SokoBerita

Ustad Moch Fadlani Salam: Pentingnya Menjaga Keikhlasan dalam Beribadah di Bulan Ramadhan

Salah satu tujuan utama dari pendidikan Ramadhan adalah membentuk muslim menjadi pribadi yang mukhlisin yakni individu yang ikhlas dalam mencari ridha Allah.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
18 Maret 2025

Salah satu tujuan utama dari pendidikan Ramadhan adalah membentuk setiap muslim menjadi pribadi yang mukhlisin yakni individu yang sepenuhnya ikhlas dalam mencari ridha Allah. (Ist/Freepik)

SOKOGURU: Bulan Ramadhan tidak hanya menjadi momen untuk menunaikan ibadah puasa, tetapi juga sebagai waktu yang penuh pelajaran untuk meningkatkan kualitas keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. 

Salah satu tujuan utama dari pendidikan Ramadhan adalah membentuk setiap muslim menjadi pribadi yang mukhlisin—yakni individu yang sepenuhnya ikhlas dalam mencari ridha Allah.

Keistimewaan ibadah puasa dijelaskan dalam Hadits Qudsi yang menyatakan bahwa puasa adalah satu-satunya amal yang hanya Allah SWT yang mengetahui dan memberikan balasannya. 

Baca juga: Ustad Moch.Fadlani Salam: Cara Mendapatkan Syafaat dari Al Quran? Inilah Penjelasannya

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali shaum, sesungguhnya shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberi balasannya” (HR. Bukhari No. 1771).

Ibadah puasa mengajarkan kita untuk lebih ikhlas, karena ibadah ini tidak dapat dilihat atau dinilai oleh orang lain. 

Berbeda dengan ibadah lain seperti shalat atau zakat, yang seringkali bisa diketahui orang lain, puasa hanya diketahui oleh hamba dan Allah saja. 

Ustad Moch Fadlani Salam. (Dok.Pri)

Keikhlasan menjadi dasar utama dalam setiap amal ibadah, karena hanya amal yang dilakukan dengan niat tulus semata-mata untuk Allah yang akan diterima-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).

Baca juga: Ustad Moch. Fadlani Salam: Ramadhan Sebagai Latihan Sempurna dalam Manajemen Konflik Rumah Tangga

Namun, salah satu ancaman terbesar terhadap keikhlasan adalah riya’, yakni beribadah dengan tujuan untuk dilihat atau dipuji oleh orang lain. Rasulullah SAW sangat khawatir jika umatnya terjerumus dalam riya’. Beliau bahkan bersabda, 

Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat pun bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” 

Beliau menjawab, “Riya’, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihatkan amal-amalmu di dunia, lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan di sisi mereka?” (HR. Ahmad No. 22523).

Keikhalsan dalam beribadah menjadi hal yang sangat penting, dan Rasulullah SAW senantiasa memberikan petunjuk dan peringatan kepada umatnya mengenai bahaya riya’ ini. 

Sebagai umatnya, kita harus berusaha untuk menghindari perilaku riya' dan menjaga niat agar tetap lurus hanya untuk Allah.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari riya’ antara lain: pertama, selalu meluruskan niat sebelum, saat, dan setelah beribadah. 

Kedua, menyadari bahwa Ridha Allah jauh lebih berharga dari pujian manusia, apalagi jika pujian itu dapat menumbuhkan sifat takabbur dalam diri. 

Baca juga: Ustad Moch.Fadlani Salam: Makna Shalat, Sebuah Jalan Menuju Ketenangan Hati

Ketiga, berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keikhlasan dan dijauhkan dari riya’, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dalam doa beliau: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad No. 18781).

Semoga kita semua dapat menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah, khususnya di bulan yang penuh berkah ini, sehingga setiap amal kita diterima oleh Allah SWT. (Ustad Moch.Fadlani Salam/SG-2)