Soko Berita

7 Bekal Penting Haji Mabrur Menurut Ustaz Adi Hidayat, Nomor 3 Sering Terlupa!

Ustaz Adi Hidayat bagikan 7 bekal penting agar haji menjadi mabrur. Nomor 3 soal akhlak sering dilupakan, padahal jadi penentu utama nilai ibadah haji.

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
19 Mei 2025
<p>Ilustrasi suasana masjidil haram, tempat puncak ibadah haji dilaksanakan jadi saksi awal perubahan diri menuju haji yang mabrur dan penuh makna. Foto: Dok. kemenag.go.id</p>

Ilustrasi suasana masjidil haram, tempat puncak ibadah haji dilaksanakan jadi saksi awal perubahan diri menuju haji yang mabrur dan penuh makna. Foto: Dok. kemenag.go.id

SOKOGURU – Setelah menjalani seluruh rangkaian manasik haji, para jamaah biasanya bersiap untuk kembali ke tanah air.

Namun, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa puncak ibadah haji sejati bukan sekadar menyelesaikan ritual, melainkan membawa pulang bekal perubahan diri yang nyata.

Dalam tausiyah di kanal YouTube pribadinya Adi Hidayat Official, beliau menekankan pentingnya menghidupkan nilai-nilai spiritual dari Tanah Suci sebagai tanda bahwa hajinya menuju mabrur.

“Haji mabrur itu bukan hanya predikat, tapi hasil dari perubahan karakter menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujar Ustaz Adi Hidayat sebagaimana dikutip sokoguru.id, Senin, 19 Mei 2025.

Berikut 7 Bekal Penting Menuju Haji Mabrur:

1. Kesadaran akan Tujuan Ibadah

Ustaz Adi menegaskan bahwa haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesadaran ini menjadi fondasi utama dalam seluruh rangkaian manasik.

2. Peningkatan Iman dan Taqwa

Semua ibadah haji dari wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, hingga lontar jumrah—dirancang untuk memperkuat ketundukan dan keteguhan hati seorang hamba.

3. Perubahan Akhlak dan Sikap (Sering Terlupa)

Inilah poin yang sering diabaikan jamaah: perubahan perilaku. Menurut Ustaz Adi, haji akan sia-sia jika sepulangnya tak membawa sikap baru yang lebih sabar, lembut, jujur, dan rendah hati.

“Kalau sudah sampai di Arafah tapi belum berubah menjadi lebih baik, lalu dengan cara apa lagi Allah harus mengingatkan?” tanyanya penuh makna.

4. Keikhlasan dalam Beribadah

Haji yang dikerjakan dengan hati yang tulus, bukan demi status atau gelar “Haji/Hajjah”, akan lebih mudah mendapatkan ridha dan keberkahan dari Allah SWT.

5. Syukur atas Nikmat Terpilih

Ustaz Adi mengingatkan bahwa tidak semua orang dipanggil ke Tanah Suci, dan yang sudah berangkat pun belum tentu berubah. Maka, rasa syukur harus diwujudkan dalam amal nyata, bukan sekadar ucapan.

6. Komitmen Menjaga Kebaikan Sepulang Haji

Nilai-nilai haji seharusnya dibawa pulang dan dipraktikkan di tengah masyarakat. Jamaah harus menjadi agen kedamaian dan keteladanan, bukan kembali ke sifat lama yang tidak mencerminkan nilai spiritualitas.

7. Doa dan Harapan untuk Negeri

Dalam pesan terakhirnya, Ustaz Adi mengajak seluruh jamaah untuk mendoakan kebaikan bagi bangsa dan memohon agar saudara-saudari yang belum berhaji diberi kesempatan kelak.

“Semoga Allah menjaga negeri kita dengan kedamaian dan memberi jalan bagi yang belum berhaji untuk segera dipanggil ke Tanah Suci,” ucapnya dengan penuh harap.

Haji Mabrur Dimulai dari Perubahan Diri

Haji mabrur bukan hadiah yang datang tiba-tiba. Ia adalah buah dari perjalanan spiritual dan perubahan nyata.

Dengan membawa pulang 7 bekal ini, para jamaah bukan hanya kembali sebagai “haji secara administratif”, tapi benar-benar menjadi pribadi baru yang lebih dekat dengan Allah dan lebih bermanfaat bagi sesama.(*)