ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Mukhtarudin, menyoroti kondisi memprihatinkan industri tekstil nasional yang semakin terpinggirkan oleh impor barang-barang dari luar.
Dalam Rapat Dengar Pendapat di Senayan, Jakarta, pada Selasa (9/7), Mukhtarudin menekankan perlunya pemerintah untuk fokus membenahi sektor hilir dalam industri tekstil yang kian terperosok.
Mukhtarudin menyoroti bahwa meskipun pasar domestik Indonesia sangat menarik, industri tekstil lokal menghadapi tantangan serius akibat rendahnya daya saing dibandingkan dengan negara-negara lain.
Baca juga: Cegah Peningkatan Angka PHK, Gus Muhaimin Minta Pemerintah Dukung Industri Tekstil
"Kita perlu memperbaharui infrastruktur industri, karena mesin-mesin yang digunakan umumnya sudah tua.” jelas Mukhtarudin.
“Meskipun telah diberikan insentif, namun masih ada pertanyaan besar mengenai kemajuan yang dicapai," ujar Mukhtarudin.
Politikus dari Fraksi Partai Golkar ini juga mengkritik bahwa upaya memberikan insentif kepada industri tekstil masih belum mampu mengangkat reputasi industri tersebut.
"Teknologi dan desain kita kalah, sementara bahan baku masih bergantung pada impor," tambahnya sebagaimana dikutip situs resmi DPR RI, Rabu (10/7).
Baca juga: DPR Desak Regulasi Ketat Cegah Impor Tekstil Bermotif Tradisional Indonesia
Di sisi lain, Mukhtarudin menyoroti bahwa meskipun regulasi terkait industri tekstil telah ada, pengawasan dan pelaksanaannya masih kurang efektif.
"Karena itu, saya mengusulkan agar dilakukan rapat gabungan dengan komisi terkait untuk mendiskusikan secara lebih mendalam masalah ini," tegasnya.
Baca juga: Bagaimana Mengatasi Krisis Industri Tekstil Indonesia?
Kondisi ini membangkitkan keprihatinan akan masa depan industri tekstil Indonesia, yang diharapkan dapat diperbaiki melalui reformasi komprehensif di berbagai aspek, termasuk infrastruktur, teknologi, dan regulasi.
Langkah-langkah strategis perlu segera diambil untuk memulihkan eksistensi industri tekstil dalam pasar domestik dan global. (SG-2)