KETUA Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menyambut hangat gagasan kerja sama antara Indonesia dan Jepang yang disampaikan oleh Dubes Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki.
Dalam pertemuan tersebut, Meutya membahas berbagai isu strategis yang mencakup tenaga kerja terampil, transportasi, agrikultur, dan pertahanan.
Salah satu topik utama dalam pertemuan itu adalah peningkatan kerja sama terkait tenaga kerja terampil.
Baca juga: Menaker: Aturan Baru Pekerja Jepang Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia
Saat ini, jumlah pekerja terampil dari Indonesia di Jepang mencapai sekitar 80 ribu orang.
Jepang menyatakan keinginannya untuk memperluas kolaborasi ini, yang diharapkan dapat membuka lebih banyak lapangan kerja bagi tenaga terampil dari Indonesia.
Dubes Yasushi Masaki juga menjanjikan bahwa pekerja terampil Indonesia yang kembali ke Tanah Air akan mendapatkan kemudahan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia.
Baca juga: KBRI dan BI Tokyo Bawa 25 Jenama Indonesia pada Pameran Karya Kreatif Indonesia di Jepang
Meutya menilai bahwa tawaran kerja sama ini merupakan langkah positif yang dapat membantu Indonesia memfokuskan pengiriman tenaga kerja informal ke Jepang.
Dia melihat peluang ini sebagai kesempatan berharga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pelatihan dan penempatan kerja yang lebih baik. "Tapi harus kita latih dulu supaya mereka menjadi skilled worker ya,” tambah Meutya.
Namun, di balik antusiasme ini, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi.
Pertama, Indonesia harus memastikan bahwa program pelatihan untuk tenaga kerja terampil berjalan efektif dan memenuhi standar internasional.
Ini memerlukan investasi yang signifikan dalam pendidikan dan pelatihan vokasional.
Kedua, ada kebutuhan untuk menciptakan kerangka regulasi yang mendukung kerja sama bilateral ini, termasuk perlindungan hak-hak tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Kerja sama di bidang transportasi dan agrikultur juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Majukan Pertanian, DPR Minta Petani Muda Indonesia Belajar ‘Smart Farming’ dari Jepang
Jepang dan Indonesia melihat potensi besar dalam mengembangkan infrastruktur transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui teknologi dan inovasi.
Di bidang pertahanan, yang menjadi fokus utama Komisi I DPR RI, kedua negara berkomitmen untuk memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan.
Ini mencakup latihan bersama, pertukaran informasi, dan peningkatan kapasitas militer. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas regional dan memperkuat hubungan strategis antara kedua negara.
Meskipun prospek kerja sama ini menjanjikan, implementasi yang efektif dan berkelanjutan adalah kunci keberhasilan.
Indonesia perlu memastikan bahwa seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan, berkolaborasi untuk memaksimalkan manfaat dari kerja sama ini.
Tawaran kerja sama dari Jepang ini membuka peluang besar bagi Indonesia, namun juga menuntut persiapan yang matang dan komitmen kuat dari berbagai pihak.
Dengan pendekatan yang tepat, kerja sama ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia. (SG-2)