PASCAPENANDATANGANAN Perjanjian Kerj Sama (PKS) antara PT Perikanan Nusantara Jaya, PT Pindad International Logistik (PIL) dan PT Pelindo, Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Biak, Papua kini menatap peluang ekspor tuna langsung ke berbagai negara.
Optimisme kampung nelayan yang diinisiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu muncul setelah Koperasi Samber Binyeri atau pengelola Kalamo menandatangani PKS tersebut.
"Alhamdulillah, Kalamo Biak menunjukkan progres yang semakin bagus dan bersiap untuk bisa ekspor produk tuna," tutur Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo di Biak, melalui keterangan tertulisnya yang dilansir kkp.go.id, Senin (13/5).
Baca juga: Ikut Pameran Internasional IISM Expo, 34 UMKM Pengolahan Ikan Buka Peluang Bisnis Baru
Budi mengungkapkan Samudra Ulam kini juga tengah membangun fasilitas Unit Pengolahan Ikan (UPI) pengolahan fillet tuna dengan nama Nusa Tuna berkapasitas 300 ton per bulan dan siap beroperasi pada Juni mendatang.
Dikatakannya, Kalamo juga semakin lengkap dengan kesepakatan PT Pindad International Logistik (PIL) dan PT Pelindo yang akan memanfaatkan lahan di area pelabuhan untuk digunakan sebagai UPI penanganan produk.
Menurut Budi, Pembangunan UPI tersebut bagian dari kemitraan Ditjen PDSPKP dan PT Pindad International Logistik serta Sinergi BUMN antara PT Pindad dan PT Pelindo.
Baca juga: Gelar IABF 2024, KKP Targetkan Nilai Investasi Perikanan Naik 15%
"Untuk yang PT PIL sudah ground breaking dan targetnya selesai Juli 2024," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Budi memastikan UPI memenuhi prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) dalam proses pendaratan ikan di Pelabuhan Pelindo sebagai wilayah kerja Pelabuhan Perikanan Pandoi.
Rencananya, UPI tersebut akan dilengkapi fasilitas berupa bangunan proses (ruang pilah, timbang, pembersihan, packaging, administrasi dan stuffing) berkapasitas proses 750 ton per minggu. Kemudian bangunan gudang (gudang penerimaan) kapasitas 200 ton, 100 plugging container yard, 100 container empty yard, listrik 1 megawatt.
Baca juga: KKP Kurasi Ratusan UMKM Perikanan di 12 Provinsi untuk Naik Kelas
Tak hanya itu, ada juga layanan sandar bongkar dan jasa pengiriman.
”Target awal penanganan produk ikan dari 43 kapal penangkap ikan berizin nasional serta 1 kapal berizin daerah sebelum dikirim ke Surabaya dan Jakarta menggunakan moda kapal angkut container dari pelabuhan Pelindo 4 regional Biak. Untuk proses yang akan dilakukan di UPI antara lain sortasi, grading, timbang, packaging dan stuffing di container," urainya.
Kolaborasi di Kalamo melibatkan 11 mitra bisnis yang terdiri dari BUMN dan swasta. Ground breaking dilakukan pada Sabtu (11/5) dan dihadiri Penjabat Bupati Biak, Direktur Utama PIL Pindad, General Manager Pelindo Regional IV Biak dan Direktur Jenderal PDSPKP.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern dilengkapi sejumlah fasilitas pendorong produktivitas dan kompetensi masyarakat.
Kampung Nelayan Modern berada di Desa Samber-Binyeri, Distrik Yendidori. Lokasinya berjarak 40-an menit perjalanan darat dari Bandara Utara Internasional Frans Kaisiepo Biak. (SG-1)