BERDASARKAN hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 150 kabupaten/kota, pada November 2024, secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Inflasi y-on-y sebesar 1,55% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,71 pada November 2023 menjadi 106,33 pada November 2024. Tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,30% dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,12%.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,68%; kelompok pakaian dan alas kaki 1,20%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,59%.
Baca juga: Inflasi Stabil di Oktober 2024: BPS Catat Kenaikan Tipis 0,08 Persen
Demikian disampaikan Direktur Statistik Harga Windhiarso Ponco Adi, dalam keterangan resmi BPS, Senin (2/12).
“Selanjutnya yang turut naik adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,08%; kelompok kesehatan 1,65%; kelompok transportasi 0,03%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,49%; kelompok pendidikan naik 1,89%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,40%, dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya sebesar 7,26%,” jelasnya.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, sambung Windhiarso, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28%.
Baca juga: BPS: Inflasi September 2024 sebesar 1,84% , Turun dibanding Bulan Sebelumnya
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada November 2024, antara lain beras, bawang merah, bawang putih, tomat, daging ayam ras, ikan segar, gula pasir, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, uang sekolah SD, uang kuliah akademi/PT, kue kering berminyak, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan,” imbuhnya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, wortel, buncis, pepaya, labu siam/jipang, daun bawang, susu bubuk untuk balita, sabun cair/cuci piring, bensin, tarif angkutan udara, dan telepon seluler.
Lebih lanjut, Windhiarso menjelaskan, pada November 2024 inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Tengah sebesar 4,35% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,39 dan terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) 0,22% dengan IHK 103,58. Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Nabire 4,48% dengan IHK 110,75 dan terendah terjadi di Kabupaten Muara Enim 0,08% dengan IHK sebesar 108,43.
Baca juga: BPS: Inflasi Agustus 2024 sebesar 2,12%, Tertinggi terjadi di Papua Pegunungan
“Deflasi kabupaten/kota y-on-y terdalam terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 1,54% dengan IHK 104,77 dan terendah terjadi di Tanjung Pandan 0,09% dengan IHK sebesar 105,29,” tambahnya.
Di sisi lain, komponen energi pada November 2024 mengalami deflasi y-on-y sebesar 0,81% atau terjadi penurunan indeks dari 107,82 pada November 2023 menjadi 106,95 pada November 2024.
“Komponen energi juga mengalami inflasi m-to-m sebesar 0,02%, sedangkan y-to-d mengalami deflasi 0,75%. Komponen energi pada November 2024 memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y 0,09%. Sementara komponen energi tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi m-to-m nasional,” ujarnya.
Namun, Bahan makanan pada November 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,07%. Dan memberikan andil/ sumbangan inflasi m-to-m sebesar 0,20%. (SG-1).