SOKOGURU, VATIKAN- Empat hari setelah terpilih sebagai Paus baru menggantikan Paus Fransiskus yang wafat, Paus Leo XIV mengadakan audiensi dengan para wartawan di Roma.
Ia mengapresiasi para media yang telah memberitakan tentang kematian Paus Fransiskus, konklaf, dan hari-hari pertama pelayanannya setelah menjadi Paus.
Pertemuan berlangsung di Aula Paulus VI, Vatikan, Senin, 12 Mei pagi waktu setempat. Dalam pertemuan itu Paus yang memiliki nama Robert Francis Prevost itu mengucapkan terima kasih kepada para wartawan dalam bahasa Italia atas kerja keras mereka selama beberapa minggu memberitakan rangkaian peristiwa di Vatikan.
Baca juga: Paus Leo XIV dari Amerika Serikat, Paus ke- 267
Membina perdamaian
Paus Leo XIV memulai sambutannya dengan seruan agar komunikasi dapat membina, menuntun perdamaian dengan memperhatikan bagaimana menyajikan sebuah peristiwa dan kemanusiaan.
Ia juga mengajak para media-media profesional untuk mempromosikan jenis komunikasi yang berbeda, yaitu komunikasi yang tidak mencari konsensus dengan cara apa pun, tidak menggunakan kata-kata agresif, tidak mengikuti budaya persaingan, dan tidak pernah memisahkan pencarian kebenaran dari kasih yang harus dicari dengan rendah hati.
“Cara kita berkomunikasi sangatlah penting. Kita harus mengatakan ‘tidak’ pada kata-kata dan gambar ‘perang’. Kita harus menolak paradigma perang, ” ujarnya seperti diberitakan Media resmi Vatikan- Vatican News.
Baca juga: Asap Hitam Kembali Membubung di Atas Kapel Sistina, Paus Baru Belum Terpilih
Lebih lanjut, Paus kelahiran Chicago, Illinois, AS itu menegaskan kembali solidaritas Gereja terhadap jurnalis yang dipenjara karena melaporkan kebenaran, dan ia juga menyerukan pembebasan bagi mereka yang ditahan.
Menurutnya, penderitaan mereka (wartawan yang dipenjara) mengingatkan dunia tentang pentingnya kebebasan berekspresi dan pers. "Hanya individu yang terinformasi yang dapat membuat pilihan bebas," imbuhnya.
Pelayanan kepada kebenaran
Paus Leo XIV kemudian berterima kasih kepada para wartawan atas pelayanan mereka kepada kebenaran, khususnya pekerjaan mereka untuk menghadirkan Gereja dalam ‘keindahan kasih Kristus’ selama masa peralihan baru-baru ini.
Baca juga: Dimulai! Begini Cara Pemilihan Paus Konklaf pada Rabu 7 Mei 2025
Paus berusia 69 tahun itu juga memuji pekerjaan para jurnalis untuk menyingkirkan stereotip dan klise, guna dan membagikan berita kepada dunia tentang ‘hakikat diri kita (manusia)’.
Saat ini, lanjutnya, muncul banyak persoalan yang sulit untuk diceritakan dan dihadapi .Semuanya itu memanggil kita untuk mengatasi keadaan tersebut seperti biasa-biasa saja.
Menghadapi tantangan zaman kita
Lalu, Paus menyinggung bahwa Gereja harus menghadapi berbagai tantangan yang muncul di zaman ini. Ia bahkan mengutip pernyataan Santo Agustinus bagaimana manusia berhadapan dengan zaman.
“Dengan cara yang sama, komunikasi dan jurnalisme tidak ada di luar waktu dan sejarah. Santo Agustinus mengingatkan hal ini ketika ia berkata, ‘Marilah kita hidup dengan baik, dan zaman akan menjadi baik. Kita adalah zamannya’.”
Paus Leo XIV mengatakan dunia modern dapat membuat manusia tersesat dalam kebingungan ‘bahasa’ yang tidak penuh kasih yang sering kali bersifat ideologis atau partisan.
Media, imbuhnya, harus menerima tantangan untuk menuntun dunia keluar dari ‘Menara Babel’ (simbol keangkuhan manusia), melalui gaya tulisan yang dipakainya.
“Komunikasi bukan hanya penyampaian informasi, tetapi juga penciptaan budaya, lingkungan manusia dan digital yang menjadi ruang untuk dialog dan diskusi,” kata Paus Leo XIV lagi.
Selain itu, Paus yang pada 2003 pernah mengunjungi Sorong,Papua Barat Daya itu juga menyinggung penggunaan artifisial intelegensia atau kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, penggunaan AI juga menuntut tanggung jawab dan kebijaksanaan dari manusia.
“Potensi besar AI membutuhkan tanggung jawab dan kebijaksanaan untuk memastikan bahwa AI dapat digunakan untuk kebaikan semua orang, sehingga dapat memberi manfaat bagi seluruh umat manusia," ujarnya lagi.
Sebagai penutup, Paus Leo XIV mengulangi Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2025.
“Mari kita hilangkan prasangka dan kebencian, fanatisme, dan bahkan kebencian. Mari kita melucuti kata-kata itu, dan kita akan membantu melucuti dunia,” tutupnya. (SG-1)