ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Mulyanto, memberikan dukungan penuh terhadap rencana Pemerintah meluncurkan BBM jenis baru yang rendah sulfur pada bulan Agustus 2024.
Langkah ini dianggap sebagai upaya penting dalam menurunkan angka polusi udara, terutama di perkotaan, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan hidup.
Mulyanto menegaskan bahwa meski BBM rendah sulfur ini merupakan langkah yang baik dan ramah lingkungan, tidak berarti akan menggantikan BBM bersubsidi seperti solar dan pertalite yang saat ini ada.
Baca juga: DPR Minta Pemerintah Tidak Grasah-Grusuh Terapkan Pembatasan Subsidi BBM Per 1 September
"Langkah tersebut bagus selama tidak dimaksudkan sebagai pengganti BBM bersubsidi yang sekarang ada," ujarnya sebagaimana dikutip situs DPR RI, Selasa (23/7).
Hal ini, menurut Mulyanto, melibatkan diskusi luas terkait kondisi keuangan negara, tingkat inflasi, dan daya beli masyarakat.
Politikus dari Fraksi PKS ini memuji upaya Pertamina dan badan usaha lainnya yang memproduksi dan mendistribusikan BBM ramah lingkungan atau eco friendly fuel sebagai tindakan positif dan sesuai regulasi.
Ia menambahkan bahwa masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan dalam menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
"BBM seperti ini mestinya masuk dalam kategori BBM jenis umum seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, atau Pertamina Dex, karena diperjualbelikan secara umum mengikuti mekanisme pasar," jelasnya.
Mulyanto juga menegaskan perbedaan antara BBM umum dan BBM bersubsidi.
BBM bersubsidi seperti solar dan pertalite didistribusikan secara khusus melalui pasar yang teregulasi, tidak seperti BBM umum yang dijual bebas di pasaran.
Baca juga: DPR RI Minta Pertamina Pastikan Tak Ada Kenaikan Harga BBM Hingga Juni 2024
Ia menyatakan bahwa pihaknya menunggu detail lebih lanjut mengenai BBM rendah sulfur ini, seperti kandungan sulfurnya, harga, sumber produk (apakah domestik atau impor), dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Namun, jika BBM rendah sulfur ini dimaksudkan untuk mengganti BBM bersubsidi, itu sudah masuk ke ranah kebijakan pemerintah," tambahnya.
Baca juga: DPR Soroti Silang Pendapat Antara Luhut dan Sri Mulyani Soal Pembatasan BBM Bersubsidi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana meluncurkan BBM jenis baru dengan kandungan sulfur sesuai standar Euro 4, yaitu sebesar 50 ppm.
Kandungan BBM jenis baru ini jauh lebih rendah dibandingkan bahan bakar saat ini yang kandungan sulfurnya mencapai 2.500 ppm.
Peluncuran BBM rendah sulfur atau eco friendly fuel ini diharapkan menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan.
BBM ramah lingkungan juga sekaligus memberikan pilihan yang lebih baik bagi masyarakat dalam penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. (SG-2)