KEBAKARAN dan dua kali ledakan di pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) yang menewaskan pekerja asing dan lokal baru-baru ini memicu reaksi cepat dari DPR. Anggota Komisi VII DPR RI, Nasyirul Falah Amru.
Nasyirul mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik tersebut.
“Kami akan memanggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya ke Gedung Senayan untuk melakukan audit investigasi," ujar Nasyirul saat memimpin Tim Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR ke PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Baca juga: Pneumonia Mengancam, DPR Imbau Calon Jemaah Haji Jaga Kesehatan
Nasyirul menjelaskan bahwa mekanisme audit dapat dilakukan dengan membentuk panitia kerja (panja) nikel atau melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) khusus.
“Kami juga akan melibatkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memastikan bahwa analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dipenuhi dan penyebab ledakan diteliti secara komprehensif,” jelasnya.
Politikus F-PDI Perjuangan ini mengkritik fasilitas keselamatan kerja di PT KFI yang dinilai masih jauh dari standar yang diharapkan.
“Meskipun mereka telah mendatangkan tim dari Kementerian Perindustrian untuk pedoman aturan, kenyataannya di lapangan sangat kurang,” kata Nasyirul sebagaimana dilansir situs resmi DPR. .
Baca juga: DPR Desak Pertamina Tindak Tegas SPBE Nakal Terkait Pengurangan Isi LPG 3 Kg
Nasyirul menekankan pentingnya pengecekan dan kalibrasi berkala pada mesin-mesin di smelter untuk mencegah kebakaran atau ledakan di masa mendatang.
“Dengan perawatan dan pengawasan berkala, Insya Allah kejadian serupa tidak akan terulang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Nasyirul menyoroti kurangnya alat pemadam kebakaran di sepanjang jalan menuju lokasi ledakan dan minimnya rambu-rambu keselamatan di area smelter.
“Ini harus segera diperbaiki untuk memastikan kelayakan operasional perusahaan,” tegasnya.
Nasyirul juga mengungkapkan keprihatinannya bahwa ledakan terjadi saat PT KFI masih dalam tahap commissioning atau uji coba.
“Padahal masih tahap uji coba, namun sudah terjadi ledakan yang menewaskan dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal,” katanya.
Baca juga: DPR Usulkan RUU Komoditas Strategis untuk Hapus Stigma Negatif Tembakau
Kritikus menilai bahwa langkah DPR untuk melakukan audit investigasi harus diikuti dengan tindakan nyata.
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan berulangnya kasus ledakan pabrik smelter di Indonesia karena pemerintah tidak ketat dalam penerapan aturan.
Ia juga menduga adanya pengabaian dari pemerintah di segi standar keamanan, sehingga menyebabkan kasus ledakan pabrik smelter itu kerap terulang.
“Audit ini tidak boleh hanya menjadi formalitas. Harus ada penegakan protokol keselamatan kerja yang ketat dan sanksi bagi yang melanggar,” ujarnya.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi semua perusahaan smelter untuk tidak mengabaikan standar keselamatan kerja, demi melindungi nyawa para pekerja dan menjaga reputasi industri nikel Indonesia. (SG-2)