PERTAMINA, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia, telah menunjukkan komitmen yang signifikan dalam mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke level yang lebih tinggi.
Melalui program-program pembinaan yang terstruktur dan terfokus, Pertamina berhasil membawa UMKM binaannya melangkah lebih jauh, bahkan hingga ke pasar global.
Namun, apakah ini cukup untuk memastikan kebangkitan UMKM Indonesia dalam persaingan global?
Baca juga: Layak Diapresiasi, Tokopedia dan ShopTokopedia Bantu UMKM Batik Jadi Kreator Konten
UMKM di Indonesia, meskipun memiliki potensi besar, ternyata masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari keterbatasan akses ke pasar internasional hingga kurangnya dukungan struktural yang berkelanjutan.
Program pembinaan Pertamina, seperti yang terlihat dalam WOW Indonesia Festival 2024 di Washington DC, Amerika Serikat (AS) adalah langkah penting, tetapi tantangan sebenarnya terletak pada bagaimana membuat keberhasilan ini menjadi lebih luas dan berkelanjutan.
Baca juga: Target Ambisius UMKM Digitalisasi Jangan Hanya Fokus pada Reseller Tetapi Produsen
Dalam konteks global, UMKM bukan hanya sekadar penggerak ekonomi nasional, tetapi juga pemain penting dalam perdagangan internasional.
Negara-negara seperti Belanda dan AS telah membuktikan bahwa UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi yang kuat, terutama ketika mereka berhasil memposisikan diri di pasar global.
Untuk itu, keberhasilan pembinaan UMKM oleh Pertamina harus dijadikan acuan atau "benchmark" bagi BUMN lain di Indonesia.
Namun, penting untuk diingat bahwa keberhasilan ini tidak boleh dilihat sebagai pencapaian individual Pertamina semata.
Ini adalah tantangan kolektif bagi semua BUMN dan pemerintah untuk memperkuat posisi UMKM Indonesia di kancah internasional.
Dengan lebih banyak BUMN terlibat dalam program pembinaan UMKM, dan dengan dukungan kebijakan yang lebih komprehensif dari pemerintah, Indonesia dapat menciptakan ekosistem yang memungkinkan UMKM untuk tumbuh dan bersaing secara global.
Baca juga: Bank Mandiri Perkuat Digitalisasi UMKM melalui Mandiri Digipreneur Hub
Ekspansi UMKM Indonesia ke pasar internasional bukan hanya soal memperkenalkan produk-produk lokal ke luar negeri, tetapi juga tentang membangun daya tahan ekonomi nasional.
Dengan semakin banyak produk UMKM yang diterima di pasar global, Indonesia dapat menarik lebih banyak devisa, memperkuat nilai rupiah, dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Ini adalah strategi yang tidak hanya menguntungkan bagi UMKM, tetapi juga penting bagi stabilitas ekonomi nasional.
Pertamina telah mengambil langkah penting dengan mempromosikan UMKM binaannya di acara-acara internasional.
Tidak Hanya Jago Kandang
Namun, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa momentum ini terus berlanjut dan berdampak luas.
Diperlukan sinergi yang lebih kuat antara BUMN, pemerintah, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa UMKM Indonesia tidak hanya menjadi "jago kandang," tetapi juga mampu bersaing di luar kandang, di panggung global yang lebih besar dan lebih menantang.
Pada akhirnya, kesuksesan UMKM Indonesia di pasar global tidak hanya bergantung pada usaha satu atau dua BUMN, tetapi pada upaya kolektif seluruh bangsa.
Jika langkah ini dilakukan dengan benar, Indonesia tidak hanya akan mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga, tetapi juga berpotensi menjadi pemain utama dalam perdagangan global, dengan UMKM sebagai ujung tombaknya. (SG-2)