Pertanian

Petani Candirejo Alami Peningkatan Panen setelah Gunakan Pupuk Kandang Fermentasi

Dengan menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang fermentasi, para petani Candirejo mengalami peningkatan hasil panen. Dulu yang hasil panennya lima ton menjadi tujuh ton. Yang tadinya tujuh ton sekarang mencapai sembilan ton.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Juli 2024
Bupati Semarang Ngesti Nugraha, saat melakukan panen raya padi organik di lahan milik Gapoktan Mandiri Desa Candirejo, Tuntang, Rabu (3/7). (Dok. Pemprov Jateng)

PETANI yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mandiri Desa Candirejo, Tuntang, Jawa Tengah sedang menikmati panen raya berkat menggunakan pupuk organik. Selain menghasilkan padi organik yang lebih sehat, para petani juga menikmati peningkatan hasil panen. 

 

Hal itu disampaikan Bupati Semarang Ngesti Nugraha, saat melakukan panen raya padi organik di lahan milik Gapoktan Mandiri Desa Candirejo, Tuntang, Rabu (3/7) siang. 

 

Biasanya, ujar Ngesti, satu hektare  (ha) lahan hanya mampu menghasilkan sekitar tujuh ton padi dengan menggunakan 525 kilogram (kg) pupuk kimia. 

 

Baca juga: Jateng Mulai Panen Raya Padi dan Berharap Harga Beras Turun

 

“Sedangkan jika yang digunakan pupuk kandang, sekali panen bisa mencapai 9,6 ton. Keuntungannya pun mencapai Rp46 juta lebih per he-nya. Jika hasil ini bisa stabil, pendapatan petani akan membaik dan semakin sejahtera,” ujarnya, seperti dikutip situs resmi Pemprov Jateng.

 

Penggunaan pupuk organik, lanjut  Ngesti,  akan membuat tanah semakin subur dalam jangka panjang. Selain itu, membantu petani jika terjadi kelangkaan pupuk kimia.

 

Ia mengatakan, pihak Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan (Dispertanikap) Jateng akan terus melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik. 

 

Baca juga: Mentan Amran Tinjau Pertanaman Padi di Sulsel Pastikan Pupuk Subsidi Sampai ke Petani

 

Pelaksanaan pertanian organik itu akan berlangsung secara bertahap, dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Di Candirejo pun juga sama, ada lahan pertanian yang dipupuk semi organik menggunakan 250 kg pupuk kimia per hektare.

 

Dia berharap, peningkatan produksi panen itu dapat menjamin ketahanan pangan di Kabupaten Semarang. Bahkan, pada tahun lalu tercatat surplus beras hingga 60 ribu ton.

 

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mandiri, Ismail Saleh menjelaskan, lahan pertanian organik penuh yang dikelola kelompoknya seluas 10 ha. 

 

Sedangkan pada panen kali ini, mencapai 3 ribu meter persegi. Menurutnya, para petani memiliki kewajiban mengembalikan kesuburan tanah. Caranya, dengan menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang fermentasi menggantikan pupuk kimia.

 

Meskipun terbukti meningkatkan produksi panen, Ismail mengakui, masih banyak petani yang ragu menggunakan pupuk organik.

 

“Dulu yang hasil panen sekitar lima ton menjadi tujuh ton. Yang tadinya tujuh ton sekarang mencapai sembilan ton,” ungkapnya. (SG-1)