Soko Tekno

Kerja Sama RI-Jepang Wujudkan IKM Otomotif Berdaya Saing Global dan Pacu Transformasi Digital

Melalui sistem matching hub, sektor IKM otomotif dapat menemukan penyedia solusi teknologi yang tepat guna untuk dapat diterapkan dalam lini produksinya.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
28 Februari 2025

Kick Off Match Making  yang dilakukan Kemenperin berkolaborasi dengan Japan International Cooperation Agency (JICA)di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (25/2). (Dok. Kemenperin)

SOKOGURU, Jakarta- Sebanyak 13 industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif (supplier) dan 18 Slers (tech startup) binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan terlibat dalam temu bisnis pada 26 Februari – 25 Maret 2025. 

Temu bisnis yang berlangsung selama tiga minggu itu  dilaksanakan melalui platform Startup for Industry (matching hub) yang memungkinkan IKM menemukan system integrator, tech provider, atau tech startup yang menyediakan solusi teknologi untuk diterapkan dalam bisnis mereka.

Demikian disampaikan Direktur IKM Logam Mesin, Elektronik dan Alat Angkut (LMEA) Dini Hanggandar di Jakarta, dalam keterangan resmi Kemenperin, Kamis (27/2).

Baca juga: IKM Gemblengan Kemenperin Ciptakan Kendaraan Listrik Niaga Bakso dan Starling Bike

 “Melalui sistem matching hub, sektor IKM dapat menemukan penyedia solusi teknologi yang tepat guna untuk diterapkan dalam lini produksinya, sehingga mampu bersaing di era industri 4.0,” ujarnya.

Dalam temu bisnis tersebut, lanjut Dini, langsung diadakan seleksi terhadap kebutuhan suppliers dengan teknologi yang ditawarkan SIers oleh Tim JICA dan Direktorat IKM LMEA.

Langkah berikutnya penetapan penerima fasilitasi implementasi teknologi 4.0 di IKM komponen otomotif (suppliers) dengan menggunakan solusi teknologi dari SIers selama tiga bulan yakni mulai Mei – Juli 2025.

Baca juga: Kerja Sama Kemenperin-JICA: Percepat Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

Sebelumnya, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) berkolaborasi dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) mengadakan Kick Off Match Making IKM komponen otomotif  dan Integrator Sistem di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (25/2).

Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, memberikan apresiasi kepada pemerintah Jepang melalui JICA atas komitmennya untuk mendukung pengembangan industri otomotif Indonesia. 

“Kami mengapresiasi JICA atas dukungannya dalam peningkatan kualitas dan produktivitas IKM untuk lebih berdaya saing, unggul dan inovatif,” ujarnya.

 JICA merupakan lembaga pemerintah Jepang yang bertanggung jawab atas kerja sama pembangunan internasional. 

Baca juga: Balai Kemenperin Makassar dan Pemda Luwu Timur Kerja Sama Optimalkan Potensi IKM

Sebagai bagian dari kebijakan bantuan luar negeri Jepang dan bentuk sinergi dengan Kemenperin, JICA berperan dalam berbagai inisiatif, termasuk pengembangan industri manufaktur, digitalisasi, serta peningkatan daya saing IKM.

 

Reni menjelaskan, kegiatan Kick Off Match Making merupakan bagian dari proyek kerja sama teknis pengembangan industri otomotif yang dilaksanakan JICA dengan Kemenperin.

Tujuan kerja sama tersebut mempertemukan IKM komponen otomotif (supplier) yang merupakan tier 2 atau tier 3 APM dengan system integrator (SIers) atau Tech Startup dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri otomotif nasional di era industri 4.0.

 

“Kami ingin mendorong digitalisasi dan otomatisasi pada IKM komponen otomotif agar lebih kompetitif dan inovatif melalui penerapan teknologi 4.0 yang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing industri nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” ucapnya.

 IKM komponen otomotif juga perlu memenuhi standar quality, cost, and delivery (QCD) agar dapat masuk ke dalam rantai pasok industri.

“Hal tersebut bisa diwujudkan dari kontribusi seluruh pihak terkait, baik stakeholders dalam maupun luar negeri,” lanjut Reni.

Ia juga mengaku optimistis, inisiatif kerja sama Kemenperin dan JICA akan turut mempercepat transformasi digital di sektor IKM otomotif dan membuka peluang ekspansi ke pasar internasional. 

Keberlanjutan program tersebut i juga akan diperkuat dengan peningkatan kapasitas tenaga kerja dan ekosistem industri yang lebih modern.

 Reni pun berharap kerja sama itu dapat terus berlanjut dan direplikasi di sektor industri lainnya, sehingga semakin banyak IKM yang mendapatkan manfaat dari digitalisasi dan otomatisasi proses produksi. 

“Dengan dukungan berbagai pihak, kita bisa menjadikan IKM lebih mandiri, inovatif, dan berdaya saing di tingkat global,” ujarnya.

Selama ini, sektor industri otomotif memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian nasional. Dengan meningkatnya permintaan produk kendaraan bermotor di pasar, sektor ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. 

Dilansir dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada 2024, penjualan kendaraan roda empat atau lebih di dalam negeri mencapai 865.723 unit, sementara kendaraan roda dua mencapai 6.333.310 unit. Capaian ini turut menunjukkan pentingnya peran IKM komponen otomotif dalam mendukung rantai pasok industri otomotif nasional. (SG-1)