SOKOGURU – Daun ketapang yang selama ini dianggap sampah di Indonesia ternyata bisa dijual hingga Rp300 ribu per 100 gram di pasar internasional.
Bahkan, bisnis ini berpotensi menghasilkan cuan hingga ratusan juta rupiah bagi pelaku UMKM yang serius menggelutinya.
Daun Ketapang Jadi Komoditas Ekspor
Daun ketapang (Terminalia catappa), yang banyak ditemukan mengering di pinggir jalan, ternyata sangat diminati oleh pecinta ikan hias luar negeri.
Baca Juga:
Dalam video yang diunggah kanal YouTube UKM Eksporter Indonesia, dijelaskan bahwa daun ini biasa digunakan untuk keperluan akuarium atau aquascape, terutama untuk ikan betta, guppy, dan discus.
“Daun ketapang ini punya banyak manfaat: menstabilkan pH air, antibakteri, dan anti jamur alami untuk ikan hias,” kata narator UKM Eksporter Indonesia, sebagaimana dikutip sokoguru.id.
Harga Tembus Rp300 Ribu per 100 Gram
Harga daun ketapang kering di pasar internasional bisa mencapai 16,95 USD per 100 gram, atau setara Rp300 ribu.
Nilai tersebut bisa diperoleh jika kualitas dan pengemasan produk memenuhi standar ekspor, termasuk pengeringan yang tepat, kebersihan, dan sertifikasi pendukung.
Proses Produksi Simpel, Cocok untuk UMKM
Proses produksi daun ketapang ekspor tergolong mudah dan murah, menjadikannya peluang emas bagi pelaku UMKM.
Langkah-langkah produksinya meliputi:
1. Pengumpulan daun ketapang jatuh berwarna coklat tua.
2. Pencucian dan pengeringan di tempat teduh.
3. Sortir daun yang utuh dan tidak berlubang.
4. Pengemasan menggunakan plastik food-grade atau kemasan kertas craft.
Syarat Utama: Kadar Air, Kebersihan, dan Sertifikat
Meski sederhana, ekspor daun ketapang tetap membutuhkan standar dan sertifikasi, seperti:
- COE (Certificate of Analysis): Menjelaskan spesifikasi fisik daun.
- MSDS (Material Safety Data Sheet): Menjelaskan kandungan kimia dan pestisida.
- Sertifikat Fitosanitari: Menjamin bebas mikroorganisme berbahaya.
“Daun yang kotor, berlubang, atau mengandung residu pestisida tinggi tidak akan lolos ekspor,” ujar narator dalam video tersebut.
Cara Menjadi Eksportir dan Mencari Buyer
Untuk bisa masuk ke pasar global, pelaku UMKM harus mempersiapkan marketing kit yang terdiri dari:
- Website atau media sosial profesional.
- Company profile.
- Katalog produk dan spesifikasi.
- Informasi harga, metode pembayaran, dan pengiriman.
“Marketing kit adalah senjata utama kita di pasar internasional. Tanpa itu, buyer akan anggap kita tidak profesional,” jelas narator UKM Eksporter Indonesia.
Buyer daun ketapang dapat ditemukan melalui:
- Situs buyer finder: goforwardbusiness.com, importi.com, trademap.org
- Marketplace internasional: Amazon, eBay
- Komunitas hobi ikan hias di Instagram dan Facebook.
Strategi Penjualan: DP 50% hingga Lunas di Muka
Setelah menemukan buyer potensial, pelaku ekspor dapat menetapkan skema pembayaran seperti lunas di awal atau 50% DP dan sisanya sebelum pengiriman.
Strategi ini umum digunakan untuk meminimalisasi risiko transaksi lintas negara.
Daun Ketapang Bukan Sekadar Sampah
Dengan harga tinggi, proses mudah, dan ketersediaan melimpah, daun ketapang adalah komoditas ekspor potensial dari Indonesia.
Peluang ini sangat cocok untuk UMKM yang ingin masuk pasar global dengan modal rendah dan keuntungan tinggi.
“Siapa sangka, daun yang biasanya disapu atau dibakar ini justru jadi jalan cuan bagi para pelaku UMKM,” pungkas narator UKM Eksporter Indonesia.(*)