Soko Berita

Ustad Moch.Fadlani Salam: Makna Shalat, Sebuah Jalan Menuju Ketenangan Hati

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh beruntung dan berhasil

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
13 Maret 2025

Shalat seharusnya bukan hanya sekadar rutinitas atau ibadah ritual yang dilakukan tanpa makna.(Ist)

SOKOGURU: Shalat merupakan ibadah yang paling pertama akan dihisab kelak oleh Allah pada hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, 

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil.”

“Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi No. 413).

Baca juga: Ustad Moch.Fadlani Salam: Ada Dua Tipe Manusia dalam Berdoa

Namun, sering kali muncul pertanyaan di kalangan kita: Mengapa ada orang yang rajin shalat, tetapi masih melakukan kemaksiatan dan dosa? 

Bukankah Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat." 

Ustad Moch.Fadlani Salam. (Dok.Pri)

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain)." (QS. Al-Ankabut: 45).

Shalat Sebagai Jalan Menuju Perubahan Diri

Shalat seharusnya bukan hanya sekadar rutinitas atau ibadah ritual yang dilakukan tanpa makna. Ibadah sholat idealnya membawa perubahan bagi pelakunya, baik dalam aspek sosial maupun spiritual. Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari kita. Justru kitalah yang membutuhkan-Nya. 

Seperti yang Allah firmankan dalam QS. Fathir: 15, "Kamu sekalian adalah orang-orang yang membutuhkan Allah, dan Allah adalah Maha Kaya, Maha Terpuji." Maka, jangan sampai kita keliru dalam memahami sholat, seolah-olah Allah yang membutuhkan kita.

Shalat yang dilakukan tanpa disertai kekhusyukan dan kesungguhan hanya akan menjadi sekadar gerakan fisik, tanpa membawa perubahan berarti bagi kehidupan kita. 

Seperti yang disinggung dalam Al-Qur'an, orang yang shalat tapi tetap lalai (saahuun) menunjukkan bahwa ibadahnya kurang bernilai (QS. Al-Ma'un: 5). 

Baca juga: Ustad Moch Fadlani Salam: Optimalkan Etos Kerja di Bulan Ramadhan

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melaksanakan sholat dengan penuh penghayatan, agar shalat yang kita lakukan tidak sia-sia.

Sholat yang Khusyuk: Jalan Menuju Ketenangan Hati

Shalat yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan memiliki makna yang jauh lebih dalam. 

Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara kesenangan dunia kalian yang aku cintai adalah wanita dan wewangian. Dan dijadikan qurratu ‘ain (kesenangan hatiku) terletak di dalam shalat." (HR. Ahmad No. 128). 

Qurratu ‘ain berarti kesenangan yang mendalam dan tertinggi yang bisa dirasakan seseorang. Bagi mereka yang cinta kepada Allah, sholat adalah jalan menuju kedamaian hati yang tak bisa ditemukan di tempat lain.

Keadaan sujud dalam shalat, yang merupakan posisi terdekat antara hamba dan Tuhan, menjadi momen istimewa bagi seorang mukmin. 

Saat itulah seseorang benar-benar merasa merendah di hadapan Allah, merasakan kedekatan dan ketenangan jiwa yang hanya bisa didapatkan melalui penghambaan kepada-Nya.

Sholat Sebagai Istirahat bagi Hati yang Cinta pada Allah

Bagi orang yang mencintai Allah, shalat bukanlah beban, melainkan merupakan istirahat dan kesenangan hati. 

Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal RA, "Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat!" (HR. Ahmad No. 364). 

Bagi mereka yang mencintai Allah, shalat adalah saat yang penuh kenikmatan, tempat mereka menemukan ketenangan dan kedamaian yang tak bisa digantikan dengan apapun.

Namun, bagi mereka yang lalai dan berpaling, sholat justru terasa berat dan penuh beban. Mereka tidak merasakan kedamaian dalam sholat, karena hati mereka terikat pada hal-hal duniawi dan jauh dari ketulusan dalam beribadah.

Sholat yang Memiliki Makna

Shalat yang ideal adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan, penghayatan, dan keikhlasan. 

Bukan sekadar memenuhi kewajiban atau ritual, tetapi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, menemukan ketenangan hati, dan mendapatkan kedamaian jiwa.

Baca juga: Ustad Moch Fadlani Salam: Ramadhan, Momen Persatuan Umat Islam yang Penuh Berkah

Jika shalat kita dilaksanakan dengan niat yang benar dan kesungguhan hati, maka sholat tersebut akan memberikan dampak positif dalam kehidupan kita. 

Shalat yang penuh penghayatan akan membawa kita kepada perubahan diri yang lebih baik, baik secara sosial maupun spiritual.

Dengan demikian, shalat bukan hanya tentang jumlah rakaat dan gerakan, tetapi tentang kualitas ibadah yang menyentuh hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengubah hidup menjadi lebih baik. 

Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk melaksanakan shalat dengan penuh khusyuk dan penghayatan, sehingga shalat kita benar-benar membawa makna dan manfaat dalam hidup kita. (Ustad Moch.Fadlani Salam/SG-2)