Dampingi Warga Pulau Kelapa, PHE OSES Beri Pelatihan Ubah Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai

Sebanyak 25 anggota Kelompok Usaha Bersama Mancing Bahagia mengikuti pelatihan meningkatkan kualitas produksi, penyusunan SOP, serta strategi pemasaran.

Author Oleh: Rosmery C Sihombing
31 Desember 2025
<p>Pengolahan limbah kayu menjadi produk kreatif menjadi fokus pendampingan PHE OSES untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat Pulau Kelapa. (Dok. PHE OSES)</p>

Pengolahan limbah kayu menjadi produk kreatif menjadi fokus pendampingan PHE OSES untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat Pulau Kelapa. (Dok. PHE OSES)

SOKOGURU, JAKARTA- Sebagai upaya warga pesisir membangun kemandirian ekonomi, PT Pertamina Hulu Energi OSES (PHE OSES) menggelar Pelatihan Diversifikasi Produk Limbah Kayu, Manajemen Usaha, dan Pemasaran terhadap anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mancing Bahagia, Pulau Kelapa Dua di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Di workshop itu KUB bisa memanfaatkan limbah kayu mendapatkan makna baru. Sisa produksi yang sebelumnya terabaikan diolah menjadi lure pancing cumi, miniatur kapal, dan beragam produk kriya kayu bernilai guna.

Demikian disampaikan Head of Communication Relations & CID PHE OSES, Indra Darmawan, seperti dirilis Kementerian BUMN, Rabu, 31 Desember 2025.

Baca juga: Lewat Pemberdayaan Digital Teacherpreneur, Pertamina Hulu Rokan Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Guru

“Kami melihat potensi besar dari kreativitas teman-teman KUB Mancing Bahagia. Melalui pelatihan ini, PHE OSES ingin mendorong agar potensi tersebut tidak berhenti pada produk yang unik saja, tetapi juga memiliki tata kelola usaha dan pemasaran yang baik, sehingga dapat menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Indra mengatakan pelatihan yang diikuti 25 anggota KUB itu diselenggarakan pada awal Desember lalu dengan tujuan meningkatkan kualitas produksi, penyusunan SOP, serta strategi pemasaran agar produk lokal mampu bersaing dan berkembang secara berkelanjutan.

“Pelatihan itu tidak hanya berbicara tentang kreativitas, tetapi juga tentang bagaimana sebuah produk lokal dapat bertahan dan berkembang di pasar.

Baca juga: UMKM Binaan PHE ONWJ dan PertaLife Insurance Ikuti Sosialisasi Keuangan di Subang

Selama ini, karya-karya KUB Mancing Bahagia dikenal unik dan sarat nilai lokal,” imbuhnya. 

Namun, sambung Indra, keterbatasan pada aspek standar produksi, khususnya penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pembuatan miniatur kapal, serta pemasaran, membuat potensi ekonomi tersebut belum sepenuhnya tergarap.

Untuk menjawab tantangan itu, PHE OSES menghadirkan narasumber dari Somah Wooden Craft Yogyakarta. Pelatihan dipandu oleh Leonie dari tim manajemen dan Effendi dari tim produksi, yang berbagi pengalaman mengenai pengelolaan usaha kerajinan kayu berbasis limbah.

Materi disampaikan secara bertahap. Sesi awal membahas manajemen usaha dan inovasi produk limbah kayu, dilanjutkan dengan pendampingan khusus dan diskusi kelompok terarah bersama pengrajin miniatur kapal untuk menyusun SOP produksi.

Baca juga: Mobil Tangki Biosolar Pertamina Tembus Takengon Lewat Jalur Alternatif, untuk Dukung Pemulihan Pasca Bencana
Peserta kemudian dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni tim produksi dan tim pemasaran.

Di kelompok produksi, setiap peserta ditantang menciptakan satu bentuk merchandise berbahan limbah kayu yang kemudian dinilai bersama.

Sementara itu, kelompok pemasaran mendalami pemetaan target pasar, keunggulan produk, serta strategi pemasaran, termasuk peluang pemasaran daring, agar produk KUB Mancing Bahagia dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Indra menambahkan pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan perusahaan dalam mendorong kemandirian masyarakat pesisir.

“Kami melihat potensi besar dari kreativitas teman-teman KUB Mancing Bahagia. Melalui pelatihan ini, PHE OSES ingin mendorong agar potensi tersebut tidak berhenti pada produk yang unik saja, tetapi juga memiliki tata kelola usaha dan pemasaran yang baik, sehingga dapat menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Leonie dari Somah Wooden Craft menilai produk yang dihasilkan peserta memiliki dasar yang kuat.

“Produk dari teman-teman KUB sebenarnya sudah bagus dan memiliki karakter. Tantangannya lebih pada keterampilan finishing agar kualitasnya semakin rapi dan konsisten. Harapannya, setelah pelatihan ini, keterampilan tersebut bisa terus dikembangkan. Terima kasih kepada PHE OSES yang telah memfasilitasi kegiatan ini,” katanya.

Melalui pelatihan itu, PHE OSES berharap para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mampu menerapkannya secara langsung dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Pemanfaatan limbah kayu diharapkan tak hanya menjadi solusi ramah lingkungan, tetapi juga membuka jalan baru bagi masyarakat pesisir Pulau Kelapa Dua untuk memperkuat ekonomi keluarga secara mandiri dan berkelanjutan. (SG-1)