SOKOGURU, TERNATE- Untuk memperkuat standar profesionalisme pelaku wisata bahari Indonesia, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berkolaborasi dengan Divers Alert Network (DAN) kembali menggelar rangkaian kegiatan Diving Safety 1000 Initiatives.
Kegiatan yang berlangsung di Ternate, Maluku Utara, pada 7-8 Oktober 2025 itu melibatkan 55 peserta yang berasal dari sembilan operator selam (dive center) yang tersebar di Ternate, Tidore, dan Morotai.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto dalam keterangan Kemenpar, Kamis, 9 Oktober.
Baca juga: Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Pasar Amerika dan Eropa, Kemenpar Gelar Famtrip
Kegiatan tersebut, sambungnya, sebuah program penguatan kapasitas bagi pelaku usaha wisata bahari yang berfokus pada peningkatan keselamatan dan keamanan aktivitas wisata selam.
"Kementerian Pariwisata menegaskan keselamatan wisatawan adalah prioritas utama. Dengan penyelenggaraan program itu, Indonesia diharapkan semakin dikenal sebagai destinasi wisata selam kelas dunia yang tidak hanya indah, tetapi juga aman dan terpercaya,” kata Hariyanto dalam sambutannya di acara pembukaan pelatihan, Selasa, 7 Oktober.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Maluku Utara, khususnya Morotai sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) seperti yang tertuang dalam kerangka RPJPN 2025-2045, difokuskan sebagai destinasi pariwisata dunia berbasis bahari.
Baca juga: Kemenpar Gelar Forum untuk Serap Aspirasi Stakeholder Terkait Pengawasan Perizinan Usaha Pariwisata
Sebab itu, imbuh Hariyanto, pelatihan tersebut sangat penting untuk mendorong peningkatan keselamatan dan keamanan wisata selam yang tergolong dalam usaha pariwisata berisiko menengah tinggi.
Kegiatan ini juga sejalan dengan program prioritas Pariwisata Naik Kelas (Upscaled Tourism) Kementerian Pariwisata.
Program itu mencakup tiga aktivitas utama salah satunya adalah penguatan wisata bahari sebagai daya tarik unggulan Indonesia di kancah global.
Baca juga: Kemenpar Optimistis Target 14 Juta Kunjungan Wisman Sepanjang 2025 Tercapai
"Peningkatan keselamatan dan keamanan ini merupakan prasyarat agar destinasi bahari tidak hanya dikenal indah, tetapi juga aman bagi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara," tambahnya.
Edukasi menghadirkan instruktur profesional bersertifikasi internasional untuk memastikan standar keselamatan dan kualitas pelatihan yang tinggi. Materi edukasi disusun melalui kerja sama dengan Dive Agency National Association of Underwater Instructors (NAUI), dan mencakup tiga modul utama, yaitu Basic Life Support, CPR, serta Emergency Oxygen Provider.
Pelatihan juga menghadirkan Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis Kemenpar, Fadjar Hutomo, yang membagikan perspektif mitigasi sektor pariwisata bahari berbasis risiko.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Kemenpar bersama DAN juga menyerahkan 60 first-aid kits kepada peserta pelatihan serta delapan oxygen regulator kepada dive center setempat. Peralatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapan penanganan darurat di lapangan.
"Melalui upaya bersama ini, kita berkomitmen mewujudkan zero-accident dalam aktivitas menyelam dan menjaga kelestarian ekosistem laut yang merupakan sumber daya utama wisata selam Indonesia," ujar Hariyanto.
Diving Safety 1000 Initiatives pertama kali diluncurkan pada Oktober 2023 dan telah menjangkau 890 peserta dari total target 1.000 penerima manfaat yang berasal dari berbagai destinasi selam unggulan. Antara lain Labuan Bajo, Bali, Manado, Maratua, Kepulauan Seribu, Gili Matra, Raja Ampat, dan Morotai (Maluku Utara).
"Kami sampaikan apresiasi kepada DAN yang telah secara konsisten berkolaborasi dengan Kemenpar untuk menggelar rangkaian kegiatan edukasi dalam meningkatkan aspek keselamatan wisata selam di seluruh destinasi selam di Indonesia," katanya.
Menjadi gerakan penting
Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang dalam kesempatan itu diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara, Kadri La Etje, mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan yang menjadi gerakan penting untuk menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kelestarian laut.
Apalagi laut sudah layaknya jantung kehidupan masyarakat Maluku Utara. Lebih dari 70% wilayah Maluku Utara adalah perairan yang di dalamnya tersimpan keindahan karang, kekayaan biota laut, serta potensi wisata bahari yang luar biasa.
Namun semua keindahan itu hanya akan bertahan jika dijaga dengan pengetahuan dan disiplin keselamatan.
"Inisiatif seperti Diving Safety 1000 Initiatives ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga gerakan moral untuk menumbuhkan kesadaran bahwa menyelam bukan hanya menikmati keindahan bawah laut, tetapi juga menjaga kehidupan di dalamnya,” kata Kadri.
“Kita ingin memastikan bahwa kegiatan wisata bahari di Maluku Utara tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga berkelanjutan, aman, dan memberi manfaat bagi masyarakat pesisir," tambahnya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Produk Pariwisata Kemenpar, Itok Parikesit; Country Manager DAN Indonesia, Bayu Wardoyo; Kepala Dinas Pariwisata Maluku Utara, Tahmid Wahab; serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara, Fachruddin Tukuboya. (SG-1)