SOKOGURU - Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah inisiatif pemerintah untuk mendorong pertumbuhan UMKM melalui pembiayaan dengan bunga rendah.
Namun, masih banyak pelaku usaha yang hanya memanfaatkan KUR untuk kebutuhan jangka pendek seperti modal belanja atau biaya operasional.
Padahal, KUR sebenarnya bisa dimanfaatkan secara strategis untuk ekspansi usaha, mulai dari pengembangan kapasitas produksi, perluasan pasar, hingga transformasi digital.
Jika digunakan dengan tepat, KUR bisa menjadi “batu loncatan” agar usaha kecil berkembang menjadi usaha menengah dan bahkan besar.
Berikut ini penjelasan bagaimana cara memanfaatkan fasilitas KUR untuk ekspansi usaha secara maksimal.
Apa Itu Ekspansi Usaha dalam Konteks UMKM?
Ekspansi usaha mengacu pada upaya memperluas kapasitas bisnis, baik dari sisi produksi, distribusi, pemasaran, atau manajemen. Beberapa contoh bentuk ekspansi meliputi:
-Membuka cabang baru atau memperluas tempat usaha
-Membeli mesin/alat produksi untuk meningkatkan volume
-Menambah jumlah karyawan atau reseller
-Memasuki pasar baru (daerah, luar negeri, online)
-Digitalisasi proses bisnis (kasir digital, e-commerce, ERP)
Semua ini membutuhkan perencanaan dan modal—di sinilah KUR hadir sebagai salah satu solusi pembiayaan yang mudah dan murah.
Jenis KUR yang Cocok untuk Ekspansi Usaha
Sebelum memanfaatkan KUR untuk ekspansi, penting untuk mengetahui jenis KUR yang paling relevan:
1, KUR Kecil (Rp50 juta – Rp500 juta)
Cocok untuk pelaku usaha yang ingin naik kelas dan memperbesar skala usahanya. Tidak semua usaha bisa langsung mendapatkan jenis ini—harus melalui proses verifikasi.
2, KUR Mikro (hingga Rp50 juta)
Cocok bagi usaha kecil yang ingin menambah alat produksi, gudang, atau menjangkau pasar digital.
3. KUR Khusus
Diperuntukkan untuk sektor tertentu (misalnya pertanian, perikanan, peternakan) dalam bentuk klaster. Pendampingan dan pembinaan juga disediakan untuk mendukung ekspansi.
Cara Memanfaatkan Fasilitas KUR untuk Ekspansi Usaha
Berikut beberapa langkah strategis untuk memanfaatkan KUR sebagai alat ekspansi usaha:
1. Lakukan Evaluasi dan Rencana Ekspansi yang Jelas
Sebelum mengajukan KUR, pelaku usaha harus menyusun rencana ekspansi:
-Apa yang ingin dikembangkan?
-Berapa kebutuhan modalnya?
-Bagaimana proyeksi keuntungan setelah ekspansi?
Bank penyalur akan menilai kelayakan usaha dari sisi ini. Rencana yang jelas akan memudahkan proses persetujuan pinjaman.
2. Gunakan Dana KUR untuk Aset Produktif
Pastikan dana KUR digunakan untuk keperluan produktif yang berdampak langsung pada peningkatan skala usaha, misalnya:
-Pembelian mesin jahit tambahan untuk UMKM konveksi
-Renovasi warung menjadi mini kafe
-Pengadaan motor untuk ekspedisi internal
-Iklan digital dan jasa pemasaran untuk produk online
Jangan gunakan KUR untuk konsumsi pribadi atau keperluan tidak terukur hasilnya.
3. Manfaatkan Pendampingan dari Mitra KUR
KUR bukan hanya soal pinjaman. Banyak bank penyalur seperti BRI dan Mandiri bekerja sama dengan Kemenkop UKM dan Dinas Koperasi daerah untuk memberikan pelatihan bisnis.
Gunakan fasilitas ini untuk belajar tentang:
-Digitalisasi usaha
-Manajemen keuangan
-Branding dan pemasaran
-Pelaku usaha yang aktif mengikuti pelatihan akan lebih siap untuk ekspansi yang berkelanjutan.
4. Bangun Rekam Jejak Kredit Positif
Jika kamu sudah pernah mendapatkan KUR dan mengembalikannya dengan lancar, kamu akan lebih mudah mengajukan pembiayaan lebih besar.
Ini membuka peluang ekspansi lebih luas ke jenis KUR Kecil atau bahkan kredit komersial. Selalu lunasi cicilan tepat waktu agar bank percaya pada kapasitas bisnismu.
5. Integrasikan Ekspansi dengan Teknologi
Banyak pelaku usaha mengembangkan bisnisnya ke ranah digital. Gunakan dana KUR untuk:
-Membuat website toko online
-Daftar di e-commerce
-Membeli laptop atau software kasir
-Bayar jasa konsultan digital marketing
Langkah ini membantu menjangkau pasar baru secara nasional hingga internasional.
Fasilitas KUR bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk tumbuh dan memperluas skala usaha.
Dengan rencana ekspansi yang matang, penggunaan dana yang bijak, serta memanfaatkan ekosistem pendampingan pemerintah, pelaku UMKM bisa naik kelas lebih cepat. (*)
