SOKOGURU-KUPANG- Metrologi legal memiliki peran penting dalam memastikan keadilan transaksi perdagangan, keakuratan pengukuran, serta perlindungan konsumen.
Untuk itu Indonesia berkomitmen membangun sistem metrologi legal yang modern, transparan, dan akuntabel.
Pendapat itu disampaikan Direktur Metrologi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Sri Astuti saat membuka secara resmi Program Magang sumber daya manusia (SDM) Metrologi Legal Timor Leste di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 25 September 2025.
Baca juga: Indonesia–Timor Leste Sepakat Perluas Ekspor: Dari Kopi Nusantara hingga Marmer Premium
Adapun program magang dijadwalkan berlangsung pada 25 September hingga 4 Oktober 2025.
“Pengalaman itu ingin dibagikan kepada saudara-saudara dari Timor Leste agar praktik terbaik di bidang pengelolaan standar satuan ukur, pengawasan alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP), serta Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) dapat terus berkembang di kawasan,” katanya, dalam keterangan resmi Kemendag, Sabtu, 27 September 2025.
Menurut Sri, penguatan sistem metrologi legal di Timor Leste melalui program magang bukan hanya berimplikasi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), tetapi juga memberikan dampak positif bagi iklim usaha dan pembangunan ekonomi nasional kedua negara.
Baca juga: Indonesia-Timor Leste Bahas Peluang Peningkatan Perdagangan, Ekspor ke Timor Leste Naik 11%
Program magang tersebut, sambungnya, merupakan bagian dari kerja sama strategis antara Indonesia dan Timor Leste dalam memperkuat sistem perlindungan konsumen sekaligus membangun kapasitas sumber daya manusia di bidang metrologi legal.
Kerja sama Indonesia-Timor Leste di bidang metrologi legal telah terjalin sejak 2017. Direktorat Metrologi aktif memberikan pendampingan berupa pelatihan teknis, berbagi pengalaman, hingga penyusunan regulasi teknis bagi Timor Leste.
Melalui langkah berkesinambungan ini, diharapkan Timor Leste dapat lebih siap dan mandiri dalam menyelenggarakan sistem metrologi legalnya.
Baca juga: Indonesia dan Timor Leste Jalin Kerja Sama Kembangkan Kapasitas Koperasi dan UMKM
Sri menekankan, Kota Kupang dipilih sebagai lokasi program magang karena memiliki karakteristik wilayah yang mirip dengan Timor Leste. Dengan demikian, peserta magang dapat merasakan pengalaman langsung terkait implementasi metrologi legal di daerah yang memiliki tantangan yang sama.
“Melalui program itu, kami berharap para peserta tidak hanya membawa pulang ilmu, tetapi juga semangat kolaborasi yang akan menjadi fondasi kerja sama jangka panjang dalam bidang metrologi legal.
Pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan memberi manfaat nyata bagi perlindungan konsumen, pembangunan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kedua negara,” tambah Sri.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Kupang, Christian Widodo, menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan kesiapan Pemerintah Kota Kupang mendukung program Kementerian Perdagangan.
Christian menekankan pentingnya sinergi pusat dan daerah dalam mendorong penguatan layanan metrologi sekaligus membuka peluang kerja sama ekonomi lainnya.
Membangun jejaring kerja sama
Kegiatan itu diikuti 10 orang peserta SDM Metrologi Legal Timor Leste yang meliputi enam staf teknis dari Badan Standar Nasional Timor Leste (Instituto Para A Qualidade De Timor Leste/IQTL) dan empat staf pengawas dari Badan Inspeksi dan Pengawasan Kegiatan Ekonomi, Sanitasi, dan Pangan di Timor-Leste (Autoridade de Inspeção e Fiscalização da Atividade Económica Sanitária e Alimentar/AIFAESA). Topik magang disesuaikan dengan lingkup pelayanan di Timor Leste, yaitu tentang peneraan tangki ukur BBM, pompa ukur BBM, timbangan non-otomatis (non-automatic weighing instrument/NAWI), sistem metrologi legal, penyiapan regulasi teknis dan prosedur operasi standar (standard operating procedur/SOP) pelayanan metrologi legal.
Program magang itu tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga menjadi wahana membangun jejaring kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Timor Leste.
Kepala Seksi Massa dan Timbangan IQTL, Idalia Purificação de Jesus dos Santos, mengungkapkan, semangatnya mengikuti program magang yang telah berjalan dua hari.
Baginya, materi yang diberikan sangat jelas dan langsung dikaitkan dengan praktik di lapangan sehingga mudah dipahami.
“Saya mengapresiasi pendampingan yang sabar dan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam dua hari ini saja, saya memperoleh gambaran lebih nyata tentang bagaimana pelayanan metrologi legal dijalankan. Harapan saya, program ini akan semakin menambah pengetahuan dan ketrampilan yang bisa kami terapkan di Timor Leste seiring berjalannya waktu magang," jelas Idalia.
Lebih lanjut, program magang mendapat dukungan pendanaan dari Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian Aid.
Lembaga itu memfasilitasi penguatan hubungan teknis antarnegara tetangga di kawasan regional.
Program magang juga berkolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga Sales Retail NTT dan Terminal BBM Tenau. Melalui kerja sama itu, peserta ditunjukkan secara langsung bagaimana kebijakan metrologi legal diterapkan dalam sektor energi, khususnya terkait peneraan tangki ukur mobil, pompa ukur BBM, dan flow meter.
Langkah itu penting untuk memastikan akurasi takaran dalam distribusi energi serta memberikan perlindungan konsumen di bidang energi yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kemudian, pelibatan Pertamina juga ditujukan sebagai upaya promosi sektor energi di Timor Leste yang dapat didukung Indonesia melalui PT Pertamina Patra Niaga. (SG-1)