SOKOGURU - Dunia dikejutkan oleh kabar penutupan sementara Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang menjadi lintasan sekitar 20% dari pasokan minyak global. Akibatnya, harga minyak dunia melonjak tajam hingga mencapai level tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
Langkah dramatis ini memicu kekhawatiran pasar global akan pasokan energi yang terganggu, serta mendorong lonjakan harga komoditas lainnya secara domino.
Apa yang Terjadi di Selat Hormuz?
Selat Hormuz, yang terletak antara Teluk Persia dan Teluk Oman, dikenal sebagai “urat nadi energi dunia”. Setiap hari, lebih dari 17 juta barel minyak mentah melewati jalur ini.
Namun, ketegangan geopolitik terbaru di kawasan Timur Tengah, khususnya antara Iran dan kekuatan militer asing telah menyebabkan penutupan sementara jalur pelayaran ini.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia Langsung Naik
Akibat penutupan Selat Hormuz, harga minyak mentah Brent melonjak hingga:
USD 102 per barel, naik lebih dari 6% dalam semalam
WTI (West Texas Intermediate) juga menyentuh USD 98/barel
Analis global menyebutkan bahwa jika penutupan berlangsung lebih dari 7 hari, harga bisa menembus level psikologis USD 110–115/barel, yang akan berdampak langsung pada harga BBM, gas, dan logistik global.
Dampaknya Bagi Indonesia
Kenaikan harga minyak dunia ini berpotensi memicu:
Penyesuaian harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar
Lonjakan harga logistik dan pangan
Kenaikan biaya produksi industri
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM saat ini masih memantau situasi global, dan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyesuaian harga energi dalam negeri.
Baca Juga:
Ancaman Krisis Energi?
Penutupan Selat Hormuz bukan hanya persoalan regional, tapi berpotensi menciptakan gelombang krisis energi global, apalagi jika disertai dengan eskalasi konflik.
Negara-negara pengimpor minyak kini tengah mempertimbangkan strategi diversifikasi pasokan untuk menghindari ketergantungan berlebih dari jalur ini.
Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Jika Anda investor di sektor energi atau komoditas, situasi ini dapat menjadi peluang:
Saham migas seperti ExxonMobil, Chevron, dan Pertamina (jika IPO) bisa menguat
Harga emas dan aset lindung nilai lain cenderung ikut naik
Saham transportasi dan manufaktur mungkin mengalami tekanan jangka pendek
Kesimpulan
Selat Hormuz ditutup sementara, memicu kepanikan pasar
Harga minyak dunia melonjak >6% dalam 24 jam
Indonesia berpotensi terdampak dalam bentuk kenaikan BBM & inflasi
Investor disarankan tetap waspada dan memantau perkembangan geopolitik global.(*)
Sumber: Antara News, Washington Post