Ekonomi

Gelaran bjb Export Preneur: Ekspor Itu Mudah, Kuncinya Kenali Pasar

Pada acara yang bertujuan mendorong usaha mikro dan kecil (UMK) di Jawa Barat untuk go global, Pekik memaparkan potensi pasar ekspor, terutama dari negara-negara tetangga. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
13 September 2024
Acara bjb Export Preneur Series Pelatihan Ekspor & Seminar bertajuk “Optimalkan Produk Lokal Untuk Menembus Pasar Global” di di Gedung bjb Sport Centre & Creative, Bandung, Kamis (12/9). (SG/Fajar Ramadan)

PASAR ekspor untuk produk-produk lokal masih terbuka lebar, mulai dari lingkup terkecil, yaitu negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan negara Asia Pasifik lainnya. 

 

Negara-negara tersebut membutuhkan produk-produk yang bisa pelaku usaha Indonesia produksi. Misalnya, Filipina yang tertarik dengan produk batik. Peluang ini masih bisa dimanfaatkan pelaku usaha lokal di Tanah Air.

 

Hal tersebut disampaikan Export Director PT. Nusa Tropical Indonesia, Pekik Warnendya, dalam acara bjb Export Preneur Series Pelatihan Ekspor & Seminar bertajuk “Optimalkan Produk Lokal Untuk Menembus Pasar Global”. 

 

Baca juga: Pacu Eksportir Baru di Jawa Barat, Bank bjb Gelar 'bjb Export Preneur'

 

Acara yang dihadiri 250 peserta dari pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) binaan bjb serta komunitas rekanan merupakan bagian dari bjb Export Preneur yang baru diluncurkan bank bjb di Gedung bjb Sport Centre & Creative, Bandung, Kamis (12/9) siang.

 

Pada acara yang bertujuan mendorong usaha mikro dan kecil (UMK) di Jawa Barat untuk go global, Pekik memaparkan potensi pasar ekspor, terutama dari negara-negara tetangga. 

 

"Kita bisa belajar dari China yang berhasil menjalin kemitraan dengan negara lain, dan itu berdampak pada peningkatan bisnis dalam negerinya," ujar Pekik.

 

Dengan nada yang hangat dan dialek khas Jawa, Pekik juga menjelaskan pentingnya menjaga kualitas produk yang ingin diekspor. 

 

Baca juga: Kopi Wanoja, Mitra UMKM Binaan Bank bjb Sukses Tembus Pasar Belanda

 

Ia bercerita tentang sebuah kejadian di mana calon pembeli dari luar negeri batal melakukan pembelian hanya karena produk tester yang diberikan tidak memenuhi standar kebersihan. 

 

“Karena ada sehelai rambut pada makanan tersebut, buyer-nya mundur,” kata Pekik.

 

Selain itu, Pekik juga membahas potensi pasar ekspor di Arab Saudi. Menurutnya, negara tersebut membutuhkan produk kosmetik dan tekstil. 

 

Meskipun produk tekstil Indonesia masih kalah bersaing dengan China, Pekik optimistis bahwa pelaku UMK Indonesia dapat memperbaiki daya saing mereka di masa depan.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Provinsi Jawa Barat Lukmanul Hakim, juga memberikan panduan mengenai prosedur ekspor bagi para pelaku UMKM. 

 

“Untuk ekspor, penting sekali memahami tata cara yang tepat, mulai dari penyiapan dokumen seperti Certificate of Origin hingga negosiasi dengan pihak Bea Cukai di negara tujuan. Kita tidak bisa asal kirim barang tanpa mematuhi regulasi yang berlaku,” jelas Hakim.

 

Baca juga: Bank bjb Gandeng Adapundi untuk Tingkatkan Layanan Digital dan Perluas Akses Pinjaman

 

Hakim juga menekankan pentingnya memahami persyaratan ekspor di setiap negara. 

 

Menurutnya, tanpa pemahaman yang memadai tentang regulasi negara tujuan, produk ekspor bisa tertahan di pelabuhan atau bahkan dikembalikan, yang tentu saja dapat merugikan pelaku usaha.

 

 Ia memberikan panduan kepada peserta seminar mengenai persiapan administrasi dan logistik yang harus dipenuhi oleh UMKM agar produk mereka dapat diterima di pasar luar negeri.

 

Sementara itu, Founder Amanah Ekspor Maman Nurjaman,memberi pemaparan mengenai tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM dalam melakukan ekspor. 

 

“Manajemen risiko sangat penting. Pelaku UMKM harus tahu bagaimana mengatur stok produk, menjaga kualitas, dan merespons permintaan yang tidak stabil di pasar luar negeri,” tegasnya.

 

Maman juga menjelaskan bahwa pasar global sangat kompetitif, dan pelaku usaha harus terus berinovasi agar bisa bersaing. 


Menurut Maman, UMKM harus memperkuat branding serta memperbaiki kualitas produk agar dapat menembus pasar luar negeri. 

 

Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai instansi untuk mendukung pelaku usaha kecil, sehingga mereka dapat sukses di pasar internasional.

 

Di akhir acara, para peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk bertanya apakah produknya sesuai dengan pasar ekspor yang ada. 

 

Sekitar 12 orang memperkenalkan produknya kepada ekspertis dalam helatan tersebut. (Fajar Ramadan/SG-2)