WAKIL Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus, menegaskan pentingnya memulihkan dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Afrika, terutama di sektor minyak sawit, pertambangan, dan produk pertanian.
Pernyataan ini disampaikan usai pembukaan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) di Nusa Dua, Bali, pada Minggu (1/9).
Lodewijk mengungkapkan bahwa meskipun ekspor Indonesia ke Afrika saat ini masih mengalami defisit, terdapat peluang besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Baca juga: Kemenperin Dorong Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Melalui Inovasi Teknologi
Ia juga mencatat bahwa banyak negara Afrika belum memiliki kantor perwakilan di Indonesia, yang menjadi tantangan dalam menjalin hubungan dagang lebih erat.
"Potensi ekspor kita masih defisit, dan banyak negara di Afrika belum membuka kantor perwakilan kedutaan di Indonesia. Mereka masih merangkap dengan negara lain," jelas Lodewijk.
Namun, ia menekankan bahwa Indonesia harus jeli melihat peluang yang ada dan merespons kebutuhan negara-negara Afrika untuk mendorong pertumbuhan ekspor.
"Kita harus melihat potensi yang ada di Indonesia dan apa yang dibutuhkan oleh Afrika, sehingga kita bisa mendorong ekspor tersebut," ujar politikus dari Fraksi Partai Golkar ini sebagaimana dilansir situs DPR RI, Minggu (1/9).
Sektor minyak sawit dan tambang menjadi dua sektor utama yang disebut Lodewijk memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Di samping itu, produk pertanian juga menjadi fokus utama ekspor Indonesia ke Afrika.
Baca juga: BUMN Sawit RI dan Malaysia Kerja Sama Pemanfaatan EBT Menuju Net Zero Carbon
"Kita memiliki potensi besar di sektor minyak sawit dan tambang. Selain itu, produk-produk pertanian juga akan kita dorong," tambahnya.
Sebagai contoh keberhasilan, Lodewijk menyebutkan bahwa Indonesia telah berhasil membuka pabrik mie instan di Nigeria, yang sukses karena produk tersebut sesuai dengan selera pasar lokal.
"Di Nigeria, kita telah membuka pabrik mi instan seperti Indofood karena selera mereka cocok dengan produk kita," jelas Lodewijk.
Ia juga menyoroti kemajuan teknologi penerbangan yang memungkinkan pengiriman produk ekspor lebih cepat, mengatasi tantangan jarak yang selama ini menjadi kendala.
"Teknologi penerbangan sudah sangat maju. Jika ada produk dengan nilai tinggi yang bisa kita ekspor, kita dapat mengirimkannya langsung melalui udara," tutupnya.
Baca juga: DPR Kecam Pemerintah, Pembagian Izin Pertambangan ke Ormas Langgar UU Minerba
Forum ini diharapkan menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara Afrika, memanfaatkan peluang yang ada untuk memperbaiki defisit ekspor, dan membangun kemitraan yang lebih erat di masa depan. (SG-2)