Pertanian

Perkuat Program Pertanian Indonesia, Wamentan Sudaryono Ajak Jepang Berinvestasi

Selama ini perwakilan Bank Indonesia (BI) di Tokyo menjadi agregator bagi produk-produk UMKM yang akan diekspor ke Jepang. BI di Tokyo juga  membantu para pelaku UMKM dalam mengakses marketplace, promosi perdagangan, hingga packaging.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
19 Oktober 2024
Wamentan Sudaryono saat melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Yoichi Watanabe di Tokyo, Selasa (15/10). (Dok. Kementan)
 

SALAH satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional adalah melalui program cetak sawah baru seluas 3 juta hektare (ha). Rencana tersebut akan dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada tanpa melakukan deforestasi.

“Proyek ini sudah dimulai, dan kami ingin menekankan bahwa pencetakan sawah tidak akan melibatkan deforestasi. Kami akan memanfaatkan lahan yang ada, termasuk lahan rawa, dengan sistem irigasi yang tepat,” ujar Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, seperti dirilis Kementan, Kamis (17/10).  

 

Pernyataan tersebut sehubungan dengan kunjungan kerjanya ke Jepang dan bertemu Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Yoichi Watanabe di Tokyo, Selasa (15/10).

 

Baca juga: Wamentan di Belanda Dorong Produk Pertanian RI Kuasai Pasar Dunia


Menurut Mas Dar, sapaan akrab Wamentan, Sudaryono, hubungan baik antara Indonesia dan Jepang harus diperkuat lebih lanjut, terutama dalam bidang pertanian. 

 

Dalam pertemuan itu, Wamentan pun mengajak Jepang untuk berinvestasi di Indonesia dan memperkuat kerja sama di sektor pertanian, termasuk perdagangan, pelatihan, dan teknologi pertanian.

Mas Dar juga menyoroti potensi Indonesia sebagai negara tropis dalam memproduksi berbagai komoditas pertanian. Ia berharap adanya transfer teknologi dari Jepang agar produk hortikultura Indonesia dapat memenuhi standar kualitas internasional.

 

Baca juga: Wamentan Sudaryono Undang Peternak dan Petani Prancis Berinvestasi di Indonesia


“Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang baik sudah lama. Dan tentu saja, kita ingin lebih diperluas lagi di sektor pertanian, apakah itu ekspor-impor, transfer teknologi, training, dan seterusnya. Saya kira, selama Anda sebagai Wakil Menteri Jepang positif menanggapi ini, saya pun dengan positif akan tanggapi ini,” kata Wamentan saat berbincang dengan Yoichi Watanabe di Tokyo.


Selain itu, Wamentan yang juga  lulusan National Defense Academy of Japan itu uga menyatakan fokus utama Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto ialah ketahanan pangan. 

 

Ia menekankan, bahwa pencapaian ketahanan pangan memerlukan pendekatan modern melalui mekanisasi, peningkatan sumber daya manusia, serta penerapan teknologi canggih.
 

Baca juga: Wamentan Pastikan Rumah Pompa Tambakromo di Pati Segera Beroperasi Kembali


Lebih lanjut, Sudaryono mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama dengan Jepang, khususnya dalam bidang pertanian.

 

Ia berharap banyak petani Indonesia dapat mengikuti pelatihan di Jepang, serta mengadopsi teknologi pertanian terbaru dari negara tersebut.

“Kami ingin Jepang berpartisipasi dalam proyek cetak sawah ini,” imbuhnya.


Makanan bergizi

Wamentan Sudaryono juga menyampaikan bahwa program makanan bergizi bagi anak-anak sekolah, yang akan dimulai pada 2025, akan menjangkau sekitar 83 juta siswa. 

 

“Presiden Prabowo Subianto berencana menyediakan makanan bergizi secara gratis, sementara untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging, Indonesia membuka peluang bagi sektor swasta untuk mengimpor sapi hidup,” jelasnya kepada  Watanabe.


Ia mengungkapkan sudah ada 46 perusahaan dari dalam dan luar negeri yang berkomitmen untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi.

“Pemerintah akan memberikan dukungan dalam hal perizinan dan menyiapkan lahan seluas 1 juta ha untuk memelihara sapi. Kami juga berharap ada keterlibatan dari Jepang dalam program ini,” tambahnya.

Selama melakukan kunjungan kerja di Jepang, Wamentan terlebih dulu menghadiri diskusi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Tokyo yang bertajuk Prioritas Pembangunan Pertanian di Pemerintahan Prabowo-Gibran. 


Bertemu BI Tokyo

Sementara itu, sehari sebelum bertemu Watanabe, Mas Dar menghadiri dialog terkait kebijakan dan inisiatif untuk sektor pertanian, serta kerja sama internasional dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Tokyo.
 

Wamentan Sudaryono bertemu perwakilan Bank Indonesia di Tokyo, Jepang, Senin (14/10). (Dok. Kementan)

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan, komitmen pemerintah Indonesia untuk memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang modern. Tak hanya itu, Wamentan juga mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian nasional di pasar Jepang.


Sudaryono menekankan pentingnya peran BI dalam mendukung ekspor komoditas pertanian nasional, khususnya ke negara-negara seperti China, Jepang, Korea, dan Taiwan. 

 

Menurutnya,  peran BI tidak hanya sebagai pengendali inflasi, tetapi juga dapat berperan sebagai agregator ekspor.
 

Kepala Perwakilan BI di Tokyo, Imaduddin Sahabat, mengatakan, selama ini pihaknya menjadi agregator bagi produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang akan diekspor ke Jepang.

Ia menjelaskan, BI di Tokyo selama ini juga  membantu para pelaku UMKM dalam mengakses marketplace, promosi perdagangan, hingga packaging.

"Sedangkan kalau kita masuk dari Indonesia, memang diperlukan agregator. Jadi ga bisa masuk Jepang tuh sendiri, jadi kita mesti punya agregator," ungkapnya. (SG-1)