SOKOGURU, JAKARTA- Siapa bilang generasi muda, khususnya Gen Z lebih boros dan tidak suka menabung. Pendapat generasi tua yang kerap menilai generasi muda lebih boros dan tidak suka menabung ternyata keliru.
Pasalnya bila dibandingkan, di umur yang sama, generasi lebih tua cenderung memiliki hidup lebih mapan dengan tabungan lebih banyak dibandingkan generasi sekarang.
Namun, temuan laporan terbaru Populix tentang Millennials & Gen Z Report: Navigating Youth Financial Habits in the Digital Age, mematahkan asumsi itu.
Baca juga: Populix: Hindari Overspending, Masyarakat Lebih Selektif Berbelanja Selama Ramadan 2025
Vice President (VP) of Research Populix, Indah Tanip, mengungkapkan, Meskipun mayoritas menabung dengan jumlah yang tidak tentu setiap bulannya, tujuh dari 10 milenial dan gen-Z sudah memiliki komitmen untuk menabung secara rutin.
“Bahkan, bagi yang tidak rutin sekalipun akan dengan sadar menyimpan uang yang tersisa di akhir bulan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Sokoguru, Kamis, 28 Juli 2025.
Apabila dijabarkan, sambung Indah, dari 77% responden yang mengaku rutin menabung, sekitar 23% mengaku menabung dengan nominal yang sudah ditentukan setiap bulannya.
Baca: STIE Kasih Bangsa Sukses Gelar Seminar Gen Z Melek Menabung dan Investasi
Diikuti 46% yang menabung setiap bulan, tetapi dengan nominal yang tidak tentu. Kemudian 8% merasa lebih nyaman untuk menyisihkan sedikit uang mereka secara mingguan.
“Sedangkan bagi yang tidak rutin, mengaku akan menabung bila ada sisa di akhir bulan (17%). Kemudian 4% responden yang didominasi gen-Z mengaku baru akan menabung dengan tujuan tertentu seperti membeli barang atau berlibur,” imbuh Indah.
Tentang Perencanaan Keuangan
Populix juga meneliti bagaimana generasi muda mengelola keuangan mereka. Populix menemukan, hampir separuh anak muda langsung mengalokasikan uang mereka menjadi pengeluaran dan tabungan setelah menerima pemasukkan.
Baca juga: Bank bjb Ajak Publik Menabung dan Raih Tiket Konser Sheila On 7
Perencanaan finansial yang lebih terstruktur itu cenderung dilakukan oleh generasi milenial, sedangkan generasi Z cenderung langsung menyisihkan uang dengan nominal tertentu untuk ditabung, lalu membelanjakan sisanya.
“Namun, kami menemukan bahwa sepertiga responden tidak merencanakan keuangan mereka. Mereka cenderung mengelola keuangan sesuai kebutuhan di bulan tersebut. Hal ini bisa jadi salah satu sebab mayoritas anak muda kurang bisa berkomitmen dengan nominal uang yang mereka tabung setiap bulannya,” tambah Indah.
Di mana uang tersebut ditabung?
Selanjutnya Populix meneliti di mana generasi muda menyimpan uang mereka, dan dalam bentuk apa. Mayoritas milenial cenderung terbiasa menyimpan uang mereka di rekening bank konvensional. Sedangkan gen-Z sudah cukup nyaman untuk menyimpan di rekening e-wallet mereka.
“Uniknya, kami menemukan sekitar 34% responden mengaku menyimpan uang dalam bentuk tunai. Perilaku ini sangat menarik untuk digali lebih dalam agar kita bisa memahami kenapa mereka menyisihkan uang tunai di rumah,” ucap Indah.
Sedangkan, untuk tabungan dalam bentuk lain, sekitar 14% responden yang didominasi Gen-Z mengaku menyimpan uang mereka dalam bentuk investasi saham, reksadana, maupun mata uang digital (kripto). Sedangkan untuk aset fisik, sekitar 12% responden mengaku menyimpan tabungan dalam bentuk emas atau properti.
“Meskipun setiap generasi memiliki keunikan sendiri dalam hal cara ataupun komitmen dalam menyisihkan pendapatan, namun temuan-temuan di atas sudah cukup menegaskan masih adanya kesadaran generasi milenial dan Z untuk menabung. Harapannya temuan ini dapat mematahkan mitos-mitos negatif di masyarakat, juga mendorong usaha bersama untuk memberikan edukasi finansial bagi generasi masa depan,” tutup Indah.
Penelitian Millennials & Gen Z Report: Navigating Youth Financial Habits in the Digital Age dilakukan melalui survei kepada 1.100 responden milenial dan gen-Z.
Responden terbagi dalam proporsi yang sama baik dari sisi generasi, gender, dan status pernikahan (lajang maupun menikah). Mayoritas responden berasal dari Pulau Jawa, kalangan ekonomi menengah-ke atas, dan bekerja.
Populix adalah perusahaan riset berbasis teknologi yang menghubungkan bisnis, institusi, dan individu dengan responden berkualitas, beragam, dan tepat sasaran di seluruh Indonesia.
Dengan pendekatan berbasis data dan dukungan teknologi terkini, Populix menyediakan solusi riset end-to-end—mulai dari perencanaan, pengumpulan data, analisis, hingga pelaporan—untuk kebutuhan riset pasar maupun studi kebijakan publik dan sosial. Selain layanan riset kustom, Populix juga mengembangkan platform survei mandiri berbasis online untuk membantu pengguna mengakses insight secara cepat dan efisien. (SG-1)