SOKOGURU, JAKARTA: Dunia kripto kembali diguncang. Token Mantra (OM) mengalami kejatuhan dramatis dengan nilai merosot lebih dari 90 persen hanya dalam waktu satu jam pada Minggu (14/4).
Harga yang semula mendekati US$6 anjlok tajam ke bawah US$0,4, menghapus miliaran dolar dari total kapitalisasi pasar token ini.
Tim Mantra menyebut penyebab utama kejatuhan ini adalah ‘likuidasi ceroboh’ yang dilakukan tanpa peringatan atau notifikasi margin call kepada para pemegang posisi.
Baca juga: 22 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Siap Jalani Tahapan Final Jadi Pedagang Resmi
“Waktu dan kedalaman kejatuhan ini menunjukkan adanya penutupan akun yang sangat tiba-tiba tanpa peringatan atau pemberitahuan,” ujar John Patrick Mullin, Co-founder Mantra, melalui akun X, baru-baru ini..
Pernyataan resmi dari tim juga menegaskan bahwa penurunan drastis ini bukan akibat penipuan atau rug pull, melainkan murni efek dari likuidasi paksa yang memicu penurunan harga secara beruntun di tengah kondisi pasar yang minim likuiditas.
Peringatan Bagi Dunia Kripto dan Token Aset Dunia Nyata (RWA)
Insiden ini menjadi salah satu penurunan harga kripto paling curam di tahun 2025, sekaligus mengundang sorotan tajam terhadap praktik bursa kripto yang terpusat dan kestabilan token RWA (Real-World Asset), yaitu token yang mewakili aset dunia nyata seperti properti atau obligasi.
Mantra sendiri dikenal sebagai blockchain Layer-1 yang berfokus pada tokenisasi aset nyata dengan kepatuhan regulasi yang ketat.
Dibangun dengan Cosmos SDK, platform ini mendukung IBC dan CosmWasm, sehingga bisa berinteroperasi dan mendukung kontrak pintar di berbagai jaringan.
Baca juga: Bappebti Sahkan Izin Tokocrypto sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto
Token OM sempat menyentuh titik terendah di kisaran US$0,37 pada jam-jam sepi volume perdagangan, sebelum akhirnya pulih tipis ke US$0,8.
Meski begitu, nilai ini masih anjlok lebih dari 90% dari harga puncaknya di bulan Februari lalu yang mencapai $8,99, menurut data CoinGecko.
Tudingan Rug Pull Dibantah, Kepercayaan Investor Dipertaruhkan
Meskipun muncul spekulasi dari publik mengenai kemungkinan adanya rug pull atau penjualan token secara diam-diam oleh tim inti, Mantra membantah tudingan tersebut.
Mereka menegaskan bahwa alokasi token internal masih terkunci dan dapat diverifikasi secara on-chain.
Namun demikian, kerusakan telah terjadi. Kejadian ini mengancam reputasi dan kerja sama strategis Mantra, termasuk dengan raksasa teknologi seperti Google Cloud dan DAMAC Group dari Dubai.
“Kejadian seperti ini menguji kepercayaan investor dan menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana tokenisasi aset bisa dibuat lebih aman untuk adopsi arus utama,” ujar Hank Huang, CEO Kronos Research.
Baca juga: Bappebti Kian Fokus Perkuat Ekosistem Kripto di Indonesia
Ia menambahkan bahwa insiden ini menunjukkan bahwa sektor tokenisasi aset nyata masih dalam tahap awal, dan infrastruktur keamanan serta transparansinya masih perlu banyak dibenahi.
Sementara itu, analis dari Tiger Research menolak memberikan komentar hingga konferensi pers resmi digelar pada hari yang sama di zona waktu Asia.
Tantangan Baru: Bangun Ulang Kepercayaan
Kehilangan kepercayaan publik menjadi PR besar bagi tim Mantra saat ini.
Mullin menegaskan bahwa krisis seperti ini bisa terjadi ketika ada kekuasaan diskresi yang dijalankan tanpa pengawasan internal dan eksternal yang ketat.
Kini, Mantra harus membuktikan bahwa mereka mampu keluar dari krisis ini dan membangun ulang keyakinan investor dalam proyek tokenisasi aset dunia nyata yang selama ini mereka usung. (SG-2)