SokoTekno

Dua Inovasi Soal Kesehatan Astronot Bawa Tim Mahasiswa FK Unpad Raih Juara di Global Hackatom 2025 di Rusia

Selama proses kompetisi, tim Tahu Sumedang memperoleh dukungan penuh dari Unpad, mulai izin keberangkatan, fasilitasi visa, hingga pendampingan akademik.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
08 Oktober 2025
<p>Tim Tahu Sumedang yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad berhasil meraih posisi runner up dan special prize pada kompetisi skala internasional Global Hackatom 2025 di Moskow, Rusia,  Minggu 28 September 2025. (Dok. Kanal Media Unpad/ Dadan Triawan)</p>

Tim Tahu Sumedang yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad berhasil meraih posisi runner up dan special prize pada kompetisi skala internasional Global Hackatom 2025 di Moskow, Rusia,  Minggu 28 September 2025. (Dok. Kanal Media Unpad/ Dadan Triawan)

SOKOGURU, JATINANGOR-  Mahasiswa  Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) yang tergabung dalam tim Tahu Sumedang berhasil meraih runner up (juara dua) dan Special Prize pada ajang internasional Global Hackatom 2025 di Moskow, Rusia.

Tim yang beranggotakan lima orang tersebut menghadirkan dua inovasi utama yang berfokus pada kesehatan astronot di luar angkasa.

Global Hackatom merupakan kompetisi inovasi internasional yang berfokus pada pemanfaatan teknologi nuklir, baik di bidang energi maupun non-energi. 

Baca juga: Inilah PetraScan Karya Cipta Mahasiswa Unpad! Biosensor Pendeteksi Dini Penyakit Mastitis Sapi

Adapun tim Tahu Sumedang terdiri atas Marsha Aziza Wardhana, Fathi Ghifari Muhammad, Richard Christophorus, Frederick Suhamdy, dan Krisi Nohan.

Mereka berhasil mengembangkan ide riset yang solid dan aplikatif hingga mampu bersaing di tingkat internasional. 

“Karena sebagian juri berasal dari non-kesehatan, kami berupaya menyampaikan ide kedokteran dengan cara yang sederhana namun tetap ilmiah,” ujar Richard, seperti dikutip Kanal Media Unpad, Rabu, 8 Oktober 2025.

Baca juga: Tim Mahasiswa Unpad Kembangkan ‘TumbuhKeun!’ Inovasi Pot Tray Ramah Lingkungan Kaya Nutrisi

Adapun kompetisi berlangsung pada September 2025 yang diikuti 10 negara, yakni yakni Brasil, Bolivia, Hungaria, Namibia, Rwanda, Kazakhstan, Uzbekistan, Myanmar, Indonesia, dan Rusia.

Tahun ini, lanjutnya,  ajang tersebut menantang peserta untuk menghadirkan solusi inovatif berbasis sains nuklir bagi kehidupan manusia, termasuk dalam aspek kedokteran, keselamatan kerja, dan eksplorasi luar angkasa. 

“Inovasi pertama berupa metode diagnostik berbasis radioisotop tembaga (copper) untuk mengukur baseline ritme sirkadian pada astronot,” imbuh Richard. 

Baca juga: Ciptakan Inovasi dari Kulit Singkong, Jeruk dan Sekam Padi, Dua Mahasiswa Unpad Raih Penghargaan di AIGIS

Sementara inovasi kedua, sambungnya, adalah radioaktif neuroskogenin, sebuah obat yang dirancang untuk menyeimbangkan kembali sistem ritme sirkadian tubuh astronot selama berada di luar angkasa, di mana mereka tidak mengalami siklus siang dan malam secara alami. 

Lebih lanjut, untuk mempermudah pemahaman konsep ilmiah yang kompleks, tim mempresentasikan inovasi tersebut melalui simulasi gim Minecraft. 

Pendekatan interaktif tersebut berhasil menarik perhatian juri karena mampu menjelaskan ide ilmiah dengan cara yang sederhana namun tetap akurat. 

Sementara itu, Ketua Tim Tahu Sumedang, Marsha, mengatakan,  selama proses kompetisi, tim memperoleh dukungan penuh dari Unpad, mulai dari izin keberangkatan, fasilitasi visa, hingga pendampingan akademik. Dengan waktu persiapan yang sangat terbatas, yaitu hanya 18 jam untuk menyusun konsep, membuat presentasi, dan menyiapkan simulasi, tim menghadapi tekanan luar biasa. 

Meski demikian, mereka berhasil menyeimbangkan tanggung jawab akademik dengan kompetisi internasional, bahkan menyelesaikan tugas kuliah di tengah perjalanan pulang dari Rusia. 

“Tanpa dukungan Unpad dan para dosen, kami tidak akan bisa sampai di titik ini,” ujar Marsha. 

Bagi para anggota, kemenangan tersebut menjadi pengalaman berharga untuk memperluas wawasan dan jejaring global. Mereka belajar langsung dari peserta lintas negara, mulai dari mahasiswa pascasarjana hingga peneliti senior, yang memperkaya pemahaman mereka tentang potensi penerapan teknologi nuklir di bidang kedokteran. 

“Kami berharap kemenangan itu membuka jalan bagi mahasiswa Unpad, khususnya di FK, untuk lebih mengenal dan mengembangkan bidang kedokteran nuklir, yang sebenarnya sudah menjadi keunggulan Unpad di tingkat nasional,” pungkasnya.

Keberhasilan tim Tahu Sumedang tidak lepas dari bimbingan para dosen yakni Dr. Mohammad Ghozali, dr., MSc, dosen dari Departemen Ilmu Kedokteran Dasar Unpad.  

Kemudian ada dosen dari Departemen Ilmu Kedokteran Nuklir Unpad, Arifudin Achmad, dr., Ph.D. dan  Prof. Efrizon Umar serta Prof. Muhayatun  dari Badan Riset dan Inovasi Nasional ((BRIN).  (SG-1)