Pertanian

‘Smart Farming’ Penting bagi ID FOOD untuk Tingkatkan Produktivitas Pangan Nasional

ID FOOD penting menerapkan smart farming, karena  holding BUMN yang dibentu pemerintah ini memiliki tugas besar menjaga ketahanan pangan nasional serta meningkatkan inklusivitas petani, peternak, nelayan, dan UMKM.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Agustus 2024
ID FOOD menerapkan smart farming untuk mengatasi tantangan produktivitas pertanian dan kualitas pangan nasional. (Dok. ID Food)

SELURUH pelaku industri yang tergabung dalam ekosistem pangan nasional harus memiliki komitmen dan peta jalan (roadmap) dalam penerapan smart farming. Dengan demikian, transformasi sektor pertanian nasional dapat berjalan secara terukur dan berkelanjutan.

 

Pasalnya, sektor pangan nasional saat ini menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal produktivitas pertanian dan kualitas produk pangan yang masih perlu ditingkatkan. Penerapan konsep smart farming  di setiap tahap rantai pasok dinilai sebagai solusi efektif untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. 

 

Pendapat tersebut disampaikan Direktur Supply Chain Management (SCM) dan Teknologi Informasi (TI) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID FOOD, Bernadetta Raras, i dalam konferensi Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) 2024 yang digelar di Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Baca juga: ID Food Bantu Salurkan Telur dan Daging Ayam ke 1.446.089 Keluarga Rawan Stunting

 

Terkait urgensi smart farming tersebut, lanjut Raras, Holding BUMN Pangan ID FOOD saat ini telah menjalankan roadmap penerapan smart farming di sejumlah lini bisnisnya.

 

“ID FOOD penting menerapkan smart farming. Sebabnya, sebagai Holding BUMN Pangan yang dibentuk pemerintah, ID FOOD memiliki tugas besar menjaga ketahanan pangan nasional serta meningkatkan inklusivitas petani, peternak, nelayan, dan UMKM,” imbuhnya.

 

Di industri gula yang menjadi lini bisnis terbesar perusahaan, misalnya, Raras memberi contoh, ID FOOD mengadopsi teknik pertanian cerdas yang melibatkan penginderaan jarak jauh, sensor, dan internet of things (IoT).

 

Baca juga: ID FOOD - NFA Berkolaborasi Kembangkan Pangan Lokal

 

“Dengan penerapan smart farming tersebut, ID FOOD mampu mengolah tebu dari 50.000 hektare (ha)  lahan setiap tahun sambil memaksimalkan produksi,” terang Raras.

 

Langkah itu, menurutnya, telah memberikan perbaikan signifikan dalam proses bisnis perusahaan.

 

Sementara dari sisi manajemen misalnya, konektivitas sistem yang dihasilkan mendukung proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, serta membantu berjalannya sistem peringatan dini yang dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian atau kehilangan produksi.

 

Baca juga: ID FOOD Terus Tingkatkan Akses Perempuan Petani dan UMKM di Sektor Pangan

 

Sedangkan dari sisi produksi, kata Raras lagi, penerapan smart farming penting untuk menjaga akurasi pelaksanaan budi daya tebu dari mulai tanam hingga panen/tebang, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tebu dan gula ID FOOD.

 

“Dampaknya, penjualan gula ID FOOD pada 2023 mengalami peningkatan 5%, atau tumbuh dari 401 ribu ton di tahun 2022 menjadi 421 ribu ton di 2023.”

 

Sedangkan dari sisi keuangan, menurut Raras, penerapan smart farming di ID FOOD juga telah memberikan dampak positif dari mulai pengurangan biaya atau efisiensi dan peningkatan pendapatan.

 

Baca juga: 

 

Di lini bisnis gula sendiri, pada 2023 terjadi peningkatan pendapatan 14%. Pertumbuhan pendapatan terjadi dari Rp 4,9 triliun pada 2022 menjadi Rp5,6 triliun pada 2023.

 

Lebih lanjut Raras mengatakan, pertumbuhan tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari penerapan digitalisasi teknologi yang dijalankan perusahaan secara bertahap, sesuai Roadmap Smart Farming yang telah disusun.

 

Smart farming memberikan dampak finansial yang besar dibandingkan metode tradisional, dengan biaya tahunan yang lebih rendah untuk tenaga kerja dan peralatan. Penghematan biaya itu bisa jadi diinvestasikan kembali ke dalam penelitian untuk meningkatkan hasil panen,” paparnya. (SG-1)