PERKEMBANGAN harga berbagai komoditas pada Januari 2025 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 150 kabupaten/kota, pada Januari 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,76%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,99.
Angka tersebut mengalami kenaikan dibanding Januari 2024 yakni 105,19. Tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,76% dan tingkat deflasi y-to-d 0,76%. Inflasi pada Januari 2025 juga naik bila dibandingkan inflasi pada Desember 2024 yang mencapai 0,44%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,80.
Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di kantor BPS Jakarta, secara luring dan daring yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube BPS, Senin (3/2).
Baca juga: Inflasi Desember 2024 Naik ke 0,44%, Pangan dan Kebijakan Jadi Pemicu Utama
Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 4,55% dengan IHK sebesar 112,06 dan terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebesar 0,02% dengan IHK sebesar 105,90.
“Sementara deflasi provinsi y-on-y terdalam terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 1,52% dengan IHK sebesar 104,85 dan terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,06% dengan IHK sebesar 106,11,” jelasnya.
Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi, sambung Amalia, terjadi di Kabupaten Jayawijaya sebesar 4,55% dengan IHK sebesar 112,06 dan terendah terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,02% dengan IHK sebesar 105,12. Deflasi kabupaten/kota y-on-y terdalam terjadi di Kabupaten Gorontalo sebesar 1,71% dengan IHK sebesar 105,87 dan terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 104,69.
Baca juga: BPS: Inflasi November 1,55%, Kenaikan Terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, Pakaian
Menurut Amalia, Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,69%.
Kemudian kenaikan pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,24%; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,14%); kelompok kesehatan (1,84%); kelompok transportasi (0,76%); kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (sebesar 1,11%).
Dok. BPS
“Selain itu, kelompok pendidikan juga naik 2,05%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,47% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 7,27%,” imbuhnya.
Baca juga: Inflasi Stabil di Oktober 2024: BPS Catat Kenaikan Tipis 0,08 Persen
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, ujar Amalia lagi, adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 8,75% dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,30%.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2025, lanjutnya, antara lain, beras, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), sewa rumah, upah asisten rumah tangga, mobil, sepeda motor, uang sekolah SD, uang kuliah akademi/PT, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Deflasi
Lebih lanjut, Amalia melaporkan, tingkat deflasi month to month (m-to-m) Januari 2025 sebesar 0,76% dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) Januari 2025 sebesar 0,76%.
“Komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: tomat, daun bawang, pepaya, susu bubuk untuk balita, tarif listrik, sabun cair/cuci piring, bensin, dan telepon seluler,” ujarnya.
Jadi, kata Amalia, tingkat inflasi y-on-y komponen inti pada Januari 2025 sebesar 2,36%, inflasi m-to-m sebesar 0,30%, dan inflasi y-to-d sebesar 0,30%,” ujarnya. (SG-1)