Ekonomi

Kemenperin Dorong Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Melalui Inovasi Teknologi

Kemenperin kembali menegaskan komitmennya dalam menjalankan amanat hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, khususnya di sektor kelapa sawit. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
09 Agustus 2024
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/8). (Ist/Kemenperin)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) kembali menegaskan komitmennya dalam menjalankan amanat hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, khususnya di sektor kelapa sawit. 

 

Dalam upaya ini, Kemenperin meresmikan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang diharapkan mampu menjadi solusi inovatif dalam mengolah limbah kelapa sawit menjadi produk bernilai tinggi.

 

Peresmian yang berlangsung di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Bogor, Kamis (8/8) merupakan hasil kolaborasi antara Kemenperin, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan PT Rekayasa Industri. 

 

Baca juga: Terapkan Tumpang Sari, Kementan Gencarkan Tanam Padi Gogo di Perkebunan Kelapa Sawit

 

Kolaborasi lintas sektor yang dikenal sebagai model triple helix ini terbukti efektif dalam mendorong pengembangan industri nasional, terutama dalam memanfaatkan sumber daya terbarukan.

 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk memperkuat hilirisasi industri dan mengembangkan industri hijau yang berkelanjutan. 

 

"Pilot Plant ini merupakan langkah strategis dalam memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi produk dengan nilai tambah tinggi," ujarnya dalam sambutannya.

 

Kelapa sawit sendiri merupakan salah satu komoditas prioritas dalam program hilirisasi industri Indonesia. 

 

Nilai ekonomi dari sektor ini, mulai dari hulu hingga hilir, mencapai lebih dari Rp750 triliun atau sekitar 3,5% dari PDB Nasional pada tahun 2023. 

 

Melalui inovasi teknologi, nilai ini berpotensi meningkat, terutama dengan pengembangan produk turunan kelapa sawit yang lebih beragam, termasuk pengolahan biomassa.

 

Pilot Plant Fraksionasi TKKS yang diresmikan ini memiliki kemampuan untuk memproduksi Glukosa, Xilosa, dan Lignin (GXL) secara bersamaan. 

 

Glukosa dapat diolah menjadi bioetanol, bahan bakar nabati yang ramah lingkungan, sedangkan Xilosa dan Lignin bisa dijadikan bahan dasar untuk memproduksi Bio Fine Chemicals, seperti xylitol, benzene, dan toluene.

 

Baca juga: Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan

 

"Dengan beroperasinya fasilitas ini, diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan pengelolaan limbah kelapa sawit dan menghasilkan produk yang dapat memperkuat struktur industri nasional," kata Agus Gumiwang.

 

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi, menambahkan bahwa teknologi fraksionasi TKKS ini merupakan karya anak bangsa yang berpotensi meningkatkan daya saing industri kelapa sawit nasional. 

 

"Keberhasilan pilot plant ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan serta memperdalam struktur industri nasional," ujar Andi.

 

Dengan adanya fasilitas ini, Kemenperin berharap dapat mendorong peningkatan nilai tambah produk turunan kelapa sawit, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan investasi nasional. 

 

Selain itu, teknologi yang dikembangkan juga akan menjadi lisensi teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh industri untuk memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

 

Baca juga: Cetak Wirausaha Industri Baru Kemenperin Buka Inkubator Bisnis BDI Jakarta 2024

 

"Fasilitas ini akan menyediakan jasa optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, yang dapat dimanfaatkan oleh industri yang ingin berinvestasi dalam upaya hilirisasi TKKS melalui mekanisme lisensi teknologi," tutup Andi. (SG-2)