Soko Berita

Sunnah Penting Jelang Kurban: Jangan Potong Rambut dan Kuku, Ini Penjelasannya!

Sunnah penting jelang kurban: jangan potong rambut dan kuku sejak 1 Zulhijah hingga hewan disembelih. Simak penjelasan dan hikmahnya menurut Ustaz Adi Hidayat!

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
19 Mei 2025
<p>Ilustrasi menjelang Iduladha, umat Islam yang berniat berkurban dianjurkan menjaga sunnah dengan tidak memotong rambut dan kuku sejak 1 Zulhijah hingga hewan kurban disembelih, sebagai bentuk ketaatan dan harapan meraih nilai spiritual yang lebih tinggi. Foto: freepik.com</p>

Ilustrasi menjelang Iduladha, umat Islam yang berniat berkurban dianjurkan menjaga sunnah dengan tidak memotong rambut dan kuku sejak 1 Zulhijah hingga hewan kurban disembelih, sebagai bentuk ketaatan dan harapan meraih nilai spiritual yang lebih tinggi. Foto: freepik.com

SOKOGURU – Menjelang Iduladha, umat Islam yang berniat berkurban dianjurkan untuk memperhatikan adab dan sunnah yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Salah satu sunnah yang kerap terlupakan adalah larangan memotong rambut dan kuku sejak masuk 1 Zulhijah hingga hewan kurban disembelih.

Ustaz Adi Hidayat dalam kajiannya menegaskan pentingnya sunnah ini dan hikmah besar di baliknya.

“Jika telah masuk 10 hari pertama bulan Zulhijah, dan ada di antara kita yang sudah berniat untuk ikut ibadah kurban.

Maka Nabi menganjurkan, ini sunnah yang sangat ditekankan untuk tidak memotong atau mencukur seluruh rambut yang melekat pada tubuh ataupun kuku, sampai hewan kurbannya disembelih,” jelas Ustaz Adi Hidayat, sebagaimana dikutip sokoguru.id dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin, 19 Mei 2025.

Dalil Sunnah Tidak Memotong Rambut dan Kuku

Anjuran ini bersandar pada hadis riwayat Shahih Muslim No. 1977, yang menegaskan bahwa bagi siapa saja yang telah berniat berkurban, hendaknya menahan diri dari memotong rambut dan kuku hingga proses penyembelihan selesai.

Sunnah ini berlaku sejak akad kurban dilakukan, baik atas nama sendiri maupun titipan dari keluarga.

Hikmah dan Nilai Spiritual di Balik Sunnah Ini

Menurut Ustaz Adi, hikmah menahan diri dari memotong rambut dan kuku adalah agar pelaku kurban memperoleh value atau nilai spiritual yang tinggi, bahkan bisa meraih nilai “mabrur” seperti orang yang berhaji.

“Esensinya adalah menghadirkan nilai yang sama seperti orang yang haji, walau dia tidak berhaji. Yang dimaksud adalah mendapatkan value dari ibadah haji, yaitu sifat mabrur, bukan sekadar pahala,” tambah beliau.

Dengan mengikuti sunnah ini, umat Islam diharapkan semakin dekat kepada Allah dan memperoleh keberkahan lebih dari ibadah kurban yang dijalankan.

Bolehkah Melanggar Sunnah Ini?

Meski hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan), bukan haram, Ustaz Adi menegaskan bahwa jika ada kebutuhan mendesak untuk memotong rambut atau kuku-misalnya karena alasan kesehatan atau penampilan-maka hal itu diperbolehkan.

Namun, sebaiknya sunnah ini tetap dijaga sebagai bentuk kesungguhan dalam beribadah.

Waktu Pelaksanaan Sunnah

Sunnah ini dimulai sejak masuk 1 Zulhijah hingga hewan kurban benar-benar disembelih.

Dalam praktiknya, waktu penyembelihan kurban berlangsung pada tanggal 10, 11, 12, atau 13 Zulhijah, sehingga selama periode itu, pelaku kurban dianjurkan menahan diri dari memotong rambut dan kuku.

Menahan diri dari memotong rambut dan kuku jelang kurban adalah sunnah yang sangat dianjurkan untuk diikuti oleh setiap muslim yang hendak berkurban.

Selain sebagai bentuk ketaatan, sunnah ini juga membawa nilai spiritual yang tinggi, mendekatkan diri kepada Allah, dan menambah keberkahan ibadah kurban.(*)