GUNA meningkatkan dan mengembangkan daya saing sektor industri kecil dan menengah (IKM) di wilayah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logan dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar milik Kemenperin menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Kerja sama tersebut sebagai bukti nyata dari kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong peningkatan daya saing industri lokal di Luwu Timur.
“Dengan adanya pendampingan teknis dari BBSPJIHPMM Makassar, kami optimistis potensi industri lokal dapat dioptimalkan, tidak hanya meningkatkan daya saing, tetapi juga untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/12).
Baca juga: Balai Kemenperin Fasilitasi 129 Sertifikat TKDN Industri Kecil di Purworejo
Kerja sama BBSPJIHPMM Makassar dan Pemda Kabupaten Luwu Timur, sambungnya, mencakup berbagai aspek, antara lain pengembangan kapasitas industri lokal, pengujian dan sertifikasi, serta pelatihan atau pendampingan teknis untuk pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional.
Adapun sektor industri yang dipacu di Luwu Timur, meliputi pengolah hasil perkebunan, mineral dan logam, serta sektor maritim.
“Sinergi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kemampuan industri sekaligus meningkatkan daya saing produk sehingga berdampak pada pengembangan ekonomi di daerah khususnya Kabupaten Luwu Timur,” imbuh Andi.
Baca juga: Gandeng Pemerintah Daerah, Balai Kemenperin Fasilitasi Pemberian Sertifikat TKDN-IK
Menurutnya, satuan kerja (satker) BBSPJIHPMM Makassar siap memenuhi kebutuhan layanan jasa industri, di antaranya layanan pengujian produk, pemantauan lingkungan, kalibrasi, sertifikasi produk, inspeksi teknis, pemeriksaan halal, konsultansi industri, dan verifikasi TKDN.
Selain itu, layanan pendampingan teknis, sertifikasi industri hijau dan optimalisasi pemanfaatan teknologi digitalisasi, yang membantu perusahaan, pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing mewujudkan produk-produk IKM yang memiliki sertifikasi dan Standar Nasional Indonesia.
Sementara itu,Kepala BBSPJIHPMM Makassar, Shinta Virdhian, mengatakan, pihaknya berharap kerja sama dan kolaborasi antara BBSPJIHPMM dan Pemda Kabupaten Luwu Timur ini dapat mewujudkan industri yang produktif.
Baca juga: Balai Ternak Baznas Ubah Anwar Raih Hidup Lebih Sejahtera
“Selain itu, kami bisa memberikan pendampingan kepada para pelaku IKM agar memperluas akses pasarnya melalui kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis terkait standardisasi produk maupun skill yang perlu dipenuhi oleh pelaku industri,” ujarnya.
Shinta menyampaikan, beberapa kerja sama yang telah dilakukan BBSPJIHPMM Makassar dengan Pemda Kabupaten Luwu Timur dan pelaku usaha, antara lain Sertifikasi Produk SPPT SNI AMDK dengan beberapa pelaku usaha, pengujian pemantauan lingkungan dengan perusahaan di bawah pengawasan Dinas Lingkungan Hidup, serta pendampingan teknis ke pelaku usaha kakao binaan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan.
Di lain pihak, Pj Bupati Luwu Timur, Jayadi Nas mengungkapkan optimismenya terhadap kerja sama ini sebagai wujud nyata dalam mendukung kemajuan industri.
“Kemitraan dengan BBSPJIHPMM akan memperkuat komitmen kami dalam membangun daerah berbasis teknologi industri yang berdaya saing. Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Luwu Timur sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Terkait dengan pendampingan untuk peningkatan daya saing dan mutu produk IKM, lanjut Jayadi, kegiatan yang dapat dilakukan meliputi pendampingan optimalisasi teknologi peralatan serta hilirasi produk sesuai dengan potensi sumber daya alam di Kabupaten Luwu Timur.
“Semua ini bisa menjadi bagian dari lingkup kerjasama dengan Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Luwu Timur,” imbuh Jayadi.
Selain penandatanganan MoU dengan Pemda Kabupaten Luwu Timur, BBSPJIHPMM Makassar juga beberapa waktu lalu melaksanakan kunjungan audiensi ke PT Vale Indonesia Plant Site Sorowako, Luwu Timur, salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia.
Audiensi tersebut bertujuan untuk menjajaki peluang kerja sama yang diharapkan menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang lebih intensif antara BBSPJIHPMM dengan PT Vale Indonesia.
Tujuannya mewujudkan industri yang ramah lingkungan, sekaligus memperkuat sinergi untuk mendukung langkah nasional dalam menjaga keseimbangan antara operasional industri dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Kemenperin bersama pemerintah daerah terus proaktif untuk mengembangkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di daerah agar semakin produktif dan inovatif. Sebab, selama ini sektor IKM telah menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. (SG-1)