SOKOGURU - Di banyak sudut kota, emas kembali menjadi bahan obrolan yang tak terhindarkan, dari etalase toko perhiasan hingga percakapan ringan di warung kopi. Bukan sekadar soal kilau, melainkan karena harganya yang melesat dan memecahkan rekor sepanjang sejarah. Emas, yang sejak lama dianggap sebagai aset aman, kembali menunjukkan daya tariknya di tengah ketidakpastian global.
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mencatat lonjakan signifikan dan menyentuh level tertinggi yang pernah ada. Emas Antam kini dipasarkan di angka Rp2.561.000 per gram, naik Rp59.000 dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini bukan hanya mencolok, tetapi juga menandai fase baru pergerakan harga logam mulia di dalam negeri.
Tak hanya harga jual, nilai pembelian kembali atau buyback oleh Antam juga bergerak searah. Buyback emas tercatat di level Rp2.420.000 per gram, ikut naik Rp59.000 dan menjadi rekor tertinggi. Bagi sebagian masyarakat, angka ini memberi sinyal kuat bahwa emas bukan lagi sekadar perhiasan, melainkan instrumen lindung nilai yang nyata.
Lonjakan harga emas Antam tidak berdiri sendiri. Pergerakan emas dunia menjadi faktor penentu yang sulit diabaikan. Di pasar spot global, harga emas ditutup di level 4.455,8 per ons, melonjak 2,6 persen dibandingkan akhir pekan sebelumnya. Angka tersebut kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah perdagangan emas dunia.
Kenaikan harga emas dunia ini memperkuat tren jangka panjang yang sedang berlangsung. Sepanjang tahun 2025, secara year to date, harga emas telah melesat hampir 70 persen. Capaian ini menjadikannya sebagai kenaikan tahunan paling tajam sejak 1979, sebuah catatan historis yang jarang terulang dan menjadi perhatian pelaku pasar global.
Di tingkat konsumen, dampaknya terasa berlapis. Sebagian pembeli ritel memilih menahan pembelian, menunggu harga kembali stabil. Namun di sisi lain, tidak sedikit pula yang justru semakin yakin menambah kepemilikan emas, memandang harga tinggi sebagai konfirmasi bahwa emas masih menjadi aset pelindung nilai di tengah fluktuasi ekonomi dunia.
Pedagang emas di pusat-pusat perdagangan logam mulia mengakui adanya perubahan perilaku konsumen. Transaksi memang lebih selektif, tetapi minat tidak surut. Banyak pembeli datang bukan untuk berbelanja impulsif, melainkan untuk bertanya, membandingkan, dan menghitung ulang strategi keuangan mereka dengan lebih hati-hati.
Fenomena ini juga mencerminkan kekhawatiran publik terhadap kondisi global. Ketegangan geopolitik, dinamika suku bunga, hingga ketidakpastian ekonomi mendorong investor beralih ke aset yang dianggap lebih stabil. Dalam konteks ini, emas kembali mengambil peran klasiknya sebagai tempat berlindung ketika instrumen lain terasa berisiko.
Meski demikian, para pengamat mengingatkan bahwa harga tinggi selalu membawa dua sisi. Potensi keuntungan memang besar, tetapi risiko koreksi tetap ada. Oleh karena itu, keputusan membeli atau menjual emas sebaiknya didasarkan pada tujuan jangka panjang, bukan sekadar mengikuti euforia kenaikan sesaat.
Pada akhirnya, rekor harga emas Antam hari ini bukan hanya soal angka di papan harga. Ia mencerminkan keresahan, harapan, dan strategi bertahan masyarakat menghadapi dunia yang terus berubah. Pertanyaannya kini, apakah emas akan terus melaju, atau justru memberi jeda bagi pasar untuk bernapas sejenak?
Tabel Data & Fakta
| Data & Fakta Utama | Angka |
|---|---|
| Harga jual emas Antam | Rp2.561.000 per gram |
| Kenaikan harian emas Antam | Rp59.000 |
| Harga buyback Antam | Rp2.420.000 per gram |
| Kenaikan buyback harian | Rp59.000 |
| Harga emas dunia (spot) | 4.455,8 per ons |
| Kenaikan emas dunia harian | 2,6% |
| Kenaikan emas sepanjang 2025 (YTD) | 69,8% |
| Rekor kenaikan tahunan tertinggi | Sejak 1979 |