Soko Bisnis

Berjaya Di Korea Import Fair (KIF) 2025, UMKM Indonesia Raih Potensi Transaksi Rp27 Miliar

Pelaku UMKM menerima permintaan dari buyer untuk produk sambal, keripik tempe, gula palem, dan madu, aksesori, perawatan tubuh body butter, vanila, dan sabun.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
28 Juli 2025
<p>Pada KIF 2025 di COEX Convention Center, Seoul, Korea Selatan, pada 7-9 Juli 2025,  Atase Perdagangan RI Seoul dan Kedutaan Besar RI di Seoul bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk memfasilitasi 30 UMKM tampil di Paviliun Indonesia. (Dok. Atase Perdagangan Seoul)</p>

<p> </p>

Pada KIF 2025 di COEX Convention Center, Seoul, Korea Selatan, pada 7-9 Juli 2025,  Atase Perdagangan RI Seoul dan Kedutaan Besar RI di Seoul bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk memfasilitasi 30 UMKM tampil di Paviliun Indonesia. (Dok. Atase Perdagangan Seoul)

 

SOKOGURU, SEOUL- Sebanyak 30 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia beberapa waktu lalu berpartisipasi dalam Korea Import Fair (KIF) 2025  di COEX Convention Center, Seoul, Korea Selatan. 

Pada pameran tersebut UMKM Indonesia  berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar USD1,67 juta, atau setara Rp27,05 miliar, khususnya untuk beragam produk olahan makanan dan minuman (mamin) unggulan Indonesia.

Demikian disampaikan Atase Perdagangan RI di Seoul, Roesfitawati, dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Senin, 28 Juli 2025.

Baca juga: Wamendag Roro Dorong Pelaku Usaha RI-Korea Manfaatkan Indonesia-Korea CEPA

“Capaian transaksi potensial sebesar USD 1,67 juta itu menunjukkan tingginya minat buyer internasional terhadap produk Indonesia. Kami berharap, capaian ini menjadi langkah awal untuk memperluas penetrasi produk Indonesia ke pasar global,” ujarnya.

Menurut Roesfitawati, paviliun Indonesia  sukses memukau pengunjung KIF 2025 yang diselenggarakan pada 7–9 Juli 2025. 

Pada KIF 2025, sambungnya, Atase Perdagangan RI Seoul dan Kedutaan Besar RI di Seoul bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk memfasilitasi 30 UMKM tampil di Paviliun Indonesia. 

Baca juga: Perkuat Persahabatan RI-Korea Selatan, KBRI Seoul Bentuk ‘Friend of Indonesia’

Menempati area seluas 36 meter persegi, Paviliun Indonesia resmi dibuka pada 7 Juli 2025 oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Seoul Ali Andika Wardhana bersama perwakilan PT Pertamina (Persero) Adityo Haryosetyo. 

Paviliun Indonesia berhasil menarik perhatian 1.650 pengunjung selama tiga hari pameran.

Roesfitawati mengatakan, ragam produk unggulan UMKM Indonesia yang ditampilkan di Paviliun Indonesia, antara lain, mamin olahan, kopi, teh, kerajinan tangan, fesyen, aksesori, serta produk dekorasi rumah (home décor). 

Sementara itu, beberapa produk yang sangat diminati pengunjung pameran adalah berbagai olahan kakao, keripik pisang, abon sapi, dan kopi specialty.

Baca juga: Kehadiran Paviliun Indonesia di Seoul Food and Hotel 2024 Lahirkan Peluang Bisnis UKM

Sejumlah UMKM juga menerima permintaan dari buyer untuk menyampaikan daftar harga dan katalog produk yang lebih lengkap. Permintaan itu datang untuk berbagai kategori produk, yaitu produk mamin seperti sambal, keripik tempe, gula palem, dan madu; produk aksesori seperti bros; serta produk perawatan tubuh seperti body butter, vanila, dan sabun.

“Sebagai tindak lanjut, kami akan berkoordinasi dengan PT Pertamina (Persero) untuk memonitor proses penjajakan dan negosiasi UMKM dengan buyer potensial di Korea Selatan,” imbuhnya. 

Selain menampilkan produk-produk unggulan UMKM, Paviliun Indonesia juga menyelenggarakan Indonesian Coffee Testing and Seminar pada 8 Juli 2025. 

Kegiatan itu merupakan hasil kerja sama dengan Coffee Critics Association (CCA) yang dihadiri oleh 15 pebisnis kopi Korea Selatan. 

“Keikutsertaan Indonesia di KIF 2025 merupakan salah satu strategi utama kami untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di pasar Korea Selatan. Jejaring bisnis Korea Importers Association (KOIMA) yang luas di kalangan dunia usaha dan Pemerintah Korea Selatan menjadi nilai tambah yang sangat penting,” ucap Roesfitawati.

Ia juga mengatakan, kehadiran Indonesia di KIF 2025 ini merupakan undangan dari KOIMA sebagai tindak lanjut misi dagang Korea Selatan ke Indonesia pada Januari 2025 lalu. 

Saat itu, KOIMA bekerja sama dengan ASEAN-Korea Centre untuk mendatangkan beberapa perusahaan buyer ke Indonesia agar dapat menghadiri penjajakan bisnis (business matching) dan kunjungan perusahaan.

“Undangan ini menjadi sinyal intensi yang kuat antara kedua pihak untuk menjalin hubungan dagang yang lebih intens. Kami harap momentum ini dapat ditindaklanjuti bersama agar pelaku usaha Indonesia dan Korea Selatan dapat terus membuka prospek hubungan dagang jangka panjang,” tambah Roesfitawati.

PT Mandala Prima Makmur turut menjadi peserta dalam KIF 2025. Felia Jasmin selaku Wakil Direktur mengapresiasi dukungan dan fasilitasi yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada para pelaku usaha dalam membuka peluang bisnis dengan buyer internasional.

“Kami menyampaikan terima kasih atas kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan. Kami berharap melalui partisipasi pada KIF 2025 ini, perusahaan kami dapat membuka jalan untuk memasuki pasar Korea Selatan dan menjalin kerja sama bisnis yang berkelanjutan,” ujar Felia.

KIF 2025 merupakan pameran business-to-business (B-to-B) berskala global yang diselenggarakan KOIMA, asosiasi importir terbesar di Korea Selatan. 

Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan produk dan jasa dari negara-negara mitra dagang Korea Selatan kepada pimpinan perusahaan importir setempat. KIF 2025 diikuti lebih dari 200 perusahaan dari 40 negara. 

Selama tiga hari penyelenggaraan, pameran ini berhasil menarik 167.456 pengunjung, baik yang berasal dari Korea Selatan maupun berbagai negara lainnya.

 

Perdagangan Indonesia-Korea Selatan

Pada Januari hingga Mei 2025, total perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan tercatat sebesar USD7,68 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Korea Selatan mencapai USD 4,12 miliar dan impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar USD 3,55 miliar. 

Perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan menunjukkan surplus sebesar USD 569,60 juta.

Untuk sektor nonmigas pada periode yang sama, total perdagangan kedua negara mencapai USD 6,99 miliar. Ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar USD 3,58 miliar, sedangkan impor nonmigas dari Korea Selatan sebesar USD 3,41 miliar. Dengan demikian, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan nonmigas sebesar USD 164,80 juta pada periode tersebut.

Sejumlah komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Korea Selatan mencakup batu bara, akumulator elektrik, aluminium, monokarbosilat untuk industri, perangkat televisi, minyak sayur, timah, feronikel, dan amonia. (SG-1)