LAHAN tidur atau lahan yang tidak dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran masih banyak ditemukan di beberapa lokasi di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Namun sekelompok anak muda di Kota Bandung yang tergabung dalam kelompok Seni Tani tergerak hatinya dan memiliki gagasan untuk memanfaatkan lahan tidur di kawasan Arcamanik.
Dengan menerapkan konsep urban farming, kelompok anak muda yang menamakan diri “Seni Tani” sukses menanam beberapa jenis sayuran di lahan tidur yang berada di bawah SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) Arcamanik.
Baca juga: Berkah Pandemi, Akhirnya Warga Palasari, Kota Bandung, Miliki Kebun Sendiri
Salah satu dari anggota Seni Tani, Mentari mengatakan komunitasnya yang dibangun bersama rekan-rekanya pada tahun 2020.
Dalam menerapkan konsep urban farming, Seni Tani memegang prinsip untuk memperjuangan tiga aspek yakni lingkungan, sosial, dan ekonomi.
“Tujuannya kita ingin punya kebun pangan yang bisa hasilkan pangan sehat buat masyarakat Kota Bandung,” jelas Mentari.
“Di lahan tersebut kami menerapkan urban farming dengan memanfaatkan potensi sumber daya sekitar menjadi kebun pangan melalui pertanian organik yang berkelanjutan,” tutur Mentari.
Melalui kerja keras dan konsistensi, upaya komunitas anak muda Seni Tani membuah hasil.
Baca juga: Saatnya, Generasi Milenial dan Z Terlibat Aktif Atasi Persoalan Sampah
Bahkan kini Seni Tani telah memiliki 147 pelanggan yang siap menampung sayuran yang ditanamnya.
Tak hanya menerapkan urban farming, komunitas Seni Tani juga memanfaatkan potensi sumber daya sekitar menjadi kebun pangan melalui pertanian organik yang berkelanjutan.
“Sedangkan dari segi sosial, Seni Tani melibatkan pemuda dan komunitas untuk mendapatkan "nature healing" melalui kebun komunal yaitu memberikan pelatihan urban farming serta menyediakan akses pangan lokal dan sehat,” papar Mentari sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung, Kamis (14/3).
“Pada aspek ekonomi, para petani muda kota di Seni Tani mendapatkan kepastian pendapatan dari hasil penjualan hasil tani dengan pendekatan sistem CSA (Community Supported Agriculture),” imbuhnya.
Baca juga: Peringati Hari Kesatuan Gerak PKK, Tim PKK Kota Bandung Tanam 15 Ribu Bibit Cabai
Sayuran hasil panen dari kebun Seni Tani, kata Mentari, didistribusikan dengan sistem Community Supported Agriculture (CSA) atau Tani Sauyunan.
“Tani Sauyunan merupakan sebuah sistem yang bertujuan mendekatkan antara petani dan masyarakat. Di dalamnya terdapat kata “sauyunan” yang memiliki makna kebersamaan,” jelasnya.
Data menunjukan terdapat 74 komoditi pangan yang pernah ditanam komunitas Seni Tani.
“Dari sekian banyak sayangnya yang bagus ditanam di wilayah ini adalah sayuran hijau seperti bayam, pakcoy, caisim dan lain-lain,” ucap Mentari.
“Bagi masyarakat Kota Bandung yang mau langganan sayur bisa daftar ke Seni Tani. Tetapi wajib langganan minimal satu bulan dengan dibayar di muka,” tambah Menteri.
“Kami akan mendapatkan kepastian pendapatan karena modal uang muka menjadi modal uang bertani. Kemudian nanti kami bisa menentukan harga. Kami punya paket yang bisa dipilih masyarakat,” jelasnya.
Sampai saat ini, dituturkan Menteri, total pelanggan dari Tani Sauyunan adalah 142 orang dan yang konsisten 17-20 orang setiap bulan.
Mentari juga memaparkan terdapat emap paket sayuran yang bisa diperoleh pelanggan.
Empat paket terdiri dari paket kulawargi Rp 250 ribu, paket nyalira Rp175 ribu, paket usuman Rp 130 ribu, dan paket reuwas Rp 200 ribu,
“Kami ingin masyarakat peduli dari mana sih isi piring makanannya. Kita ingin banget masyarakat sadar,” harap Mentari. (SG-2)