SOKOGURU – Menjelang Iduladha, banyak umat Islam bertanya-tanya: kapan waktu yang tepat dan bagaimana tata cara pelaksanaan kurban sesuai syariat?
Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya menegaskan, ada perbedaan mendasar antara ibadah kurban dan ibadah lainnya, baik dari sisi waktu pelaksanaan maupun istilah yang digunakan dalam Al-Qur’an dan hadis.
Baca Juga:
“Proses penyembelihan kurban itu tidak disebut dengan ‘kurban’ dalam kitab-kitab suci, tapi dengan istilah ‘udhiyah’ atau ‘zabah’ yang berarti penyembelihan di waktu Dhuha,” jelas Ustaz Adi Hidayat, sebagaimana dikutip sokoguru.id dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin, 19 Mei 2025.
Waktu Pelaksanaan Kurban: Setelah Salat Iduladha di Waktu Dhuha
Menurut Ustaz Adi, waktu sah untuk menyembelih hewan kurban dimulai setelah salat Iduladha, tepatnya di waktu Dhuha.
Hal ini didasarkan pada hadits dan praktik Nabi Muhammad SAW yang menyegerakan salat Iduladha agar penyembelihan bisa segera dilakukan.
“Kenapa disebut udhiyah? Karena proses penyembelihannya berlangsung di waktu Dhuha. Salat Iduladha pun disegerakan supaya jam 06.30 atau jam 07.00 pagi sudah bisa mulai menyembelih,” terang beliau.
Perbedaan dengan Idul Fitri
Ustaz Adi juga menyoroti perbedaan antara Idul Fitri dan Iduladha. Pada Idul Fitri, umat Islam dianjurkan makan terlebih dahulu sebelum salat sebagai tanda berakhirnya puasa. Sebaliknya, pada Iduladha, makan dilakukan setelah hewan kurban disembelih.
“Kalau Idul Fitri, kita makan dulu sebelum salat. Tapi Iduladha, justru makan setelah menyembelih hewan kurban, mengikuti tuntunan Nabi,” kata Ustaz Adi.
Istilah “Zabah” dan “Nahar” dalam Kurban
Dalam syariat, ada dua istilah utama untuk penyembelihan hewan kurban:
- Zabah:
Penyembelihan hewan seperti kambing, sapi, atau kerbau yang dilakukan dengan cara menjatuhkan hewan terlebih dahulu, lalu disembelih dalam posisi terbaring.
- Nahar:
Penyembelihan khusus untuk unta, yang dilakukan dalam posisi berdiri dengan kaki depan kiri diikat, lalu disembelih dari bagian bawah leher.
“Kalau sapi, kambing, atau kerbau, istilahnya zabah-dijatuhkan dulu, baru disembelih. Kalau unta, disembelih dalam posisi berdiri, itu disebut nahar,” jelas Ustaz Adi.
Hikmah dan Makna Penyembelihan Kurban
Lebih dari sekadar ritual, ibadah kurban adalah momentum untuk membangun kedekatan (qurb) dengan Allah SWT.
Suksesnya kurban bukan diukur dari besarnya hewan yang disembelih, melainkan dari seberapa besar hikmah dan nilai spiritual yang diperoleh.
“Goal utama kurban adalah membangun kedekatan dengan Allah. Bukan soal besar atau berat hewan, tapi seberapa dekat kita dengan Allah setelahnya,” tegas beliau.
Pelaksanaan kurban yang benar menurut syariat adalah setelah salat Iduladha di waktu Dhuha, dengan tata cara penyembelihan yang sesuai jenis hewannya.
Memahami waktu dan tata cara ini penting agar ibadah kurban sah, penuh hikmah, dan membawa keberkahan.(*)