SokoBisnis

Pertemuan Bilateral Indonesia dengan Rusia dan Hong Kong, Bahas RI-EAEU FTA Hingga Aksesi ke RCEP

Total perdagangan Indonesia-Rusia mencapai USD3,29 miliar. Sedangkan total perdagangan Indonesia-Hong Kong USD3,50 miliar. Ekspor RI ke Rusia USD1,26 miliar.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
01 November 2025
<p>Pertemuan bilateral Mendag Busan dengan Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, Vladimir Ilyichev, di Gyeongju, Korea Selatan, pada Kamis, 30 Oktober 2025. Keduanya membahas hasil positif perundingan perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-EAEU FTA). (Dok. Kemendag)</p>

Pertemuan bilateral Mendag Busan dengan Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, Vladimir Ilyichev, di Gyeongju, Korea Selatan, pada Kamis, 30 Oktober 2025. Keduanya membahas hasil positif perundingan perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-EAEU FTA). (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, GYEONGJU- Di sela-sela Rangkaian Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Economic Leaders Meeting) yang berlangsung pada 29 Oktober-1 November 2025, Menteri Perdagangan Budi Santoso menghadiri dua pertemuan bilateral dengan Rusia dan Hong Kong.

“Kedua pertemuan tersebut bertujuan untuk menjajaki berbagai kerja sama demi meningkatkan kinerja perdagangan. Indonesia mendorong peningkatan hubungan perdagangan dengan Rusia dan Hong Kong,” ujarnya pascapertemuan, seperti dirilis Kementerian Perdagangan (Kemendag), Sabtu, 1 November 2025.

Dalam pertemuan yang berlangsung  di Gyeongju, Korea Selatan, pada Kamis, 30 Oktober itu, Mendag Busan, sapaan akrab Budi Santoso dengan Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, Vladimir Ilyichev, membahas hasil positif perundingan perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-EAEU FTA). 

Baca juga: Mendag Busan Bertemu Menteri Ekonomi Meksiko, Dorong Pembentukan CEPA dengan Indonesia

Perjanjian Indonesia-EAEU FTA ditargetkan untuk ditandatangani pada Desember 2025 berbarengan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi EAEU (EAEU Summit) di St. Petersburg, Rusia.

Sebelumnya, perundingan Indonesia-EAEU FTA diluncurkan oleh Menteri Perdagangan RI dan Anggota Dewan Menteri Urusan Perdagangan EAEU pada 5 Desember 2022. 

Perundingan berjalan sebanyak lima putaran dengan putaran terakhirnya pada 22-24 Juli 2024 di Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Mendag Busan Hadiri Tingkat Menteri APEC, Dorong Inklusivitas dalam Merespons Tantangan Ekonomi Global

“Indonesia menyambut baik penyelesaian perundingan dan telah tuntasnya proses telaah hukum naskah perjanjian Indonesia-EAEU FTA. Indonesia saat ini menantikan pelaksanaan penandatanganan perjanjian yang ditargetkan pada Desember 2025,” imbuhnya.

Sementara itu, Wamen Ilyichev menyambut baik diskusi tersebut. Ia juga menyampaikan, Rusia ingin menggali lebih banyak kebijakan tentang pupuk, terutama terkait standar pupuk di Indonesia dan penentuan pelabuhan untuk impor pupuk. 

Selain itu, Rusia juga ingin menggali peluang kerja sama sertifikasi halal dengan Indonesia. Kerja sama tersebut akan memungkinkan Indonesia dan Rusia menyamakan standar halal di kedua negara.

Baca juga: Diminati Pasar Rusia, Gula Kelapa UMKM Asal Salatiga Hasilkan MoU Ekspor Rp2,33 Miliar

Pada Januari-Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Rusia mencapai USD3,29 miliar. Ekspor Indonesia ke Rusia tercatat USD1,26 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Rusia USD 2,03 miliar. 

Sementara itu, pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 3,98 miliar. Ekspor Indonesia ke Rusia sebesar USD1,74 miliar dan impor Indonesia dari Rusia USD 2,24 miliar.

Produk ekspor unggulan Indonesia ke Rusia meliputi minyak kelapa sawit, logam korundum buatan, minyak kelapa, kopi, dan lemak kakao. 

Di sisi lain, impor utama Indonesia dari Rusia meliputi batu bara, gandum dan meslin, pupuk kalium, produk setengah jadi dari besi atau baja, dan minyak bumi. 

 

Bahas Aksesi ke RCEP dengan Hong Kong

Di lain pihak, saat melakukan pertemuan dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Algernon Yau, Mendag Busan membahas rencana aksesi Hong Kong ke dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

“Indonesia menyambut baik rencana Hong Kong untuk bergabung dalam perjanjian RCEP. Kami percaya RCEP memiliki prinsip regionalisme terbuka yang mendukung sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, inklusif, dan terbuka,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Yau menyampaikan, Hong Kong mengapresiasi Indonesia yang mendorong aksesi ke RCEP. Di sisi lain, ia juga mengatakan akan mendorong investasi dan pariwisata Hong Kong ke Indonesia.

Pada Januari-Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Hong Kong mencapai USD3,50 miliar. Ekspor Indonesia tercatat sebesar USD1,43 miliar. 

Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia dan Hong Kong mencapai USD5,74 miliar dan ekspor Indonesia ke Hong Kong mencapai USD 2,62 miliar.

Produk ekspor unggulan Indonesia ke Hong Kong meliputi batu bara, gas petroleum, pupuk mineral atau kimia, akumulator listrik, serta monitor dan proyektor. 

Di sisi lain, impor utama Indonesia dari Hong Kong meliputi sirkuit elektronik terpadu, minyak petroleum, telepon, karet sintetis, dan polimer propilena. (SG-1)