 

Pelaku UMKM binaan tersebut merasakan peningkatan ekonomi setelah memasarkan produk di SFV, sekolah-sekolah yang mengadakan fieldtrip di SFV dengan membuat olahan perikanan seperti burger dan pizza tuna, maupun peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari hasil budi daya udang vanname. 

 

“Di tahun 2024 ini, sudah 2 siklus budi daya yang dilaksanakan mulai dari masa penebaran sampai masa panen,” ujar Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung Natalia, dalam keterangan resmi KKP, Minggu (8/12).

 

Baca juga: Desa Perikanan Kawali Ciamis, Produsen Nila Inovatif Raih Omzet Rp9 juta per Hari

 

Ia mengatakan pihaknya membuat SFV Eduwisata Bahari yang dikemas secara rekreatif namun tetap memiliki unsur edukatif dengan fungsi sebagai teaching factory dan inkubator bisnis bagi pelajar, masyarakat umum dan pelaku usaha dalam mendalami pengetahuan maupun mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan.

 

“Kita ingin membuat suasana untuk pengunjung baik itu masyarakat umum, peserta pelatihan, stakeholder, dan siapa pun yang datang itu mendapat pengetahuan terkait program prioritas KKP dengan cara yang lebih atraktif, misalnya sambil liburan. Contohnya kita punya zona ecobrick yang mendukung program pengolahan sampah plastik di laut. Selain itu, beberapa pelatihan juga dilaksanakan langsung di tempat ini,” imbuh Natalia.

 

Dengan adanya SFV Eduwisata Bahari, sambungnya, masyarakat umum dan pelaku usaha kelautan dan perikanan mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan usaha yang lebih baik lagi dengan belajar sambil berwisata di SFV itu.

 

Baca juga: UMKM Perikanan Disiapkan Jadi Pilar Penopang Ekonomi Sirkular Makan Bergizi Gratis

 

“Sejumlah mitra kerja sama telah menjalin kolaborasi di SFV ini, antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, Dinas Pendidikan Kota Bitung, Dinas Pariwisata Kota Bitung, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung, serta Politeknik Nusa Utara,” kata Natalia lagi.

 

Selain itu, lanjutnya, terdapat 10 Penyuluh Perikanan Kota Bitung yang telah mendampingi kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan, antara lain Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penyu, Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Lyvia Nusa Boga, Poklahsar Merpati Indah, dan Poklahsar Torang Pe Oleh-Oleh.

 

Bagi masyarakat atau mitra yang ingin berkunjung ke SFV Eduwisata Bahari ini dapat mendatanginya di Jalan Tandurusa, Kelurahan Aertembaga Dua, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengakses media sosial BPPP Bitung, yaitu Instagram@bppsdm_bpppbitung, Twitter @bpppbitung, Facebook BPPP Bitung, dan TikTok @bppsdm_bpppbitung.

 

Baca juga: KKP: RI - Belanda Inisiasi Kerja Sama Tingkatkan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

 

KKP melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) mengembangkan program SFV, salah satunya dalam bentuk eduwisata bahari di Bitung, Sulawesi Utara. 

 

Kepala BPPSDM KKP, I Nyoman Radiarta, mengatakan, dengan mengusung tema belajar sambil wisata, SFV Eduwisata Bahari hadir sambil memberikan dampak positif bagi para pengunjung.

 

“SFV adalah tempat kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan inkubasi bisnis secara terpadu. Hal ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, komunitas pekerja, melestarikan lingkungan, dan menerapkan teknologi digital,” ujarnya.

 

Nyoman berharap, SFV Eduwisata Bahari bermanfaat bagi masyarakat umum berbagai kalangan usia dalam memberikan edukasi terkait wisata bahari dan juga dapat menjadi salah satu sumber PNBP bagi BPPP Bitung.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan, SFV Eduwisata Bahari memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai teaching factory dan inkubator bisnis bagi pelajar, masyarakat umum, dan pelaku utama/pelaku usaha yang ingin berlatih serta mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan. 

 

Kedua, sebagai tempat edukasi wisata bahari untuk memberikan pembelajaran dan pengetahuan bagi sekolah-sekolah seputar dunia kelautan dan perikanan serta menjadi destinasi wisata bagi masyarakat umum

 

“Terdapat berbagai fasilitas di beberapa zona SFV ini.  Misalnya di Zona Budi Daya terdapat fasilitas Pelatihan Pembesaran Udang Vanname dan fasilitas Praktik Kerja Lapangan peserta didik untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang telah diimplementasikan oleh Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung,” ujarnya.

 

Di Zona Penangkapan Ikan terdapat fasilitas Pelatihan Basic Safety Training-Fisheries (BST-F) II dan Pelatihan Upgrading Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 60 Mil ke Sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkapan Ikan (Ankapin) III dan Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan (Atkapin) III serta Ujian Upgrading.

 

Di zona lainnya, Zona Ecobrick, terdapat fasilitas pelatihan pembuatan ecobrick untuk kelompok-kelompok masyarakat pelaku utama yang didampingi oleh Penyuluh Perikanan Kota Bitung.

 

Adapun di Zona PHP (Pengolahan Hasil Perikanan) terdapat fasilitas pelatihan pengolahan dan pemasaran produk hasil perikanan, yang bekerja sama dengan kelompok binaan Penyuluh Perikanan, serta terdapat usaha kantin Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPPP Bitung yang menyuguhkan berbagai produk olahan hasil perikanan. 

 

Sementara itu, di Zona Permesinan terdapat fasilitas pelatihan pembuatan mesin pencetak es batu dengan outdoor AC.

 

Di zona terkahir, yaitu Zona Wisata terdapat taman rastrelliger yang ramah lingkungan, fasilitas fieldtrip untuk anak-anak sekolah, cooking class, serta destinasi wisata untuk instansi mitra kerja maupun masyarakat umum.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, nantinya model SFV akan ditawarkan kepada industri untuk dapat menanamkan investasi ke program ini. 

 

Dalam pelaksanaannya, program SFV akan melibatkan masyarakat dan bekerja sama dengan stakeholder yang bersangkutan. SFV tidak hanya berfokus pada sektor perikanannya saja, tetapi juga terdapat ekowisata, pariwisata, dan kuliner di sana. (SG-1)