Humaniora

IAF 2024: Indonesia Jadi Mitra Pembangunan Andal bagi Afrika

Kerja sama Indonesia-Afrika mencakup berbagai sektor unggulan, antara lain pertanian, perikanan dan kelautan, kesehatan, energi, UMKM, infrastruktur, manajemen risiko bencana, pemberdayaan perempuan, serta perdagangan dan investasi.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
26 Agustus 2024
Ilustrasi.  Pemerintah Indonesia saat memberikan bantuan hibah sebanyak 1,5 juta Vaksin Pentavalen ke Nigeria senilai Rp30,3 miliar,  pada Mei tahun lalu. (Doc. Kemlu)

PELAKSANAAN Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 pada 1-3 September 2024 di Bali yang mengusung tema Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika, menjadi momentum untuk memperkuat hubungan konkret antara Indonesia dan Afrika yang diharapkan dapat membawa kemakmuran bersama.

 

Indonesia telah lama berperan aktif dalam kerja sama pembangunan internasional di antara negara-negara berkembang, termasuk negara-negara Afrika.

 

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Siti Nugraha Mauludiah di Jakarta,  Minggu (25/8). 

 

Baca juga: Kemlu Persiapkan IAF ke-2 di Bali dengan Mengundang Para Duta Besar Negara Sahabat

 

Dalam satu dekade terakhir, lanjutnya, Indonesia telah melaksanakan sekitar 60 program Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular (KSST) yang melibatkan sekitar 500 peserta dari kawasan Afrika.

 

Kerja sama itu mencakup berbagai sektor unggulan, antara lain pertanian, perikanan dan kelautan, kesehatan, energi, tata kelola yang baik, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pembangunan infrastruktur, manajemen risiko bencana, pemberdayaan perempuan, serta perdagangan dan investasi.

 

Inisiatif ini semakin memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara donor baru yang diakui.

 

Baca juga: Perkuat Kemitraan Multipihak, Indonesia akan Gelar HLF MSP 2024 di Bali

 

“Saya ingin menekankan bahwa saat ini Indonesia semakin diakui secara internasional sebagai mitra pembangunan yang dapat diandalkan bagi negara-negara berkembang, a reliable southern provider,” jelasnya, dalam rilis Kemenparekraf. 

 

Komitmen Indonesia itu, sambung Siti,  semakin nyata dengan didirikannya Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesia AID pada 2019, sebagai lembaga satu pintu untuk penyaluran bantuan pembangunan kepada negara-negara mitra. 

 

Sejak berdirinya lembaga itu, kerja sama pembangunan Indonesia telah menjangkau 23 dari 54 negara di Afrika, atau sekitar 42% dari total negara di kawasan tersebut. Sektor kerja sama yang dijalankan mencakup ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.

 

“Dalam sektor ketahanan pangan, Indonesia telah memberikan dukungan pengadaan bahan pangan untuk mengatasi dampak bencana kekeringan di Kenya, Ethiopia, dan Madagaskar, serta program revitalisasi beberapa Pusat Pelatihan Pertanian di Gambia dan Tanzania,” jelasnya.

 

Di sektor kesehatan, lanjut Siti, Indonesia juga telah menghibahkan obat-obatan dan alat kesehatan yang diproduksi oleh PT  Kimia Farma kepada Mozambik dan Zimbabwe. 

 

Pada 2023, Indonesia juga menyalurkan dukungan Vaksinasi Pentavalent produksi PT  Bio Farma sebanyak 1.580.000 dosis untuk Nigeria, yang disalurkan dalam dua tahap. 

 

“Terakhir, dalam sektor energi, Indonesia memberikan pelatihan pembangunan kapasitas Energi Surya bagi Namibia, Mozambik, Sudan, Senegal, dan Tanzania,” jeasnya lagi.

 

Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pembangunan dengan negara-negara di Afrika sebagai mitra alternatif yang setara dan dapat diandalkan.

 

Hal itu sejalan dengan pernyataan Presiden RI Joko Widodo saat kunjungannya ke Tanzania pada 2023, yang menyampaikan bahwa Indonesia sedang menyelesaikan grand design pembangunan lima tahun ke depan untuk Afrika dan berupaya mewujudkan kolaborasi konkret dengan kawasan tersebut. (SG-1)