SOKOGURU, JAKARTA- Layanan keuangan terkini sudah didukung dengan internet yang telah membuka dunia dan mengubah semua kehidupan manusia.
Layanan keuangan juga menjadi sesuatu hak dasar manusia yang membuka pintu peluang kolaborasi. Ada dua hal yang harus dilihat di balik pesatnya teknologi keuangan yaitu keamanan siber dan perlindungan data.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, menyampaikan hal itu saat menghadiri ASEAN Fintech Forum di Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa, 20 Mei 2025.
Baca juga: Songsong Masa Depan Ekonomi Kreatif Lokal ke Kancah Internasional, Kemenekraf Gelar Ekraf Hunt 2025
Pada forum bertajuk The Fabric of Life: Advancing Inclusive Finance in ASEAN tersebut ia juga mendorong pemberdayaan dan ketahanan ekonomi kreatif, serta menekankan pentingnya perlindungan data terhadap layanan-layanan keuangan.
“Peran lembaga atau layanan keuangan yang didukung elemen teknologi untuk memastikan tiap subsektor ekonomi kreatif berkembang secara kompetitif dan berkelanjutan. Saya berharap forum ini bisa mendorong hal tersebut,” ujarnya seperti dikutip keterangan resmi Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf).
“Melalui internet, ada satu brand lokal dari Bandung yang saya kunjungi kemarin, Machine56 telah masuk penjualan produknya ke AS. Ini akan membuat produk lokal bisa bersaing sangat kompetitif di tingkat internasional dan saya percaya akan menjadi bisnis berkelanjutan saat mereka didukung teknologi layanan keuangan untuk masa depan,” imbuh Irene.
Baca juga: Diplomasi Kuliner Angkat Potensi Ekonomi Kreatif Desa Bilebante Lombok
Wamenekraf juga mengucapkan terima kasih terhadap semua peserta yang hadir dalam forum tahunan ini.
Kehadiran semua peserta forum dari berbagai negara ASEAN juga disebut Wamenekraf Irene turut mendorong perputaran ekonomi kreatif.
“Saya juga berharap forum ini bisa menjadi landasan untuk membentuk masa depan ekonomi ASEAN tentu dengan pendanaan yang inklusif,” ujarnya.
“Kita juga bisa kolaborasi bersama kreator konten dan lembaga keuangan untuk memastikan peran ekonomi kreatif dari berbagai negara bisa terjalin melalui cara yang menyenangkan seperti gastrodiplomasi, diplomasi melalui seni pertunjukan, hingga gagasan terkait diplomasi musik,” kata Wamenekraf Irene.
Baca juga: Goldfinch Indonesia Diluncurkan RaihPasar Ekonomi kreatif Pasar Asia Tenggara
Sementara itu Chairman ASEAN Economic Forum Sachin Gopalan menyebut forum ini akan memberi dampak signifikan terhadap ekonomi kreatif dan penggunaan teknologi digital yang mengubah lanskap bisnis global.
“Data IMF tahun 2023, menunjukkan total PDB negara-negara ASEAN mencapai US$ 3,94 triliun. Melalui forum ini, kita punya peluang untuk tumbuh terutama dari sektor ekonomi digital. Kita harus menciptakan pasar di kawasan ASEAN dan membuka peluang lebih banyak dari sektor ekonomi kreatif di luar ASEAN,” ungkapnya.
Sedangkan Chairman ASEAN Fintech Forum, Cyrus Daruwala, mengatakan forum ini untuk berbagi wawasan tentang peningkatan inklusi keuangan, pemanfaatan teknologi baru, dan pemahaman lebih dalam tentang inovasi fintech yang dapat memastikan akses komprehensif dalam ekonomi digital Asia.
Forum ini, lanjutnya, diselenggarakan untuk menyatukan negara-negara ASEAN mendapat jawaban seputar pengelolaan bank, pusat data keuangan, dan penempatan terkait core banking or lending.
“Jadi, manfaatkan ASEAN Fintech Forum untuk merencanakan, menjalankan, dan mewariskan peran yang kuat bagi bank, lembaga keuangan, bahkan asuransi sehingga jadi bisa tumbuh inovasinya dengan dukungan teknologi untuk masa berikutnya,” imbuh Cyrus Daruwala.
Turut mendampingi Wamenekraf Irene Umar dalam acara ini yaitu Direktur Teknologi Digital Baru Dandhy Yudha Feryawan. (SG-1)