Ekonomi

Dirut BRI: Investasi Human Capital Jadi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Elemen kedua, pemerataan kesempatan kerja. Sunarso menegaskan bahwa penyediaan pekerjaan bagi seluruh masyarakat usia produktif adalah salah satu cara terbaik untuk menyejahterakan rakyat, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi. 

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
14 Oktober 2024
Ketahanan pangan dan nutrisi. Indonesia harus memiliki strategi yang jelas dan visioner dalam memastikan kebutuhan pangan dan nutrisi tercukupi. (Ist/BRI)

INDONESIA diperkirakan bisa keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah (middle income trap) pada tahun 2041 jika mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi minimal 6%. 

 

Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, dalam acara Indonesia Future Policy Dialogue yang digelar oleh Katadata di Jakarta baru-baru ini.

 

Menurut Sunarso, salah satu faktor kunci untuk mencapai target tersebut adalah investasi pada human capital atau nilai ekonomi dari keterampilan dan pengalaman pekerja. 

 

Baca juga: UMKM: Kunci Wujudkan Indonesia Emas 2045 atau Hanya 'Bumper Ekonomi' Sesaat?

 

Dalam kajian BRI, faktor ini dianggap paling menentukan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

“Untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas US$ 4.465, sesuai dengan standar Bank Dunia,” ujar Sunarso dalam keterangan pers, Sabtu (12/10).

 

Sunarso juga menekankan bahwa pembentukan human capital harus didukung oleh tiga elemen penting:

 

Pertama, ketahanan pangan dan nutrisi. Indonesia harus memiliki strategi yang jelas dan visioner dalam memastikan kebutuhan pangan dan nutrisi tercukupi. 

 

“Ketahanan pangan sangat penting, karena itu kita harus memiliki strategi yang khusus dan terarah,” ungkap Sunarso.

 

Baca juga: Buku 'Cah Ndeso Menjadi CEO' Picu Semangat Wirausaha Menuju Indonesia Emas 2045

 

Kedua, pemerataan kesempatan kerja. Sunarso menegaskan bahwa penyediaan pekerjaan bagi seluruh masyarakat usia produktif adalah salah satu cara terbaik untuk menyejahterakan rakyat, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi. 

 

"Pemerataan kesempatan kerja harus menjadi fokus," katanya.

 

Ketiga. pertumbuhan ekonomi inklusif. Agar kesempatan kerja bisa merata, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dan menikmati hasil dari pertumbuhan tersebut.

 

Baca juga: Mendag Ajak Generasi Muda Cintai Produk UMKM untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

 

“Jika kita ingin memperbaiki human capital, mulailah dengan memperbaiki nutrisi dan pangan,” jelas Sunarso. 

 

“Setelah itu, barulah kita bisa mencapai pemerataan melalui pertumbuhan yang inklusif,” pungkas Sunarso.

 

Dengan fokus pada investasi di sektor human capital dan strategi ketahanan pangan yang tepat, Sunarso optimistis Indonesia mampu keluar dari middle income trap dan mencapai kemajuan ekonomi yang lebih signifikan pada masa depan. (SG-2)