Ekonomi

IAF 2024: Pintu Masuk bagi Pelaku Bisnis Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Afrika

IAF akan menjadi pintu masuk bagi pelaku bisnis di Indonesia untuk menjalin kerja sama strategis dengan negara-negara Afrika.  

 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
31 Agustus 2024
Di Ekshibisi perhelatan IAF 2024 tidak hanya perusahaan besar yang hadir di  Indonesia Pavilion, tetapi juga 15 pelaku UMKM yang bergerak di sektor furniture, fashion, kerajinan, dan makanan olahan ikut berpartisipasi. (Ilustrasi. Dok. Kemlu)

PERHELATAN  Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 akan berlangsung pada 1--3 September 2024 di Bali. Dan forum tersebut akan menyelenggarakan ekshibisi bisnis pada 2-3 Desember. 

 

Hingga saat ini sebanyak 103 perusahaan dan 139 pebisnis dari Afrika serta 350 pebisnis Indonesia akan ikut berpartisipasi dalam ekshibisi yang akan menampilkan empat sektor unggulan, yakni energi, makanan dan barang konsumsi, industri strategis dan pertahanan, serta kesehatan.

 

Demikian keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jumat (30/8).

 

Baca juga: Bahas Persiapan IAF di Bali, Presiden Minta Waspadai Peningkatan Wabah Mpox di Afrika

 

IAF akan menjadi pintu masuk bagi pelaku bisnis di Indonesia untuk menjalin kerja sama strategis dengan negara-negara Afrika.  

 

Forum bertajuk Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063  itu mengundang perwakilan dari 54 negara Afrika, dengan tujuan mengoptimalkan potensi transaksi bisnis kedua kawasan. 

 

Beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta Indonesia akan turut berpartisipasi, seperti PT Pertamina, Biofarma, DEFEND ID, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN III), serta PT Energi Mega Persada (EMP), PT Kalbe, Tirta Ayu Spa, PT Dami Sariwana, PT Solusi Tani Makmur, dan Indesso Aroma, telah memiliki rekam jejak kuat di pasar Afrika.

 

Baca juga: IAF 2024: Indonesia Jadi Mitra Pembangunan Andal bagi Afrika

 

PT Pertamina, misalnya, telah mengekspor produk dan jasanya ke sejumlah negara Afrika seperti Aljazair, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, dan Angola. PT Solusi Tani Makmur juga telah mengekspor produk pupuk organiknya ke Mozambik. 

 

Sementara perusahaan lain seperti Biofarma, Indesso Aroma, dan Tirta Ayu Spa juga telah menjalin kemitraan bisnis dengan berbagai negara di Afrika.

 

Direktur Pemasaran & Operasi PT Patra Jasa, Litta Ariesca, mengungkapkan, potensi besar di sektor energi di Afrika. 

 

Baca juga: Kemlu Persiapkan IAF ke-2 di Bali dengan Mengundang Para Duta Besar Negara Sahabat

 

“Salah satunya Kenya yang memiliki potensi energi panas bumi terbesar kedelapan di dunia," ujarnya di Jakarta, 

Begitu halnya dengan Biofarma, perusahaan farmasi nasional Indonesia telah melakukan aktivitas ekspor ke 50 negara Afrika, antara lain, Kenya, Liberia, Mozambik, Nigeria, Tanzania, dan Zimbabwe. 

 

Sementara itu, perusahaan swasta Indonesia yang memilki rekam jejak di Afrika adalah PT Solusi Tani Makmur yang telah mengekspor produk pupuk organiknya ke Mozambik. Sementara Indesso Aroma, Tirta Ayu Spa, dan PT Dami Sariwana juga telah memasarkan produknya dan memiliki mitra bisnis di Afrika.

 

UMKM ikut ambil bagian

Tidak hanya perusahaan besar, Indonesia Pavilion dalam ekshibisi itu juga akan menampilkan lebih dari 15 pelaku UMKM yang bergerak di sektor furniture, fashion, kerajinan, dan makanan olahan. 

 

Para pelaku UMKM ini merupakan binaan dari Bank Indonesia, BNI, Ditjen Bea Cukai Kemenkeu, dan HIPMI Womenpreneur, yang siap menunjukkan produk unggulan mereka dan mencari mitra bisnis potensial di Afrika.

 

Mengawali pelaksanaan kegiatan ekshibisi bisnis tersebut, Kemlu bekerja sama dengan perwakilan RI, atase perdagangan, dan ITPC di kawasan Afrika telah memfasilitasi rangkaian pelaksanaan penjajakan kerja sama bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan pelaku usaha dari kawasan Afrika sejak Juli hingga awal Agustus 2024.

 

Upaya tersebut dilakukan melalui penyelenggaraan virtual business matching yang dihadiri oleh 14 perusahaan dan sekitar 50 pelaku UMKM Indonesia, serta 15 potential buyers dari Afrika. 

 

Antusiasme pelaku usaha Afrika untuk menjalin kerja sama dengan pelaku usaha Indonesia terlihat, baik sebagai eksportir/agregator, kerja sama proyek teknologi, maupun kerja sama pelatihan sumber daya manusia.

 

Selain itu, tercatat minat dari pelaku usaha Afrika untuk menjajaki potensi investasi perusahaan Indonesia untuk mendirikan pabrik di Afrika. Adapun produk-produk yang banyak diminati pelaku usaha Afrika, antara lain, produk perawatan kulit (skincare), hijab, kopi, makanan olahan, dan custom furniture.

 

Dengan semangat peningkatan two-ways trade Indonesia-Afrika, Kemlu mengundang partisipasi perwakilan dari negara Afrika, yaitu Republik Zimbabwe dan Republik Persatuan Tanzania untuk membuka booth pada ekshibisi bisnis tersebut.

 

Sebagai informasi, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Zimbabwe pada 2023 sebesar US$85,1 juta dengan tren kenaikan sebesar 5,32% dalam kurun lima tahun terakhir. Sedangkan dengan Tanzania pada tahun yang sama tercatat US$317,8 juta dengan tren kenaikan 5,21% dalam kurun lima tahun terakhir.

 

Adapun komoditas unggulan Indonesia ke Zimbabwe, antara lain tekstil, alat rumah tangga, dan produk makanan, sedangkan dengan Tanzania komoditas unggulan Indonesia adalah minyak sawit, kertas, tekstil, dan produk kimia.

 

Ekshibisi ini diharapkan makin membuka peluang kerja sama dan kolaborasi bagi upaya peningkatan perdagangan antara kedua kawasan. (SG-1)