DALAM sesi pertama Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF), Dyah Roro Esti, anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, menyoroti pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation/SSC) sebagai kunci utama untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.
Dyah menjelaskan bahwa SSC, bersama dengan Kerja Sama Segitiga, telah berkembang menjadi pilar penting dalam perdagangan global.
"Saat ini, kerja sama ini mencakup sekitar 28 persen dari perdagangan global dengan nilai lebih dari USD 4,5 triliun pada tahun 2020," ujar Dyah dalam pidato pembukaan IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).
Baca juga: Di IAPF, Wakil Ketua DPR RI Dorong Peningkatan Ekspor ke Afrika
Indonesia, sebagai negara yang memiliki sejarah panjang dalam mempromosikan SSC sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, terus berperan sebagai pionir dalam membangun solidaritas dan kolaborasi di antara negara-negara Global Selatan.
Konferensi tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah dunia pasca-kolonial, mengukuhkan solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika.
Saat ini, lebih dari 120 negara aktif berpartisipasi dalam SSC, dengan fokus pada bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, dan transformasi digital.
Dyah juga menekankan bahwa SSC bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga upaya bersama dalam menghadapi tantangan global dan membuka potensi ekonomi negara-negara berkembang.
Dyah melihat potensi besar di benua Afrika, terutama dengan proyeksi bahwa populasi tenaga kerja Afrika akan mencapai 796 juta orang pada tahun 2050.
Baca juga: IAF 2024: Pintu Masuk bagi Pelaku Bisnis Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Afrika
"Afrika memiliki peluang besar untuk pengembangan ekonomi inklusif, tetapi itu hanya bisa tercapai melalui kerja sama strategis yang efektif," jelasnya.
Ia menekankan bahwa Kerja Sama Selatan-Selatan dan Kerja Sama Segitiga berperan penting dalam mempercepat transformasi digital dan memperkuat inklusivitas ekonomi di negara-negara berkembang.
Dengan kemajuan teknologi dan peluang baru di bidang digital, kerja sama ini menjadi semakin relevan dan diperlukan.
Para panelis yang hadir di forum tersebut turut memberikan pandangan mereka mengenai bagaimana SSC dapat dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Bahas Persiapan IAF di Bali, Presiden Minta Waspadai Peningkatan Wabah Mpox di Afrika
Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan strategi konkret untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika, demi mencapai SDGs pada tahun 2030.
Dengan adanya forum seperti IAPF, diharapkan tercipta momentum yang kuat untuk memperkuat Kerja Sama Selatan-Selatan, yang tidak hanya menguntungkan Indonesia dan Afrika, tetapi juga seluruh negara di Global Selatan. (SG-2)