SOKOGURU - Puasa Syawal adalah amalan sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal setelah Ramadhan.
Puasa Syawal dilakukan dengan menahan diri dari makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam, dan dimulai dengan niat puasa yang dapat dilakukan pada malam atau siang hari.
Buya Yahya menjelaskan bahwa puasa enam hari Syawal bisa dilakukan tidak berturut-turut, meskipun lebih baik jika dilaksanakan langsung setelah Idul Fitri.
BACA JUGA: Wajib Baca! Doa Ziarah Kubur Lebaran Idul Fitri 2025 yang Membawa Ketenangan Hati!
Namun, jika ditunda-tunda bisa jadi waktu bulan Syawal habis. Jika tidak dilakukan berurutan, disarankan untuk melakukannya pada hari sunnah seperti Senin, Kamis, dan Ayyamul Bidh untuk mendapatkan pahala ganda.
Keutamaan puasa Syawal berdasarkan hadis yang menyatakan bahwa jika seseorang berpuasa Ramadhan dan diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun.
Hal ini disebabkan oleh ajaran dalam surah Al-An’am ayat 160 yang mengajarkan bahwa setiap amal baik mendapat balasan sepuluh kali lipat.
BACA JUGA: 5 Kesalahan Fatal yang Bikin Piutang UMKM Macet, No. 3 Paling Banyak Terjadi!
Dengan demikian, puasa Ramadhan dihitung sepuluh bulan, dan enam hari puasa Syawal dihitung dua bulan, totalnya menjadi satu tahun.
Buya Yahya, seorang ulama kharismatik, memberikan penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan puasa Syawal dan menyarankan agar amalan ini dilakukan segera, meskipun bisa juga tidak berurutan.
Puasa Syawal adalah amalan sunnah yang dilakukan untuk mendapatkan pahala berpuasa sepanjang tahun, dengan mengerjakan enam hari puasa di bulan Syawal setelah Ramadhan.
Puasa Syawal dapat dilaksanakan setelah Idul Fitri, dan bisa dilakukan sepanjang bulan Syawal.
BACA JUGA: Libur Lebaran 2025: Daftar Tempat Wisata di Jabodetabek yang Menawarkan Promo Spesial
Puasa Syawal Wajib Berurutan atau Boleh Terpisah? Ini Penjelasan Buya Yahya
Puasa enam hari di bulan Syawal menjadi salah satu amalan sunnah yang dianjurkan.
Namun, muncul pertanyaan, apakah harus dilakukan secara berturut-turut atau boleh terpisah? Simak penjelasan ulama terkemuka KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya.
Puasa Syawal memiliki keistimewaan tersendiri. Dalam hadis disebutkan, siapa yang berpuasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa selama setahun.
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim)
Momentum ini menjadi kesempatan bagi umat Muslim yang ingin memperoleh pahala besar.
Sebab, tanpa puasa Syawal, belum tentu seseorang mampu berpuasa sepanjang tahun.
TERPOPULER: Bansos Segera Cair di April 2025! Ini Tanggal-Tanggal Penting yang Wajib Kamu Tahu!
Mengapa Puasa Syawal Setara dengan Puasa Setahun?
Keutamaan puasa Syawal berasal dari firman Allah dalam surah Al-An’am ayat 160 yang menyatakan bahwa setiap amal baik akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat.
"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya." (QS. Al-An’am [6]: 160)
Jika dihitung, puasa Ramadhan selama sebulan dikalikan sepuluh, setara dengan sepuluh bulan.
Sedangkan enam hari puasa Syawal dikalikan sepuluh menjadi dua bulan. Sehingga totalnya setara dengan satu tahun penuh.
Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan?
Buya Yahya menjelaskan bahwa menurut mazhab Imam Syafi’i, puasa Syawal tidak wajib dilakukan secara berturut-turut.
Bahkan, sebagian ulama memakruhkan jika dikerjakan langsung enam hari berturut-turut karena khawatir dianggap wajib.
Ada juga pendapat yang menyatakan lebih baik dikerjakan di pertengahan atau akhir bulan.
Namun, sebagian besar ulama berpendapat bahwa puasa ini boleh dilakukan langsung setelah Idul Fitri atau di hari-hari lain sepanjang bulan Syawal.
Pendapat Buya Yahya tentang Waktu Terbaik
Buya Yahya menegaskan bahwa lebih baik segera melaksanakan puasa Syawal agar tidak terlewatkan.
"Akan tetapi kalau ada yang berurutan ini memang lebih baik karena kebaikan itu sebaiknya segera dilaksanakan. Sebab, kalau menunda, nanti-nanti, eh Syawal hilang (berakhir). Kan begitu bisa jadi," ujar Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (31/3/2025).
Tidak Berurutan? Lakukan di Hari Sunnah
Jika tidak dapat melaksanakan puasa Syawal secara berurutan, umat Muslim disarankan berpuasa di hari-hari sunnah seperti Senin, Kamis, atau Ayyamul Bidh (13, 14, dan 15 bulan hijriyah). Dengan begitu, pahala yang diperoleh menjadi lebih besar.
Tata Cara dan Niat Puasa Syawal
Puasa Syawal dilakukan dengan menahan diri dari makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam.
Seperti puasa lainnya, amalan ini diawali dengan niat yang dapat dibaca pada malam hari atau siang sebelum waktu Dzuhur.
Niat Puasa Syawal Malam Hari:
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala."
Niat Puasa Syawal Siang Hari:
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala." (*)