SEIRING dengan aktivitas masyarakat, maka jumlah atau volume sampah dari waktu ke waktu terus bertambah. Tanpa pengelolaan dan pengolahan sampah yang baik dan tepat, sampah akan menjadi sumber masalah.
Sampah yang tidak dikelola dengan tepat akan menjadi sumber masalah yang memicu pencemaran lingkungan dan juga menjadi sumber penyakit.
Berbicara masalah sampah, bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan pemerintah daerah (Pemda) melalui dinas kebersihan dan lingkungan hidup tetapi juga keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat.
Tanggung jawab dan kepedulian dalam penanganan dan pengelolaan sampah juga harus melibatkan kalangan milenial dan generasi Z. Terlebih lagi, kaum muda adalah cikal bakal dari pemimpin masa depan.
Persoalan tanggung jawab dan keterlibatan kaum muda harus ditanamkan sejak dini. Bahkan kepedulian terhadap masalah sampah melalui hidup bersih dan sehat terbebas dari sampah harus diajarkan dari keluarga dan anak mulai masuk playgroup atau Taman Kanak-kanak.
Dalam penanganan masalah, kita mengapresiasi generasi muda khusus mahasiswa di universitas dan perguruan tinggi yang turut aktif terlibat dan peduli dalam pengelolaan sampah.
Dari Kota Kembang Bandung, Jawa Barat, sejumlah mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa “Clear and Green” secara aktif dan turun langsung dalam penanganan dan pengelolaan sampah.
Kelompok mahasiswa Clear and Green telah bergerak aktif sejak tahun 2017. Para mahasiswa mencoba untuk mengelola sampah yang ada di sekitar kampus yang menjadi tempat kuliah mereka.
Kendati mereka bergerak dari lingkungan terdekatnya, tapi secara umum para mahasiswa dari Unisba ini telah turut berkontribusi menyelesaikan masalah sampah umum di Kota Bandung.
Kelompok Clear and Clean yang beranggotakan 23 mahasiswa ini memilah sampah yang ada di kampus. Para mahasiswa memisahkan sampah organik dan anorganik. Hasilnya tak main-main.
Dari sampah yang diolah dijadikan kompos. kelompok mahasiswa Clear and Green menjual kompos dengan ukuran 1 kilogram seharga Rp 5.000 dan 500 gram seharga Rp3.000. Target pasarannya yaitu dosen-dosen di Unisba .
Sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung, Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Clear and Green, Agus Wibowo mengatakan mereka menjual pupuk kompos ini tidak menggunakan plastik pada umumnya, tapi menggunakan bio plastik, plastik yang dibuat dari sari umbi-umbian.
Pemilihan atau penggunaan bioplastik sebagai bagian penggunaan produk yang ramah lingkungan. Pasalnya bioplastik dapat diurai dalam tanah dalam waktu 6-35 bulan.
Yang patut diapresiasi dari kelompok mahasiswa Unisba ini, siap menjual pupuk kompos organiknya melalui online shop atau e-commerce.
Kompos produksi UKM dari kampus Unisba tak hanya siap dijual ke masyarakat umum tetapi digunakan untuk tanaman sayuran di kebun yang berada di area kampus yang juga dikelola para mahasiswa.
Pengelolaan sampah sebenarnya tak sekadar mengatasi masalah sampah tetapi bisa membuka lapangan pekerjaan yang dikenal dengan circular economy.
Apa yang telah dilakukan mahasiswa dari Unisba yang menamakan diri ‘Clear and Green’ bisa menjadi inspirasi, contoh, dan memotivasi generasi muda lain untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah. (SG-2)