SokoBisnis

10 Pelaku Usaha Kerajinan Indonesia Tunjukkan Kekuatan Produk di Pameran TIGS 2025, Tokyo

Produk kerajinan Indonesia di Jepang menunjukkan tren positif. Sepanjang Januari–Juni 2025, nilai ekspor ke Negeri Sakura itu capai USD16,4 juta, naik 26,26%.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 September 2025
<p>Kementerian Perdagangan RI mendorong promosi produk kerajinan Indonesia melalui partisipasi di Tokyo International Gift Show Autumn (TIGS) 2025. Pameran produk kerajinan terbesar di Jepang itu berlangsung pada 3–5 September 2025 di Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang. (Dok. Kemedag)</p>

Kementerian Perdagangan RI mendorong promosi produk kerajinan Indonesia melalui partisipasi di Tokyo International Gift Show Autumn (TIGS) 2025. Pameran produk kerajinan terbesar di Jepang itu berlangsung pada 3–5 September 2025 di Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang. (Dok. Kemedag)

SOKOGURU, TOKYO-  Sebanyak 10 pelaku usaha kerajinan Indonesia berpartisipasi dalam pameran di Tokyo International Gift Show Autumn (TIGS) 2025 yang berlangsung di  Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang, pada  3–5 September 2025.

Aneka produk kerajinan buatan Indonesia tersebut dihadirkan di Paviliun Indonesia yang mengusung tema Crafting Peace, Living Harmony. Tiga diantara pelaku usaha tersebut adalah peraih penghargaan Good Design Award di Jepang beberapa waktu lalu.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, keikutsertaan Indonesia itu menjadi komitmen pemerintah mendorong ekspor produk bernilai tambah. 

Baca juga: Ikut dalam Pameran Perikanan di Jepang (JISTE), Kemendag Gencarkan Ekspor Perikanan Indonesia

“Partisipasi Indonesia di TIGS 2025 menjadi langkah baru diplomasi dagang berbasis desain dan narasi,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis, 4 September 2025.

Keikutsertaan Indonesia pada TIGS, sambung Mendang Busan, sapaan akrab Budi Santoso, menjadi ajang untuk memamerkan sekaligus menunjukkan kekuatan produk lokal yang siap bersaing di pasar global.

“Kami ingin dunia mengenal Indonesia bukan hanya sebagai negara penghasil bahan baku, tetapi juga sebagai sumber inspirasi desain, inovasi, dan produk bernilai,” imbuhnya.

Baca juga: UMKM Kreatif asal Jakarta, Craftote Sukses Ekspor Kerajinan ke Jepang dan Kanada

Kemendag mendorong promosi produk kerajinan Indonesia melalui partisipasi di TIGS 2025. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag, Fajarini Puntodewi, Paviliun Indonesia hadir dalam pameran TIGS 2025 sebagai bentuk sinergi kementerian dan lembaga dalam mendorong ekspor.

Paviliun Indonesia, ujarnya, merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kemendag, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), KBRI Tokyo, dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). 

“Kami ingin memastikan Indonesia tampil dengan kualitas terbaik dari sisi produk, narasi, maupun kesiapan bisnis,” ujar Puntodewi.

Baca juga: 10 Produk Terbaik Indonesia Melaju ke Good Design Award Jepang, Rampung Penjurian GDI Tahap II

Sepuluh pelaku usaha kerajinan itu hdiri pada zona Life×Design di West Hall 1, Tokyo Big Sight. Mereka yang hadir di TIGSmerupakan pelaku usaha yang dikurasi oleh Kemendag. 

Sementara itu, tiga pelaku usaha yang pernah mendapatkan penghargaan Good Design Award di Jepang itu adalah Javani Narutala, Green Galeria, dan Handep Ethical.

Kurasi dilakukan dalam dua tahap, yakni seleksi administrasi yang menilai sertifikasi internasional, kesiapan ekspor, dan kekuatan narasi produk; serta proses pitching untuk memastikan kualitas dan daya saing. Selanjutnya, perusahaan yang telah lolos kurasi dipromosikan kepada buyer di Jepang, sehingga saat pameran berlangsung, para pelaku tidak hanya menampilkan karya terbaik, tetapi juga berkesempatan langsung bertemu calon mitra potensial lewat business matching

Sementara itu, Kuasa Usaha Ad Interim di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KUAI KBRI) Tokyo, Maria Renata Hutagalung, mengatakan, seleksi produk untuk dipromosikan di pasar Jepang memegang peranan penting dalam memastikan produk Indonesia yang ditawarkan memiliki daya saing.

“Seleksi produk yang ketat menjadi penting dalam mendorong daya saing di pasar global. Terbukti, produk lokal Indonesia menjadi tren di kalangan muda Jepang seiring banyaknya produk kriya berbahan baku alami yang kini dipasok ke gerai ritel Jepang,” ujarnya.

Pada penyelenggaraannya yang ke-100, TIGS 2025 diikuti oleh 3.000 perusahaan dari 16 negara dan diperkirakan dihadiri oleh 200.000 pengunjung lokal serta 5.500 pengunjung asing. 

TIGS menjadi ajang buyer mendapatkan pemasok (sourcing) produk bergaya Jepang. Selain menampilkan produk, Indonesia menawarkan desain dan inovasi yang sejalan dengan tren global.

Paviliun Indonesia juga mengadakan business matching dan pitching produk. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Jepang terhadap kualitas produk Indonesia, Paviliun Indonesia mengadakan diskusi tematik yang bekerja sama dengan buyer Jepang, komunitas desain, dan Asean Japan Center (AJC). 

Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud realisasi program Kemendag, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). 

Dalam hal itu, khususnya untuk produk berbasis desain dan inovasi. Seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memperkuat

jejaring bisnis dan membuka peluang ekspor bagi pelaku usaha, termasuk UMKM.

Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, Indonesia siap menyambut dunia lewat kerajinan yang bercerita tentang budaya, menghadirkan inovasi desain, dan menampilkan kekuatan lokal yang

kompetitif untuk memperkuat citra serta daya saing di pasar global.

 

 Tren positif

Produk kerajinan Indonesia di Jepang menunjukkan tren positif. Sepanjang periode Januari–Juni 2025, nilai ekspor produk kerajinan ke Jepang mencapai senilai USD16,4 juta atau naik 26,26% dibanding periode yang sama pada 2024. 

Kontribusi terbesar berasal dari produk aksesori, seperti topi tenun, topi jahit, serta bahan tekstil lainnya sebesar 20,41 persen dari total ekspor.

Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Ari Satria, menyatakan, tren ini mencerminkan apresiasi konsumen Jepang terhadap kerajinan Indonesia yang memadukan estetika, fungsi, dan nilai budaya. “Jepang dikenal sebagai rujukan global produk kerajinan berkualitas. Karakter pasar yang detail dan berorientasi pada mutu membuka peluang untuk kerajinan Indonesia menembus segmen premium,” ujarnya.

Sementara itu, pada periode Januari–Juli 2025, ekspor kerajinan Indonesia ke pasar global mencapai USD 253,7 juta. Jepang menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor kerajinan Indonesia. (SG-1)