SOKOGURU, JAKARTA- Sebagai bagian dari rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12, Bank Indonesia bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, meluncurkan program Dukungan Ekosistem Holding Business Digital Pesantren terhadap Ketahanan Pangan, di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.
Program tersebut sebagai wujud nyata dukungan Pemerintah dan lintas sektor dalam memperkuat ketahanan pangan.
Dalam acara yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan itu, pesan yang mengemuka adalah pesantren memiliki ekosistem sosial ekonomi yang berpotensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Keuangan, Bank Indonesia Inisiasi Pengembangan Talenta Digital
“Melalui program ini, diharapkan pondok pesantren tumbuh, daerah tumbuh, ekonomi tumbuh," katanya seperti dikutip keterangan resmi Bank Indonesia (BI).
Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap program penguatan ketahanan pangan yang melibatkan peran pesantren.
Gagasan itu, sambungnya, sejalan dengan program Asta Cita pemerintah untuk memperkuat sektor pangan nasional dengan mengikutsertakan seluruh elemen bangsa, termasuk pesantren di seluruh nusantara.
Baca juga: Survei Bank Indonesia: Indeks Penjualan Riil Agustus 2025 tumbuh 2,7%
“Memberdayakan pesantren akan membuat lembaga itu tumbuh menjadi kreatif dan produktif sehingga berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi,” imbuh Zulhas.
Dengan lebih dari 41 ribu lembaga yang tersebar di seluruh Indonesia serta aset yang dimilikinya, didukung kolaborasi lintas sektor melalui penguatan ekosistem digital, pesantren diharapkan dapat memperkuat daya saing sektor pangan halal sekaligus mendorong pemerataan ekonomi.
Acara tersebut juga menegaskan komitmen bersama dalam memperkuat peran pesantren sebagai motor kemandirian ekonomi umat dan pilar ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Perhelatan Syariah Terbesar 'ISEF 2024' Berakhir, Catat Transaksi Hampir Rp2 Triliun
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menyampaikan pesantren bukan hanya pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga kekuatan ekonomi umat yang mampu menjadi garda depan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Melalui ekosistem digital, kita ingin secara berjamaah membangun pesantren agar tumbuh kokoh, berkah dan berkelanjutan," ujarnya.
Untuk memperkuat ekosistem ekonomi pesantren, lanjut Destry, BI menginisiasi pengembangan kelembagaan pesantren yaitu Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) dan Koperasi Digital Pesantren Nusantara.
Indonesia International Halal Chef Competition
BI juga mengembangkan virtual market Pesantara yang memfasilitasi transaksi antarpesantren, penawaran kerja sama, dan akses pembiayaan dari ekosistem Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dan lembaga keuangan syariah lainnya.
Inisiatif itu sejalan dengan mandat BI dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
Program tersebut diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi bisnis antar pesantren sekaligus memperluas jaringan kemitraan dengan lembaga keuangan syariah, pemerintah, dan pelaku usaha.
Melalui platform Pesantara, pesantren dapat memperkuat rantai pasok pangan dari hulu ke hilir, mengoptimalkan aset produktif, serta memperluas akses pembiayaan syariah.
Kontribusi pesantren dalam penguatan ketahanan pangan ini sejalan dengan komitmen BI dalam memperluas rantai nilai halal (halal value chain), khususnya di sektor makanan dan minuman halal.
Pesantren menjadi penyedia pasokan pangan yang sesuai dengan prinsip halal perlu didukung dengan upaya pengolahan lebih lanjut yang memenuhi standar kehalalan dan berdaya saing global.
Mendukung upaya tersebut, BI berkolaborasi dengan Islamic Chef and Culinary of Indonesia (ICCI), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan World Islamic Chef's Association (WICS), menggelar Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC) yang ke-3 di Jakarta, 8 Oktober 2025, sebagai rangkaian ISEF ke-12.
Kompetisi itu menjadi ajang untuk memperkuat peran Indonesia dalam ekosistem halal global melalui inovasi dan kolaborasi kuliner halal.
Gelaran itu juga mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjadi pusat rujukan kuliner halal dunia melalui kreativitas, sinergi, dan nilai kehalalan yang unggul.
IN2HCC tahun ini turut menghadirkan 250 peserta dari dalam dan luar negeri, terdiri dari chef profesional, pelaku UMKM kuliner halal, serta pelajar/lembaga pendidikan vokasi.
Turut berpartisipasi sebagai dewan juri, 20 pakar kuliner berskala internasional dari Indonesia dan sejumlah negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Arab Saudi.
BI akan terus memperkuat sinergi dengan pesantren, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk membangun kemandirian ekonomi umat dan mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Sejalan dengan semangat ISEF 2025, BI optimistis pesantren akan menjadi pilar penting dalam membangun ekonomi syariah yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan dari pesantren, untuk ketahanan bangsa. (SG-1)