Ekonomi

Gelar IABF 2024, KKP Targetkan Nilai Investasi Perikanan Naik 15%

IABF 2024 bertujuan meyakinkan investor dari dalam dan luar negeri untuk terjun ke bidang budi daya perikanan di Indonesia. Pemerintah berkomitmen memudahkan perizinan, insentif, keamanan dan SDM terampil.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
30 April 2024
Dok. KKP

PADA gelaran Indonesia Aquaculture Business Forum (IABF) 2024 di Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai investasi perikanan meningkat sebesar 15%, di mana realisasi tahun sebelumnya (2023) mencapai Rp12,07 triliun.

 

"Ini adalah bagian dari roadshow KKP untuk implementasi roadmap ekonomi biru, khususnya di bidang perikanan budi daya. Kami punya harapan budi daya ini meningkat produksinya di masa depan," ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam konferensi pers IABF 2024 di Jakarta, Senin (29/4).

 

Acara IABF, lanjutnya, merupakan ajang mempromosikan potensi perikanan budi daya kepada pelaku usaha dari dalam dan luar negeri 

  

Baca juga: KKP Siap Resmikan Modeling Budi Daya Nila Salin di Karawang Jawa Barat

 

Ini kali kedua KKP menggelar forum bisnis skala besar di tahun ini untuk menggeliatkan investasi di sektor perikanan. Sebelumnya diselenggarakan Indonesia Marine and Fisheries Business Forum (IMFBF) pada awal Februari l2024. 

 

Menteri Trenggono memaparkan, kegiatan itu bertujuan meyakinkan investor dari dalam dan luar negeri untuk terjun ke bidang budi daya perikanan di Indonesia. Pemerintah Indonesia berkomitmen memberikan kemudahan perizinan, insentif, keamanan dan kestabilan iklim politik, konektivitas, dan sumber daya manusia terampil sebagai tenaga kerja.

 

Selain itu, KKP telah memplot lima komoditas unggulan yang akan ditingkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor. Kelimanya yakni udang, rumput laut, kepiting, lobster, dan nila salin. 

 

Baca juga: Digandeng KKP, Kejagung Pastikan Kebijakan Pengelolaan Lobster Sesuai Peraturan

 

KKP juga memiliki strategi utama dalam mengakselerasi pengembangan perikanan budi daya di Indonesia, yakni melalui modelling budi daya berbasis kawasan seperti yang sudah dibangun di Kebumen (udang), Karawang (nila salin), dan Wakatobi (rumput laut). Kemudian melakukan revitalisasi tambak dan membangun kampung perikanan budi daya untuk pemenuhan konsumsi domestik. 

 

Sedangkan untuk mendukung implementasi pembangunan perikanan budi daya yang berkelanjutan, KKP sedang membangun Ocean Big Data dan Ocean Accounting yang didukung dengan pemanfaatan satelit, artificial intelligent, IoT serta teknologi digital.

 

"Aquaculture ini berbeda dengan komoditas tambang atau telekomunikasi ya, yang minat investasinya tinggi sekali. Kalau di aquaculture ini kita perlu meyakinkan dulu, kita buat modelnya. Investasi yang menunjukkan minat ada Vietnam, dan Tiongkok," bebernya.

 

Gelaran IABF 2024 dengan tema Sustainable Aquaculture For Food Security and Economic Growth tersebut dihadiri lebih dari 300 tamu undangan dari kalangan pelaku usaha dalam dan luar negeri, asosiasi, hingga akademisi. Kegiatan itu turut dihadiri Duta Besar Vietnam dan perwakilan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia. 

 

Selain mengulas peluang investasi di sektor kelautan dan perikanan, kegiatan IABF juga diisi dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara KKP dengan sejumlah stakeholder, serta kerja sama antarstakeholder.  (SG-1)