SOKOGURU, JAKARTA- Generasi milenial dan laki-laki ternyata cenderung lebih reaktif untuk mencoba tren baru makanan dan minuman kekinian.
Hal itu berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih fear of missing out atau takut ketinggalan (FOMO) karena dipengaruhi oleh tren media sosial.
Demikian hasil survei perusahaan riset asal Indonesia Populix yang diterima Sokoguru, baru-baru ini.
Dalam laporan ‘Millennials & Gen Z Report: Exploring the Hip F&B Phenomenon’, Populix juga mengungkap tujuh faktor utama yang menarik anak muda untuk mencoba makanan atau minuman baru.
Menurut Vice President (VP) of Research Populix, Indah Tanip, laporan tersebut mengupas preferensi, persepsi, dan kebiasaan generasi milenial dan Z, sebagai target industri kuliner kekinian.
“Penelitian dilakukan melalui sebuah survei kepada 1.100 generasi milenial dan Z di seluruh Indonesia pada Februari 2025. Dengan jumlah responden laki-laki dan perempuan, juga komposisi status lajang dan menikah yang seimbang. Mayoritas responden adalah pekerja dengan status ekonomi menengah ke atas, dan tinggal di Pulau Jawa,” jelasnya.
Hasil survei, sambung Indah, sebanyak 14% responden laki-laki mengaku akan mencoba setiap kali ada tren baru, dan 29% mengaku akan mengeksplorasi rasa baru setidaknya sebulan sekali.
Baca juga: Populix: Hindari Overspending, Masyarakat Lebih Selektif Berbelanja Selama Ramadan 2025
Hal itu berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih FOMO (fear of missing out/takut ketinggalan) karena dipengaruhi oleh tren media sosial.
FOMO adalah perasaan khawatir atau cemas ketika merasa tertinggal dari pengalaman, tren, atau informasi yang sedang terjadi di sekitarnya, khususnya yang banyak dibicarakan atau terlihat di media sosial.
“Perilaku itu terlihat pada sekitar 30% responden perempuan yang mengaku mencoba kuliner baru saat tertarik dengan tren di media sosia,” katanya.
Indah kemudian menjelaskan apabila dilihat dari sisi generasi, milenial cenderung lebih tertarik mencoba makanan dan minuman kekinian baru. Berbeda dengan gen Z yang ternyata lebih kalem dalam menyikapinya, bahkan cenderung akan mengeksplorasi tren baru sekali saja dalam kurun waktu beberapa bulan.
Harga Tetap jadi Faktor Kunci
Penelitian Populix juga mempelajari faktor-faktor utama yang mendorong muda-mudi itu untuk mencoba kuliner baru. Mayoritas responden yang didominasi oleh milenial mengaku harga terjangkau menjadi faktor pertama yang menarik mereka.
Baca juga: Perempuan Menjadi Pengguna Terbesar TikTok Shop, Hasil Survei Populix
Sedangkan generasi Z cenderung lebih tertarik pada kemasan atau tampilan makanan yang menarik. Dua faktor lainnya adalah bahan dan rasa yang unik (28%) juga viral di media sosial (27%). Tak lupa ketersediaan di aplikasi pesan antar yang turut jadi pertimbangan 10% responden.
“Meskipun rekomendasi influencer maupun food blogger cukup berpengaruh, generasi muda jauh lebih memercayai rekomendasi orang terdekat, seperti teman atau keluarga mereka.
Hal itu menunjukkan bahwa meskipun dorongan eksternal menyumbang pengaruh, pada akhirnya pengalaman pelanggan yang menjadi faktor utama langgengnya sebuah usaha kuliner. Harapannya temuan-temuan di atas dapat mendukung pengembangan usaha-usaha kuliner di Indonesia.,” tutupnya.
Berikut beberapa faktor utama yang mendorong konsumen muda untuk mencoba makanan/minuman kekinian baru.
Pertama, Apabila dilihat secara frekuensi, 25% generasi muda mencoba makanan/minuman kekinian baru setidaknya sebulan sekali. Dilanjutkan 24% responden yang mengaku hanya tertarik kalau terlihat menarik di media sosial.
Kemudian ada 21% yang jarang mencoba karena lebih nyaman dengan opsi yang familiar, bahkan 3% menyatakan tidak tertarik untuk mencoba.
Kedua, apabila dianalisis menurut gender, responden laki-laki cenderung lebih sering mencoba makanan/minuman kekinian baru, dengan pembagian: 14% menyatakan mencoba setiap ada tren baru, dan 25% menyatakan setidaknya mencoba sebulan sekali.
Sementara itu, minat mencoba responden perempuan sangat dipengaruhi oleh paparan media sosial. Sekitar 30% dari seluruh responden perempuan menyatakan hanya tertarik untuk mencoba kalau terlihat menarik di media sosial.
Ketiga, pabila dianalisa menurut generasi, ternyata generasi milenial cenderung lebih latah saat ada tren baru. 14% dari responden menyatakan mereka akan mencoba setiap kali ada tren baru.
Sedangkan Generasi Z cenderung lebih selektif dalam mencoba, sebagian menyatakan mencoba makanan/minuman kekinian sekali saja dalam kurun waktu beberapa bulan.
Keempat, faktor-faktor yang memengaruhi minat mencoba makanan/minuman kekinian adalah:
- 43% menyatakan harga terjangkau
- 28% tertarik dengan bahan dan rasa yang unik
- 27% tertarik karena viral di media sosial
- 26% percaya dengan rekomendasi teman atau keluarga
- 13% tertarik karena kemasan atau tampilan yang menarik, mayoritasnya adalah Gen Z
- 13% percaya dengan rekomendasi influencer atau food blogger
- 10% akan membeli apabila tersedia di aplikasi pesan antar
Kelima, konsumen muda cenderung masih lebih percaya dengan rekomendasi orang terdekat ketimbang influencer maupun food blogger (perbedaan 26% dan 13% atau dua kali lipat).
Populix adalah perusahaan riset berbasis teknologi yang menghubungkan bisnis, institusi, dan individu dengan responden berkualitas, beragam, dan tepat sasaran di seluruh Indonesia.
Dengan pendekatan berbasis data dan dukungan teknologi terkini, Populix menyediakan solusi riset end-to-end—mulai dari perencanaan, pengumpulan data, analisis, hingga pelaporan—untuk kebutuhan riset pasar maupun studi kebijakan publik dan sosial. (SG-1)